Untuk ikan Jebung, saya tidak tahu cara memasaknya selain dipanggang. Hari Minggu kemarin (5/11) saya cukup banyak narik ikan Jebung dari laut Kubu Bangka Selatan. Saya tidak dapat Jebung yang besar, rata-rata setengah kiloan saja tapi jumlahnya cukup banyak. Ikan ini kulitnya tebal, giginya tonggos, tajam dan kuat sekali. Senar pancing sering putus oleh ikan ini.Â
Untungnya pas saya mancing kemarin, mereka tidak sedang sakit gigi. Padahal sebelum pergi mancing, kami sudah tetapkan ikan targetnya yaitu Manggali. Tapi nampaknya hari itu rombongan Manggali sedang sakit gigi. Tidak satu pun Manggali nyenggol umpan kami.
Saya tidak sendiri mancing kemarin, ada Ji Bibi dan Zainudin. Keduanya teman dosen di kampus. Agil, ini sepupu istri saya. Oji, ini misan sepupu Zainudin dan Nasrudin, blio ini yang bertindak sebagai tuan rumah. Nasrudin ini ASN di KUA Kabupaten Bangka Selatan. Kami yang datang malam sebelumnya dijamu Nasrudin di kantor KUA, nginep di sana. Sebelum dan sesudah mancing kami mandi di sana juga. Pak Kepala KUA, mohon maaf kelakuan kami ya?
Sedianya, begitu turun dari shalat subuh, kami berharap sudah bisa langsung naik kapal. Faktanya ternyata tidak demikian, karena harus nunggu Zainudin dan Nasrudin yang pergi membeli udang untuk umpan. Katanya mereka harus memilih udang sebagai umpan. Padahal 'kan ikan tidak pilih-pilih umpan.
Akhirnya jam enam baru jalan ke tempat kapal bersandar. Lebih kurang satu jam perjalanan. Satu jam naik kapal kami berhenti di spot pertama, bekas bagan rubuh. Ombaknya tenang sekali tapi begitu turun pancing baru tahu ternyata arusnya sangat deras. Pemberat J7 yang saya pakai langsung hanyut, tidak mencapai dasar. Jika begini arusnya, ikan saja pasti susah berenang, begitu pikir saya.Â
Mungkin hanya bertahan sekira setengah jam dan saya tidak berhasil menarik satu ekor pun di spot pertama itu. Lantas saya memutuskan untuk turun ke geladak dan tidur. Nyenyak sekali sebab saya tidak tahu sudah beralih spot berapa kali sejak saya tidur.Â
Menjelang siang sekira jam 11 saya bangun karena mendengar suara riuh teman-teman saya yang mulai menarik ikan. Saya pun lantas bangun dan ambil pancing. Benar saja, tak lama pancing saya disambar dan strike pertama ikan Jebung. Tarikan-tarikan berikutnya di spot yang berbeda juga masih didominasi ikan Jebung. Begitu terus sampai sore. Saya hanya berhenti ketika shalat dan makan. Menjelang jam 5 kami memutuskan untuk minggir ke darat dan langsung menuju pulang.
Lha...tak berapa lama kemudian Toboali diguyur huja deras sekali, pandangan ke jalan pun menjadi sangat pendek. Pas berangkat saya yang nyopiri mereka. Nah, pas pulang untungnya yang jadi sopir Zainudin. Saya duduk di kursi penumpang dengan gigi nyut-nyutan tak karuan. Menahan sakit sambil berpura-pura tidur tak mengeluarkan sepatah kata pun. Rupanya sakit gigi Manggali nular ke saya bertahan sampai tiga hari.
Rabu pagi sebelum berangkat ke kampus, satu Jebung dipanggang istri. Ini adalah pengalaman perdana sakit gigi sepanjang hidup. Sakit gigi memang tak tahu waktu. Mestinya saya lahap makan Jebung ketika pulang mancing. Gara-gara dia saya harus menunggu sampai tiga hari. Untung Jebungnya tidak sakit gigi. Kalau sakit gigi juga saya mau manggang apa?
Pangkalpinang (10/11)