Sebuah berita menarik saya baca beberapa waktu lalu. Puluhan warga di Bengkalis, Riau menggali sampah di TPA untuk mendapatkan daging sapi yang sudah dibuang oleh Bea Cukai. Daging sapi dan kerbau ini dibuang karena merupakan daging sapi impor ilegal yang disita oleh Bea Cukai dan harus dimusnahkan meski kondisinya masih baik. Dari informasi yang saya baca, daging sapi yang diambil dari tempat sampah ini rencananya akan dikonsumsi dan dijual kembali oleh warga
Berita lebih mengejutkan lagi saya baca hanya beberapa hari setelah Idul Adha. Sejumlah warga di Gununkidul terjangkit virus anthrax setelah mengkonsumsi daging sapi yang sudah mati dan dikuburkan. Tak hanya dikonsumsi, masyarakat Gunungkidul juga tetap menyembelih sapi yang sakit untuk dagingnya dikonsumsi atau dijual dengan harga murah dengan alasan ekonomi.Â
Pastinya kita semua miris ketika membaca kedua berita tersebut. Apakah sebegitu sulitnya bagi warga Indonesia untuk bisa mengkonsumsi daging sapi? Mungkin begitu pertanyaan yang hadir di kepala. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik sendiri, pada rentang tahun 2017-2021, konsumsi daging sapi/kerbau di Indonesia hanya 9gr per kapita per minggu. Ini adalah angka yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.Â
Rendahnya konsumsi daging sapi ini disebabkan mahalnya harga daging sapi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, harga daging sapi di Indonesia berada di atas seratus ribu rupiah per kilonya. Sementara di negara kita masih banyak yang hidup dengan gaji yang terbatas jadi tentunya mengkonsumsi daging sapi bukan menjadi prioritas utama. Bahkan ada yang hanya bisa mengkonsumsi daging sapi saat lebaran haji tiba di mana banyak orang yang melaksanakan ibadah kurban.Â
Ibadah kurban sendiri ibadah yang dilakukan umat muslim di bulan dzulhijjah tepatnya saat ibadah haji dilakukan. Ibadah yang merupakan implementasi dari peristiwa yang pengorbanan nabi Ibrahim AS dan putranya nabi Ismail AS. Lewat ibadah kurban ini kita umat muslim diajarkan tentang makna pengorbanan kepada Allah dan juga berbagi kepada sesama lewat daging yang dikurbankan.
Program #JNEBerkurban2023 bagikan 40 ribu paket daging kurban dan Promo khusus
Dalam dunia belanja online tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan nama JNE yang merupakan salah satu penyedia jasa kirim barang ke seluruh wilayah di Indonesia. Nah, sebagai salah satu perusahaan logistik terbesar di Indonesia secara rutin mengadakan ibadah kurban dan membagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Pada Idul Adha 1444 H ini JNE yang tahun 2022 lalu merayakan JNE 32 tahun dan memiliki tagline Connecting Happiness,telah membagikan 40.000 daging kurban yang diberikan langsung pada masyarakat.Â
Dalam kegiatan yang bertajuk #JNEBerkurban2023 ini JNE menyiapkan 59 ekor sapi dan 127 ekor kambing untuk dikurbankan dengan mengambil lokasi di Yayasan Taman Yatim Piatu& Tuna Netra (Yatuna) Suprapto Suparno Jl. Pusdiklat Depnaker, Kec. Makasar, Jakarta Timur dan di 62 kantor cabang seluruh Indonesia pada 29 Mei 2023 lalu. Tak hanya JNE, TIKI juga turut berpartisipasi dalam acara tersebut lewat TIKI JNE Idul Adha Bareng,yang pastinya menjadikan ini sebuah kolaborasi yang baik antara 2 penyedia jasa logistik di Indonesia karena telah melakukan kegiatan Idul Adha bersama.Â
M. Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE saat diwawancara mengatakan, "Perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 H merupakan momentum yang sangat baik bagi kita semua untuk selalu berbagi serta membantu sesama. Semangat JNE dalam mengantarkan kebahagiaan sesuai tagline Connecting Happiness harus terus diwujudkan. Nilai-nilai spiritual Berbagi, Memberi dan Menyayangi kepada sesama dalam ibadah kurban yang kita laksanakan di hari yang suci ini, semoga memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat. Penyembelihan hewan kurban ini pun sebagai bentuk kepedulian kita kepada kemajuan UKM baik peternak hewan kurban dan pengrajin besek dari bambu, sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional menjadi lebih baik lagi setelah pandemi berlalu".