Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Negeri atau Sekolah Swasta, Mana yang Lebih Baik?

16 Juni 2022   15:41 Diperbarui: 19 Juni 2022   09:19 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kumparan.com

Tahun ajaran baru akan segera dimulai. Bagi para orangtua yang usia anaknya 6 hingga 7 tahun, pastinya sekarang sedang disibukkan dengan urusan pendaftaran sekolah untuk anaknya, terutama jika ingin memasukkan anak ke sekolah negeri. 

Seperti yang kita ketahui bersama, di bulan Juni ini sudah dimulai Penerimaan Peserta Didik Baru untuk sekolah negeri baik secara online maupun offline. 

Menilik ke beberapa tahun ke belakang, pastinya kita semua tahu perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam sistem pendidikan kita. 

Mulai dari kurikulum yang sepertinya selalu berubah setiap ganti menteri, adanya sistem zonasi dalam pemilihan sekolah hingga sistem penerimaan siswa yang menggunakan sistem online yang katanya sih lumayan bikin para ibu mumet.

Sebagai seorang ibu yang tahun depan InsyaAllah akan mengirimkan anak ke Sekolah Dasar, saya tentunya juga harus sudah mulai mencari tahu dan melakukan survei terkait sekolah yang akan menjadi tempat anak saya menimba ilmu nantinya. 

Saya sendiri belum bisa menentukan apakah anak saya akan sekolah di SD negeri atau swasta mengingat kedua jenis sekolah ini memiliki plus minusnya masing-masing. 

Apalagi posisi saya juga seorang ibu bekerja yang tinggal di pinggiran kota yang membuat saya kesulitan menentukan sekolah terbaik untuk anak-anak saya.

Kita semua tentu setuju kalau memilih sekolah merupakan hal yang sangat krusial dalam tanggung jawab orang atas pendidikan anaknya. 

Sekolah selain sebagai tempat menimba ilmu, juga menjadi tempat untuk menumbuhkan perilaku anak-anak kita sekaligus bisa menentukan masa depan anak-anak kita.

Karena itu tak heran dong, kalau dalam memilih sekolah ini orangtua memprioritaskan reputasi dan prestasi dari sekolah, lingkungannya hingga juga kurikulum yang digunakan oleh sekolah tersebut.

Di Indonesia sendiri, sekolah formal terbagi menjadi 2 yakni, sekolah negeri dan sekolah swasta. Jika dulu di masa saya kecil sekolah negeri merupakan pilihan utama bagi para orangtua, maka tentunya hal tersebut tidak berlaku lagi di masa sekarang. 

Adanya peraturan zonasi untuk sekolah negeri mau tak mau membuat orangtua yang ingin anaknya sekolah di SD, SMP atau SMA favorit harus putar otak bagaimana caranya agar anak mereka bisa mendapat pendidikan di sekolah yang bermutu. 

Saya ingat dulu ada cerita saking inginnya anaknya sekolah di sekolah negeri favorit, ada orangtua sampai membuat KK baru atau mungkin pindah ke rumah yang lokasinya di dekat sekolah yang dituju. 

Tentunya kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan tindakan orangtua ini karena hingga saat ini pemerataan pendidikan di negara kita masih belum seperti di luar negeri di mana semua sekolah memiliki kualitas yang sepadan. 

Bagi mereka yang memiliki dana berlebih, maka sekolah swasta menjadi pilihan utama untuk anak-anaknya, terutama untuk tingkat Sekolah dasar. 

Apalagi sejak tahun 2000an, mulai muncul sekolah swasta terutama yang ada tambahan IT-nya membuat orangtua mulai beralih untuk mendaftarkan anak mereka ke sekolah ini. 

Kelebihan dari bersekolah di sekolah swasta terutama SDIT ini tentunya ada pada adanya tambahan pendidikan agama yang membuat orangtua lebih tenang dalam menitipkan anak bersekolah. 

Sekolah negeri atau sekolah swasta?

Untuk menentukan anak sekolah di negeri atau swasta, tentunya setiap orangtua memiliki pertimbangannya sendiri. 

Sekolah negeri, sebagai sekolah yang difasilitasi negara memiliki kelebihan dalam hal biaya masuk dan bulanannya. 

Di sekolah negeri, orangtua mungkin hanya perlu memikirkan pengeluaran seputar buku anak atau kegiatan ekstrakurikuler sekolah karena sekolah negeri ini gratis biaya SPP-nya. 

Selain itu, sekolah negeri memungkinkan anak-anak bergaul dengan banyak kalangan dan juga dekat dengan lingkungan rumahnya. 

Sementara jika memilih bersekolah di swasta, maka memerlukan biaya masuk yang lebih besar karena di sekolah swasta akan ada uang pangkal, SPP dan pengeluaran lainnya. 

Ilustrasi kumparan.com
Ilustrasi kumparan.com

Untuk kota saya sendiri, biaya masuk SDIT bervariasi mulai dari 8 juta hingga 22 juga untuk uang pangkal sekolah. Sedangkan untuk SPP-nya mulai dari 300 ribu per bulannya belum ditambah biaya lain yang mungkin akan bermunculan. Tentunya jika orangtua ingin anaknya bersekolah di SDIT ini, harus benar-benar menyiapkan dana pendidikannya sejak jauh-jauh hari.

Dikarenakan biaya masuknya yang besar, pastinya memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan sekolah negeri. Sistem pembelajaran juga bisa jadi lebih efektif karena biasanya sekolah swasta hanya menampung 20 murid dalam 1 kelas sementara untuk sekolah negeri 1 kelasnya bisa mencapai 40 murid. 

Di lain pihak, sekolah swasta dengan biaya masuknya yang besar biasanya identik dengan orang kaya. Bagi mereka yang ekonominya biasa saja namun memilih memasukkan anak ke sekolah swasta ini, hal ini mungkin bisa menjadi sebuah beban bagi mereka untuk bisa mengimbangi kehidupan di sekolah swasta. 

Lalu bagaimana dengan output yang dihasilkan dari sekolah negeri atau swasta ini? Mungkin kita akan berpikiran kalau sekolah swasta pastinya akan menghasilkan murid yang berprestasi karena fasilitas yang mereka miliki. 

Namun untuk saya pribadi, masalah prestasi ini tak bergantung pada sekolah negeri atau swasta, melainkan pada individu, dukungan keluarga dan pengajar yang ada di sekolah tersebut. 

Seseorang bisa saja bersekolah di sekolah negeri, namun memiliki otak yang sangat encer sehingga tak kalah jika bersaing dengan mereka yang bersekolah di swasta. 

Seorang anak bisa jadi bersekolah di sekolah negeri, namun orangtuanya ternyata cukup pintar untuk mengikutkannya dalam les atau kursus sehingga anak tetap bisa berprestasi di sekolahnya. 

Di lain pihak, sekolah berlabel IT juga tak menjamin sekolah itu tak memiliki anak yang bermasalah di dalamnya. Kasus bully bisa terjadi di mana saja entah itu di sekolah negeri atau swasta.

Sebagai orangtua, tentunya kita ingin anak bisa bersekolah di tempat dengan kualifikasi yang baik agar anak juga mendapat pendidikan yang baik. 

Saya ingat seorang blogger pernah menuliskan sebuah saran terkait sekolah anak ini. Pilihlah sekolah yang sesuai dengan value yang dimiliki keluargamu. 

Jika memiliki dana berlebih, tak ada salahnya orangtua menyekolahkan anak di sekolah swasta. Sementara jika anak harus masuk ke sekolah negeri, maka untuk bisa mengembangkan kemampuan anak, orangtua bisa memberikan kursus atau les tambahan sehingga anak memiliki kemampuan lebih jika dibandingkan hanya bersekolah di negeri saja.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun