***
Bagaimana bisa aku memberikan keturunan
jika aku harus jadi korban?
Bagaimana mungkin ada peningkatan
jika nyawa anakku ikut jadi sasaran?
Semua tak bisa dihindari
Peternak rakyat butuh makan dan ingin tumbuh
Kemana duit harus dicari
Untuk lanjut anak sekolah
Mereka hanya punya sapi
Satu-satunya milik yang terpaksa dijual sudah
Semua tak bisa dihindari
hukum di negeri ini masih semrawut begini
manusia saja susah mencari adil sejahtera yang sejati
Apalagi aku
hanyalah seekor betina bunting lugu
yang tak berdaya dan sebentar lagi kaku
Malang tiada tertolak
aku dan janinku tak kuasa berontak
tamatlah riwayat kami sebagai ternak
Demi bangsa yang cerdas
kupersembahkan daging berkualitas
aku rela dipotong
karena akulah si sapi potong
dagingku yang lezat
buatmu sehat
Semoga bukanlah aku yang terakhir terjual
Betina produktif yang harus berakhir di tangan jagal
dan mati
***
Bulukumba, 1610 2014
Puisi ini sebagai refleksi
pada peringatan Hari Hak Asasi Hewan (15 Oktober 2014)
dan
Hari Pangan Sedunia (16 Oktober 2014)
Meskipun mereka hanyalah hewan tetapi mereka juga butuh sejahtera dan merdeka :
Bebas dari rasa lapar danhaus (Freedom from hunger and thirsty)
Bebas dari sasa sakit, luka dan penyakit (Freedom from pain, injury and disease)
Bebas dari penyalahgunaan dan salah pemanfaatan (Freedom from abused and misused)
Bebas untuk melakukan perilaku alaminya (Freedom to express normal behaviour)
Bebas dari rasa takut dan tertekan (Freedom from fear and distress)
Ket.Gambar :
STOP !!! Memotong Betina Produktif
Merupakan amanah yang tertuang dalam Undang-undang RI No.18 Tahun 2009
tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H