Mohon tunggu...
Anto Wiyono
Anto Wiyono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pimred Tabloid Laundry & Tabloid UKM. CEO Okesip Management. Blogger. Konsultan Brand. Pengembangan Merek. Pengembangan Franchise. Trainer Sales dan Marketing. Desainer Web, Desainer Logo. Suka motret kucing, gemar touring. Hoby: melamun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Wanita Emas" Itu Ternyata Anak Max Moein

14 April 2016   01:08 Diperbarui: 14 April 2016   01:26 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini, nama Hasnaeni Moein sering terdengar seiring niatnya yang ingin menjadi calon gubernur DKI Jakarta. 

Wanita yang juga merupakan kader Partai Demokrat ini memiliki julukan “Wanita Emas”. Namun, kenapa Hasnaeni bisa dijuluki dengan sebutan itu?

“Emas itu sebenarnya adalah kepanjangan dari ‘Era Masyarakat Sejahtera’,” ujar Hasnaeni dalam sebuah diskusi di kawasan Tebet, Minggu (6/2/2016).

Dia mengatakan, “Emas” merupakan simbol dari kesejahteraan. Dengan menggunakan nama panggilan “Wanita Emas”, dia berharap bisa menjadi wanita yang membawa kesejahteraan untuk masyarakat luas.

Julukan ini, kata dia, sebenarnya sudah dia gunakan ketika mencoba maju dalam Pilkada Tangerang Selatan tahun 2010.

Hasnaeni pernah menjadi bakal calon wali kota Tangerang Selatan dengan menggandeng Saiful Jamil. Namun, di pertengahan jalan, bakal calon wakilnya mengundurkan diri.

Lalu, wanita berusia 40 tahun ini mengajukan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. Saat itu, sosoknya ramai diperbincangkan karena iklannya menempel di kaca belakang angkutan Metromini dengan tagline “”Hasnaini SE; Wanita Emas, mengubah Sampah menjadi emas”.

Namun, impian putri politisi PDIP Max Moein ini menjadi gubernur DKI 2012 pupus setelah dirinya mengaku ditipu sejumlah partai non parlemen bernama “Ketua Koalisi Bersatu DKI Jakarta” sehingga tak bisa maju sebagai cagub karena mengalihkan partai non parlemen itu mendukung pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono.

Gagal di Pilgub DKI 2012, ibu tiga anak yang tinggal di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini maju sebagai caleg Partai Demokrat untuk memperebutkan kursi DPR RI dari dapil DKI 2 dengan nomor urut 7. Namun, wanita kelahiran Makassar 17 Juli 1976 ini lagi-lagi gagal lolos. Ia tak terpilih melenggang ke Senayan.

Tak patah arang, Wanita Emas itu kini berniat maju Pilgub DKI 2017. Untuk menarik perhatian warga dengan membagikan uang kepada orang-orang yang menghuni kolong jalan tol Penjaringan, Jakarta Utara, karena dia empati kepada orang miskin.

Jika kini kita familiar dengan nama Hasnaeni, jauh sebelumnya wanita ini lebih dikenal dengan nama depannya yakni Mischa. Dalam  sebuah pemberitaan, Mischa berseteru dengan seorang pengendara.

Kasus yang menimpa Mischa ini bermula dari serempatan mobil di kawasan Pondok Indah pada Selasa, 27 April 2010. Saat itu Mischa menumpang mobil mewah Alphard Vellfire sedang lawannya menumpang mobil mewah Lexus B 1280 BH.

Penumpang Lexus yang mengaku pejabat itu memaki Mischa dengan kata-kata kotor. Mischa tidak terima dan mengadukan ke polisi dan akan melaporkan ke Komnas Perempuan pada 28 April. Tetapi, ditunda karena Mischa masih syok.

Berdasar pengecekan di kantor polisi, mobil itu dimiliki anggota DPR yang beralamat di Jl Gatot Subroto. Namun siapa namanya, polisi merahasiakan.

Yang perlu diketahui juga adalah, Mischa Hasnaeni ini adalah putri dari Max Moein. Max Moein adalah mantan anggota DPR yang pernah dilaporkan atas dugaan kasus pelecehan seksual. Korbannya adalah Desi Firdiyanti. Berikut ini cuplikan wawancara dengan Desi.

“Saya melawan, tapi bapak (Max Moein)…. bapak. Yang jelas saya tidak mau melakukan hubungan itu. Tapi karena sudah ada janji-janji, saya tidak akan ditinggalkan, tidak akan dipecat. Bapak selalu menggunakan upaya-upaya agar itu terjadi,” ungkap Desi yang sesekali ucapannya sempat tersendat-sendat.

“Ancaman, pasti sehingga kenapa kejadian itu selalu dilakukan bertahap. Bapak juga menggunakan alat bantu (seks) semacam, kayak handbody lotion, dan seperti jeli yang saya tidak tahu untuk apa. Saya pernah dipaksa untuk minum obat, tapi tidak mau karena rasanya sakit. Semua buktinya sudah saya serahkan kepada BK dan disitu pasti ada sidik jari bapak,” Desi menjelaskan.

Desi mengaku, setiap ada keinginan Max Moein kepadanya untuk melakukan hubungan, dan selalu ditolak meski akhirnya tak berdaya, pasrah. Kini, Desi yang juga mengaku sudah terbiasa menanggung malu atas kasusnya ini, bercak darah akibat hubungannya dengan Max Moein, masih disimpan.

“Bercak darah yang diinginkan bapak, masih saya simpan sampai sekarang. Saya juga bersedia untuk dilakukan tes DNA asal berdua dengan bapak meski saya pikir bapak sudah mengakui ada hubungan,” katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun