Oleh : ANUGERAH OETSMAN
***
Ulat-ulat bulu bersekutu Merayap hendak menggerogot pucuk hijau Bermulut manis tapi beracun, tebal muka tanpa malu Curi kesempatan, dalam senyap diam sebarkan gatal bulu Seperti pepatah sembunyikan tangan setelah melempar batu
Di dahan pohon kenikmatan Di pucuk hijaunya daun kekuasaan Di rimbunnya gengsi dan segala kemewahan Di sanalah bertengger ulat-ulat yang kehausan Haus air, haus bensin, haus uang, haus kuasa penuh godaan
Ulat bulu bersayapkan serakah Mengembang sempurna tebarkan gelisah Menebarkan miang-miang gatal membuat resah
Bermimpilah yang bermimpi, susahlah yang sedang susah Inilah realita yang memicu gatal kekesalan berbintil mewabah Hadirkan mulut-mulut meringis gerah bersungut sumpah serapah Dan… kekesalan tiada akan punah jika bukanlah dengan hati tabah
***
Bulukumba, 31 Agustus 2014 Sumber Illustrasi : Di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H