Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Berkat Internet Aku Bisa Menyusui Anak Pertamaku

16 Juli 2022   15:34 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:38 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayi mungil itu sekarang sedang meminum susu lewat dot yang saya berikan. Beberapa waktu sebelumnya, dia menangis dan demam karena kehausan. Ini adalah hari kedua kelahirannya namun masih belum mendapat ASI karena ASI saya belum keluar. 

Berdasarkan teori yang saya ketahui, bayi baru lahir bisa bertahan sampai 3 hari tanpa diberi ASI. Namun ibu mana yang tidak panik saat mendapati badan anak panas karena tak mendapat ASI?

Beruntung adik saya memiliki stok ASIP anak keduanya sehingga bisa diberikan kepada saya. Dikirimkan stok ASIP tersebut lewat kurir ke rumah ibu saya dan langsung saya berikan kepada putri kecil saya. Saya sendiri merutuki diri karena sadar tak bisa memberikan ASI kepada anak pertama saya. Sial, kenapa aku tak menyadarinya selama ini? Ujar saya dalam hati. 

Puting datar dan ASI yang tidak keluar, itulah yang menjadi masalah pertama yang saya hadapi saat menjadi ibu untuk pertama kalinya. Perihal menyusui yang mulanya dianggap enteng membuat saya tak pernah melakukan stimulasi atau mengecek kondisi payudara saya. Padahal sebelum melahirkan saya sudah mengikuti kelas ASI yang diadakan oleh salah satu komunitas. Seharusnya saya tahu dan mengantisipasi hal seperti ini. Namun nyatanya setelah lahir semua ilmu yang saya dapatkan seolah menguap begitu saja. 

Saya kemudian menghubungi konselor ASI yang kebetulan 1 sekolah dengan saya di masa SMA agar bisa berkonsultasi atau diberikan penanganan. Sayangnya ternyata saat itu dia tak bisa datang ke rumah karena sedang di luar kota. Akhirnya saya pun mencari cara sendiri agar bisa menyusui anak secara langsung. Saya ambil handphone dan mulai mengetikkan kata kunci, "pengalaman menyusui dengan puting datar."

Begitu saya mengetikkan kata kunci tersebut, muncullah beberapa artikel tentang pengalaman mereka yang berhasil menyusui dengan kondisi puting datar. Tak cukup sampai di situ, saya juga menelusuri youtube untuk mencari tahu cara menyusui yang benar dan juga informasi tehtang puting datar ini. Tenyata saya menemukan cukup banyak video tentang menyusui cara menyusui yang benar dan juga pengalaman menggunakan media nipple shield bagi mereka yang berputing datar. Nipple Shield sendiri sebenarnya alat yang digunakan untuk melindungi puting ibu yang terluka saat menyusui. Namun rupanya alat ini bisa digunakan untuk membantu para ibu berputing datar untuk bisa menyusui anaknya. 

Mengetahui tentang hal ini, lekas saya menghubungi suami untuk membelikan benda bernama nipple shield tersebut. Setelah barang tiba di tangan saya langsung mencobanya. Wah ternyata agak sulit juga karena saya harus meletakkan nipple Shield ini dengan benar agar putri saya bisa menyusu. Untungnya di hari ke tiga setelah melahirkan ASI saya mulai keluar dan saya bisa mencoba alat ini langsung kepada putri saya. 

Meski sulit, putri saya ternyata bisa berkompromi dengan nipple shield yang terpasang di payudara saya. Setelah beberapa hari meminum ASIP milik tantenya, anak saya akhirnya bisa mendapat ASI dari saya. Beberapa kali saya harus memperbaiki posisi nipple Shield agar pas posisinya. Pengalaman paling pahit, puting saya lecet karena terus-terusan menggunakan nipple Shield ini untuk menyusui anak saya. 

Tak ingin terlalu lama bergantung pada media perantara, saya kembali mencari cara untuk bisa menyusui anak saya secara langsung. Lagi-lagi saya menonton video breastfeeding yang menunjukkan beberapa posisi ibu menyusui. Mulai dari posisi cradle hold, cross cradle hold, hingga posisi football hold saya coba agar anak bisa menyusu dengan nyaman. Pada akhirnya saya lebih nyaman menyusui dengan posisi cradle hold dengan bantuan bantal sebagai penyangga. 

Langkah selanjutnya adalah bagaimana caranya agar anak saya bisa menyusu langsung tanpa menggunakan nipple shield. Salah satu upaya saya adalah dengan sering memompa ASI sehingga flat nipple itu bisa keluar. Saya juga beberapa kali mencoba melepaskan nipple Shield dan mengajari anak saya untuk menyusu tanpa media tersebut. Alhamdulillah, setelah 1 bulan mencoba akhirnya saya bisa melepaskan nipple shiled dari payudara dan menyusui anak saya langsung dari sumbernya. 

Kalau mengingat masa-masa menyusui anak pertama dulu, sungguh saya bersyukur karena di rumah ibu saya memiliki jaringan internet dengan kecepatan yang stabil. Sejak beberapa tahun sebelumnya, saya sudah berlangganan IndiHome dari Telkom Indonesia. Berkat layanan internet dari IndiHome, saya bisa menonton puluhan video tentang menyusui yang membuat saya tak patah semangat untuk mencoba menyusui anak saya. 

Lewat IndiHome, saya juga berkesempatan untuk mendapat informasi-informasi lain seputar parenting yang berguna bagi saya sebagai ibu baru. Belum lagi hiburan yang bisa saya tonton secara gratis jika sedang dilanda kebosanan karena berada di rumah selama 3 bulan pasca melahirkan. Bisa dibilang internet telah menjadi sahabat saya dalam kehidupan sehari-hari. 

Manfaat internet sekarang memang sangat terasa di berbagai bidang. Entah itu dalam hal komunikasi, pendidikan, ekonomi hingga bidang terkecil dalam hidup kita rasa-rasanya memerlukan internet sebagai perantaranya. IndiHome sebagai Internetnya Indonesia telah memberikan pelayanan yang sangat baik bagi pelanggannya. Kecepatan jaringan yang oke dan berbagai pilihan paket internet membuat pelanggan bisa memilih layanan sesuai kebutuhannya. Dengan besarnya manfaat yang bisa kita dapatkan dari internet, tentunya kamu tidak ragu dong untuk memilih IndiHome sebagai provider internet di rumah kamu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun