Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jika Ada Satu Hari Tanpa Internet

15 Desember 2022   11:30 Diperbarui: 15 Desember 2022   15:22 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidup bebas dari internet | Sumber: Pixabay

Malam itu seperti biasa saya terbangun di dini hari. Begitu mata benar-benar terbuka, refleks saya cek handphone yang terletak tak jauh dari tempat tidur. Tidak banyak notifikasi yang masuk saat saya tertidur beberapa jam sebelumnya. 

Saya kemudian mencoba membuka beberapa blog yang postingannya saya ikuti di grup blogwalking. Beberapa menit menunggu blog-blog tersebut tidak ada yang memunculkan tulisannya. Saya mulai kesal. 

Setelah saya cek ternyata lagi-lagi sinyal provider yang saya gunakan menunjukkan huruf E dengan jumlah sinyal hanya 1 bar. Jelas sekali ini artinya saya tidak akan bisa menjelajah internet dengan sinyal seburuk itu. 

Saya menutup akhirnya handphone, meletakkannya kembali ke meja dan bengong untuk beberapa saat. Apa yang harus kulakukan kalau internet lelet begini? Tanya saya dalam hati.

Di era digital seperti sekarang, internet memang sudah menjadi semacam kebutuhan pokok. Nyaris tidak ada kegiatan harian yang kita lakukan tanpa melibatkan internet di dalamnya. 

Mau berkomunikasi pakai internet, cek pekerjaan buka internet, hingga urusan makan pun sekarang menggunakan internet. Bahkan mungkin aktivitas baca buku yang biasanya dilakukan orang saat berada di toilet sudah digantikan dengan browsing internet. Hehe.

Proses hadirnya internet dalam kehidupan kita tentunya tidak terjadi secara instan. Bagi para gen milenial seperti saya, termasuk yang cukup beruntung merasakan era di mana internet masih menjadi teknologi baru dan mahal untuk bisa dinikmati setiap hari. 

Saya ingat dulu pertama kali berkenalan dengan internet ini di bilik-bilik sempit di warnet yang menjamur di kota awal tahun 2000-an.

Saat itu, untuk bisa mengakses internet, saya harus merogoh kocek 3.000 hingga 6.000 rupiah per jam dengan kecepatan yang mungkin hanya beberapa ratus kbps. 

Belum lagi karena masih newbie, saat baru membuka browser eh saya langsung disuguhi gambar tidak senonoh dari website dewasa yang dibuka oleh pengunjung sebelumnya.

Saat itu, aplikasi chatting yang paling populer pastinya adalah MIRC yang bisa membuat saya betah menghabiskan waktu di warnet hanya untuk mencari teman baru. Bagi mereka yang hidup di era tersebut pastinya sudah hafal dengan salam perkenalan berupa 'hi, asl pls."

Dua puluh tahun berselang, dunia internet sudah semakin maju dan berkembang. Kita tak perlu takut kesulitan berkomunikasi meski berada di benua yang berbeda karena sekarang sudah ada internet yang bisa menampilkan wajah kita di layar handphone. 

Bagi mereka yang suka melakukan perjalanan juga semakin mudah karena semua informasi bisa ditemukan lewat internet di handphone sehingga tak perlu takut lagi akan tersesat di negeri orang. 

Jika ada satu hari tanpa internet

Meski demikian, pastinya ada momen di mana kita tak bisa menggunakan internet. Entah itu karena sedang berada di wilayah yang tidak terjangkau layanan internet atau bahkan kondisi handphone yang sedang tidak bisa digunakan. 

Kalau sudah begini, mungkin kita akan merasakan kehilangan yang amat besar, apalagi kalau seseorang sudah dalam tingkat kecanduan internet atau handphone. Akan muncul rasa gelisah, terus-terusan mengecek handphone dan mungkin takut akan ketinggalan informasi penting selama ketiadaan internet ini.

Memang selain memberikan banyak manfaat bagi kehidupan, kehadiran internet juga bisa memberikan efek negatif bagi kita. 

Anak-anak yang kecanduan gadget dan keakraban yang semu karena saat bersama masing-masing orang sibuk dengan gadgetnya merupakan 2 efek negatif yang terjadi dari kehadiran internet ini. 

Lalu bagaimana jika seandainya ada satu hari dalam hidup kita yang dilalui tanpa internet? Apa yang bisa dilakukan? 

Nyatanya, ada banyak hal yang bisa dilakukan jika dalam satu hari kita tidak diizinkan mengakses internet. Mungkin awalnya akan terasa aneh dan bosan namun seiring dengan berjalannya hari, kita akan mulai terbiasa dan bahkan mungkin biasa saja dengan ketiadaan internet ini. 

Bagi mereka yang bekerja, ketiadaan internet mungkin malah bisa jadi berkah karena akan membebaskan diri dari tuntutan pekerjaan. 

Lagipula, berdasarkan survey yang dilakukan, rata-rata orang Indonesia mengakses internet 8 jam sehari. Itu artinya sepertiga dari waktu kita dihabiskan untuk mengakses internet, sepertiga lagi untuk tidur dan sepertiga terakhir melakukan pekerjaan lain. 

Jadi bisa dibilang kehidupan kita tidak 100 persen tergantung pada internet. Selain itu, tentunya ada manfaat yang bisa dirasakan jika kita harus menjalani satu hari tanpa internet ini, diantaranya:

Lebih fokus dalam melakukan pekerjaan rumah atau tugas

Keberadaan internet kadang bisa mendistraksi kita dari menyelesaikan pekerjaan baik itu pekerjaan rumah, kantor hingga mungkin tugas sekolah/kuliah. 

Misalnya saat ingin membersihkan rumah, kita secara iseng membuka internet lewat handphone. Bukannya cepat selesai, pekerjaan rumah malah nggak kelar-kelar karena kita lebih sering membuka gadget. 

Lalu saat akan mengerjakan tugas, kita mungkin akan mengakses internet dengan alasan mencari referensi. Ternyata saking asyiknya browsing eh kita malah keterusan main internetnya dan tugas tidak terselesaikan. 

Dengan meniadakan internet di saat mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah ini pastinya akan membuat kita lebih fokus dan bisa lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. 

Mencoba hal baru atau hobi lama yang terlupakan 

Hal berikutnya yang bisa dilakukan saat menjalani satu hari tanpa internet adalah mencoba hal baru atau menjalankan hobi lama yang terlupakan. 

Internet kadang membuat kita melupakan kegiatan-kegiatan kecil yang dulunya menjadi hal yang menyenangkan bagi kita. Bahkan sekarang untuk membaca buku saja rasanya sulit dilakukan karena kita lebih senang membaca artikel di internet. 

Padahal membaca buku dengan suasana yang tenang tanpa distraksi internet juga bisa menjadi sarana healing yang menenangkan bagi beberapa orang. 

Saat tidak ada internet, kita bisa mengisinya dengan kegiatan baru seperti menulis jurnal, mencoba resep baru hingga belajar merajut atau membuat aneka kreasi.

Meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan dan keluarga

Hal penting lain yang bisa dilakukan jika ada satu hari tanpa internet pastinya adalah meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan dan keluarga. 

Satu hari tanpa internet akan membuat pasangan benar-benar berkomunikasi satu sama lain tanpa orang ketiga bernama handphone di tangan mereka. 

Orang tua juga bisa benar-benar membersamai anak-anak mereka untuk bermain tanpa sedikit-sedikit melirik handphone. Dengan adanya komunikasi dan interaksi tanpa gangguan internet ini pastinya akan membuat anggota keluarga lebih saling mengenal dan meningkatkan kualitas hubungan mereka.

Sebuah ide tentang adanya hari tanpa internet ini mungkin terdengar klise bagi sebagian orang. Namun siapa tahu ternyata selama ini sudah ada yang menjalankannya demi menyeimbangkan kehidupan yang dijalaninya? 

Bagaimana dengan teman-teman sekalian, apakah ada yang pernah menjalankan satu hari tanpa internet?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun