Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jodohmu Belum Datang? Mari Isi Masa Lajang dengan Hal-hal Berikut!

15 Februari 2024   08:53 Diperbarui: 15 Februari 2024   08:57 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lebih baik telat menikah daripada salah pilih pasangan," itulah kutipan yang saya dapatkan dari sebuah podcast yang diisi oleh ustad Felix Siaw beberapa waktu lalu. Sebagai orang yang menikahnya bisa dibilang di usia yang sudah matang saya tentunya mengamini hal tersebut. Karena lagi-lagi seperti kata orang, seumur hidup itu terlalu lama jika dihabiskan dengan orang yang salah.

Di Indonesia memang pertanyaan "Kapan kawin" ini merupakan salah satu pertanyaan yang paling ditakuti para lajanger. Saking menakutkannya bahkan banyak yang lebih memilih tidak mudik saat lebaran ketimbang harus menerima pertanyaan seragam yang datang dari Bude, Pakde dan anggota keluarga yang lain. Mungkin maksud mereka ini memang baik dengan menanyakan hal tersebut. Namun tetap saja kalau setelah pertanyaan "Kapan kawin" ini disambung dengan kata "makanya" maka ini akan jadi pertanyaan yang sangat menyebalkan.

Saya jadi ingat sebuah momen ketika saya juga mendapat pertanyaan yang sama oleh salah satu rekan kerja 10 tahun yang lalu. Saat itu kami sedang menikmati makan siang yang memang disediakan oleh pihak kantor tempat saya bekerja. Di sela-sela makan, salah satu rekan kerja ini bertanya kapan saya akan menikah yang tentu saja tidak bisa saya jawab karena memang tidak ada calonnya. Nah, setelah pertanyaan ini muncullah kalimat lanjutan seperti yang saya tulis di atas yang membuat muka saya masam. Dalam hati saya berkata, "Ya enak aja situ ngomong begitu karena cepat ketemu jodoh."

Pada akhirnya saya pun menikah di usia 31 tahun. Sebenarnya menurut saya di era sekarang menikah di usia 30 tahun tidak bisa dibilang telat lagi mengingat usia tersebut masih terbilang produktif. Apalagi jika saat menikah di usia 30 tahun ini, kita benar-benar bertemu dengan pasangan yang tepat untuk kita. Pasangan yang ngomongnya nyambung, memiliki visi yang sama dengan kita dan juga ekonominya stabil. Tentunya menikah di usia 30 tahun ini akan jauh lebih menyenangkan dibanding menikah di usia 21 tahun namun harus banyak struggling-nya. Hehe. 

Saya sendiri kalau anak saya sudah dewasa mungkin akan menyarankan mereka untuk tidak menikah muda hanya karena melihat pasangan muda yang terlihat romantis di sosial media mereka. Sebagai orang yang sudah menjalani pernikahan selama 7 tahun, saya akhirnya sadar kalau pernikahan itu merupakan sebuah perjalanan yang berliku. Kalau tidak memiliki mental dan komitmen yang kuat maka bisa kandas di tengah jalan. 

Alih-alih saya akan mendorong anak-anak saya untuk bisa meraih dan mencoba banyak kesempatan sebelum memutuskan menikah. Tentunya kesempatan ini dalam hal yang positif, ya. Terlebih lagi untuk perempuan, kadang saya melihat setelah menikah perempuan jadi terkurung dalam sangkar bernama rumah yang membuat mereka kehilangan dan melepaskan banyak kesempatan. Lalu hal apa saja yang bisa dilakukan sembari menunggu jodoh kita datang terutama bagi perempuan? Berikut beberapa yang bisa saya sebutkan:

Fokus meniti karir

Kesempatan pertama yang bisa dikejar sebelum menikah bagi seorang perempuan adalah meniti karir. Di masa-masa lajang ini adalah saat yang paling tepat bagi perempuan untuk fokus bekerja sehingga bisa mengaktualisasikan diri mereka. Fokus bekerja di masa lajang berarti kita tak perlu pusing memikirkan urusan rumah dan juga anak seperti wanita menikah yang bekerja. 

Traveling

Bagi mereka yang menyukai dunia jalan-jalan, maka masa lajang adalah masa yang paling tepat untuk memuaskan impian kita melihat dunia. Entah itu melakukan solo travelling atau travelling bersama sahabat, semuanya bisa dilakukan tanpa perlu memikirkan ke mana harus menitip anak atau biaya yang membengkak karena pergi bersama keluarga. 

Melanjutkan pendidikan

Mungkin tak banyak orang yang berpikiran untuk melanjutkan pendiikan mereka setelah menyelesaikan kuliah mereka. Biasanya orang akan fokus untuk mencari kerja terlebih dahulu, kecuali bagi mereka yang jurusan perkuliahannya meman memerlukan pendidikan lanjutan atau pendidikan profesi. Bagi mereka yang masih lajang, masa sendiri ini pastinya menjadi masa yang tepat untuk melanjutkan pendidikan atau bahkan mungkin belajar ilmu baru untuk meningkatkan kompetensi kita.

Menabung dan mengumpulkan aset

Masa lajang merupakan masa yang paling tepat untuk menabung dan mengumpulkan aset kita. Jadi alih-alih menghabiskan gaji yang dimiliki untuk berfoya-foya mumpung belum ada yang ditanggung pastinya akan lebih bermanfaat jika penghasilan semasa masih lajang ditabung atau dibelikan aset entah itu tanah, rumah atau bahkan saham yang bisa bermanfaat bagi kita di masa depan.

Menyiapkan diri untuk pernikahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun