Akulah sang hujan yang tak pernah lekang oleh kerinduan
Menunggu datangnya sang pemilik hati
Samar-samar aku menemukan sesosok wajah dengan sorot mata penuh kehangatan
Angin kesejukan pun tercipta dalam aroma nafasmu
Menenangkan ribuan sel sarafku saat duduk berhimpitan denganmu
*
Tapi.... mengapa disaat kita sepakat menapak bersama
Kau tolehkan pandanganmu pada embun yang tak pasti
Kau menoreh luka yang sama padanya
*
Hujan dan embun memang menyejukkan
Namun jangan pernah membuatnya menangis
Karena hujan akan habis dilahap kemarau
Dan embun akan menguap ditelan mentari
_______
ER, Makassar 190414
#special buat adekku Mumun
*love you
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H