Batam merupakan kota terbesar yang ada di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah yang ada di Kota Batam ini terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang serta pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya. Kota Batam memliki industry di sektor UMKM yang sangat beragam.Â
Industri UMKM ini sangat didukung oleh pemerintah Kota Batam agar terus berkembang dan berinovasi guna mendukung kreativitas ekonomi dan dapat meningkatkan perekonomian yang ada di wilayah Kota Batam. Berdasarkan data yang telah diinput oleh dinas UMKM Kotas Batam terdapat 555 industri UMKM yang terdaftar dan tercatat di data dinas UMKM Kota Batam.Â
Dengan adanya data tercatat ini para pelaku industry UMKM ini kedepannya akan mendapatkan pembinaan dan pelatihan guna meningkatkan pengembangannya agar lebih berkembang lagi.
Material Flow Cost Accounting  merupakan salah satu pendekatan akuntansi manajemen lingkungan yang disebut MCFA mencoba untuk secara bersamaan menurunkan biaya dan dampak lingkungan. Fokus utama MFCA adalah menemukan cara untuk memotong pengeluaran melalui pengurangan limbah, yang pada akhirnya akan menghasilkan peningkatan efisiensi perusahaan.Â
Gagasan utama MFCA didasarkan pada input (material, energi, air, dan input lainnya), output (produk utama atau produk sampingan, limbah, limbah cair, emisi), dan perhitungan dibuat sehubungan dengan biaya material, energi, dan sistem yang dikeluarkan untuk produk dan kerugian material. Telah ditunjukkan bahwa MFCA menawarkan informasi limbah terbaik untuk membantu manajer bisnis membuat keputusan pengelolaan limbah yang berpengetahuan luas yang akan memastikan keberlanjutan perusahaan.Â
Menggunakan MFCA dapat membantu meningkatkan transparansi aliran material, penggunaan energi, biaya terkait, dan efek lingkungan. Ini juga dapat digunakan untuk mendukung pilihan bisnis dengan memberikan informasi. MFCA adalah salah satu alat yang digunakan akuntansi manajemen lingkungan (EMA). Teknik EMA menawarkan cara untuk menghubungkan kinerja ekonomi dan lingkungan perusahaan dan menawarkan insentif keuangan bagi bisnis untuk menganalisis faktor-faktor terkait keberlanjutan dengan lebih hati-hati dalam operasi mereka.Â
Alat-alat ini dibuat sebagai tanggapan terhadap fakta bahwa prosedur akuntansi manajemen tradisional sering mengabaikan biaya lingkungan, yang dapat mengakibatkan keputusan yang kurang informasi atau tidak bijaksana dengan efek lingkungan dan ekonomi yang negatif. EMA telah memungkinkan untuk menunjukkan bagaimana meningkatkan kinerja lingkungan juga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
UMKM merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah usaha dengan tujuan untuk meningkatkan pemulihan pengembangan pada sektor perekonomian. Dengan adanya UMKM ini dapat membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. Dengan adapanya penerapan MFCA pada industry UMKM ini dapat mengurangi negatif produk dan dapat meningkatkan profit, dengan melakukan MFCA melalui langkah-langkah yang benar dan sesuai dengan aturannya.Â
Langkah-langkah dari penerapan aplikasi MFCA yaitu, pertama kita bisa memahami niali input dari suatu material cost accountant serta dari produk jadi. Kedua, kita dapat menganalisis apa penyebab dari material loss pada setiap quantity centernya. Quantity center merupakan tempat dimana adanya pemakain input dari material dan biasanya dilakukan per proses produksi. Ini digunakan agar cost accountant, manajemen dan produksi mampu mengetahui bagian mana saja yang perlu utnuk dilakukan pengurangan costnya.
MFCA ini mampu membantu dalam penangan industry UMKM di Kota Batam yang ada karena dengan adanya MFCA dapat melacak semua bahan input yang mengalir melalui proses produksi dan mengukur output pada produk jadi dan limbah.Â
Produk jadi dan limbah masing-masing disebut produk 'positif' dan 'negatif'. Intinya adalah untuk mengenali limbah sebagai produk (kedua) yang tidak dapat dipasarkan saat bahan dikonsumsi dan fasilitas manufaktur digunakan. sebuah model penghitungan MFCA akan disusun dan kumpulan data akan diinput.Â
Biaya produk positif dan negatif dapat dialokasikan. Biaya dari produk positif adalah biaya yang digunakan untuk proses produk dilepaskan untuk proses selanjutnya, sedangkan biaya produk negatif adalah biaya yang berakhir pada limbah atau barang daur ulang. Hasil dari penghitungan MCFA diterima dan dianalisis untuk menunjukkan biaya produk negatif dan penyebabnya dari proses tersebut.Â
Desain produk umumnya melibatkan serangkaian proses dan pemasok terintegrasi, masing-masing dengan inefisiensi dan kerugiannya sendiri. Kerugian ini sering memiliki efek yang tidak terlihat dan tidak dipertimbangkan pada biaya lingkungan dan ekonomi dari produk akhir tidak ada mata rantai dalam rantai pasokan yang diisolasi dari proses yang terjadi di hulu dan hilir.Â
Oleh karena itu, salah satu perkembangan terbaru dalam MFCA adalah untuk mengeksplorasi penerapannya di seluruh rantai pasokan produk secara penuh (dari perspektif ini, prinsip MFCA dapat diterapkan untuk meningkatkan alat Penilaian Siklus Hidup, LCA). Perluasan batas model ke tingkat rantai pasokan tidak hanya memberi perusahaan individu pemahaman yang lebih baik tentang potensi kerugian sumber daya dan keuangannya, tetapi juga memotivasi lebih banyak pemasok dan perusahaan untuk mengevaluasi inefisiensi mereka sendiri.
Penerapan MFCA pada industry yang ada di Kota Batam ini secara keseluruhan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dimensi keberlanjutan usah yang ada. MFCA berfokus pada besaran biaya kerugian material dan limbah pruduksi yang dihasilkan.Â
MFCA ini dilakukan dan dikembangkan karena di dalam akuntansi biaya konvensional, potensi transparansi informasi mengenai aliran material dan energi termasuk dengan keputusan manajemen terkait untuk peningkatan efisiensi dalam penggunaan energinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H