Siang itu, satu hari jelang Ramadan saya sedang bersiap-siap untuk mengajak anak-anak saya ke supermarket yang letaknya tak jauh dari rumah. Rencananya saya akan membeli sabun cuci pakaian dan sabun cuci piring yang memang sudah habis di rumah kami.Â
Saat sedang berdandan, tiba-tiba ponsel di hadapan saya berdering. Rupanya yang menelpon adalah salah satu teman SMA yang dulu juga satu perjuangan di kelas tahfiz.
"Aku lagi dalam perjalanan ke Banjarmasin, nih. Ketemuan yuk!" begitu ucap teman saya itu.
"Ketemuan di mana?" tanya saya kemudian.
"Di mall. Nanti aku juga ajak teman yang lain," begitu katanya.
Saya berpikir sejenak. Hari itu adalah hari libur nasional dan saya sebenarnya tidak ada rencana untuk ke mall karena biaya parkirnya yang mahal.Â
Namun mengingat saya dan teman saya ini sudah lama tidak bertemu dan dia sekarang tinggal di Pleihari akhirnya saya setuju untuk ketemuan di satu-satunya mall di kota Banjarmasin.Â
Anak-anak juga mau tidak mau harus saya ajak karena hari itu saya tidak menitipkan mereka di rumah ibu-ibu yang menjaga mereka setiap hari saat saya bekerja.
Kurang lebih setengah jam setelah pembicaraan tersebut, saya memacu motor menuju mall tempat kami akan bertemu. Sesuai dugaan saya, mall hari itu dipenuhi orang-orang yang berkunjung.Â
Entah karena hari itu adalah hari libur nasional atau karena hari itu adalah hari terakhir sebelum Ramadan sehingga banyak yang memanfaatkan hari tersebut untuk berkumpul di mall.
Setelah akhirnya bertemu di satu titik, kami memutuskan untuk makan siang di salah satu gerai makanan siap saji di lantai satu. Awalnya saya ingin mengajak teman-teman saya untuk makan di gerai masakan Jepang yang baru buka beberapa minggu sebelumnya.Â
Namun karena antreannya masih penuh akhirnya kami memilih makan di tempat lain yang juga tak kalah penuh antreannya. Tak disangka saat sedang mengantre makanan saya juga bertemu dengan salah satu kakak tingkat di kampus yang juga satu kos dengan saya dulu. Beliau juga berasal dari luar kota dan datang ke Banjarmasin bersama dengan keluarganya.
Kebiasaan Makan Siang Terakhir Jelang Ramadhan
Bagi umat muslim, Ramadhan merupakan salah satu bulan mulia yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya. Di bulan yang penuh berkah ini ada banyak cerita dan kenangan yang tercipta.Â
Mulai dari cerita tentang puasa pertama, semangat beribadah yang dijalani selama bulan Ramadhan dan serunya ngabuburit jelang berbuka. Hal-hal seperti inilah yang biasanya menjadi hal-hal yang dirindukan dari bulan Ramadhan.
Mendekati bulan Ramadhan sendiri, biasanya orang-orang sudah mulai mempersiapkan diri dalam menyambut bulan suci ini. Ada yang menyusun target ibadah harian, menu untuk sahur dan berbuka, membersihkan rumah, hingga juga ziarah kubur.Â
Nah, selain kebiasaan yang disebutkan sebelumnya, saya juga menemukan kebiasaan lain yang dilakukan orang Islam di hari-hari mendekati Ramadhan yakni berkumpul bersama teman dan makan siang bersama di hari terakhir sebelum puasa. Â
Entah sejak kapan kebiasaan makan-makan sebelum hari pertama berpuasa mulai dijalankan orang-orang di sekitar saya. Beberapa hari sebelum Ramadhan tiba, mereka akan mengatur jadwal pertemuan untuk bisa berkumpul dan menikmati makan siang terakhir sebelum berpuasa. Saya sendiri pun juga melakukan hal yang sama dengan orang-orang ini.Â
Beberapa hari jelang bulan Ramadan saya menikmati berbagai menu makan siang yang biasanya hanya akan saya santap jika baru gajian. Bahkan kemarin di ruangan tempat saya kerja juga mendadak ada acara barbeque dalam rangka hari terakhir bekerja sebelum puasa. Apakah ini hanya terjadi di kota saya atau tidak? Saya sendiri tidak bisa memastikannya.
"Kenapa sih harus menyerbu tempat makan sebelum bulan puasa kayak nggak bisa makan di malam hari aja," begitu tanya saya saat menyantap menu barbeque bersama rekan kerja di kantor dua hari jelang Ramadhan.
"Ya soalnya kan ini yang dirayakan momen makan siangnya karena selama bulan Ramadhan kita tidak bisa lagi makan siang kayak gini," jawab salah satu rekan kerja.
Saya hanya manggut-manggut mendengar jawabannya yang menurut saya benar tersebut. Selama bulan Ramadhan kita yang berpuasa pastinya akan kehilangan momen makan siang karena harus berpuasa.Â
Di samping itu, di beberapa daerah seperti kota saya, warung-warung makan juga ditutup di siang hari selama bulan Ramadhan. Bahkan mungkin masih ada peraturan terkait sanksi yang diberikan kepada warung-warung yang masih buka siang hari di bulan Ramadhan.Â
Selain sebagai momen terakhir makan siang sebelum berpuasa, acara kumpul-kumpul ini juga mungkin bisa menjadi acara pengganti dari buka bersama yang belakangan mulai muncul pro dan kontranya.Â
Buka bersama atau bukber kadang hanya menjadi wacara karena pada akhirnya banyak yang tidak datang ke acara tersebut dengan berbagai alasan.Â
Saya sendiri juga termasuk yang tidak terlalu sering menghadiri acara buka bersama ini karena biasanya tempatnya selalu penuh dan melewatkan waktu salat.Â
Jadi memang paling oke kumpul-kumpul sebelum Ramadhan dan jika ingi reuni bisa diadakan setelah Ramadhan. Dengan demikian mereka yang ingin fokus beribadah di bulan Ramadhan juga tidak terlalu terbebani dengan ajakan buka bersama ini.Â
Teman-teman sendiri bagaimana? Apakah juga mengadakan acara kumpul-kumpul dan makan-makan sehari sebelum Ramadhan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H