Mohon tunggu...
antowi
antowi Mohon Tunggu... Teknisi - Pekerja kantor biasa

Tiada yang tertulis kecuali imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Burung Digital

5 April 2011   00:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:07 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iseng - iseng browsing cari gambar - gambar yang mengingatkan saya pada masa kecil dulu. Beberapa gambar yang ingin saya cari adalah jam weker, jam tangan kakek, sandal merk daimatu, buku leces yang sampulnya ungu itu, dan beberapa mainan antara lain kapal othok - othok, kelereng dll. Saya mendapatkan gambar compact cassette di Google yang ternyata juga langsung mengingatkan saya akan masa kecil. Sangat populernya media penyimpan ini sehingga sewaktu VCD sedang populerpun orang - orang menyebut cassette. Padahal menurut wikipedia cassette itu dari bahasa Perancis yang artinya "kotak kecil" sedangkan media penyimpan VCD kan berbentuk lingkaran :D Cassette merupakan media penyimpan rekaman suara yang populer di akhir 80-an. Semua group musik pasti ingin menerbitkan rekaman dalam bentuk kaset. Tidak hanya musik saja namun juga lawak, wayang kulit, drama kethoprak dll. Pokoknya semua rekaman audio pada waktu itu menggunakan media cassette ini. Dengan cassette orang mendapatkan sarana hiburan yang murah dan portable. Apalagi semenjak Sony membuat cassette player portable yang bernama Walkman. Anak muda kemana - mana membawa walkman dengan menjamurnya cassette ini. Para priyayi (bangsawan Jawa) pun tidak luput menggunakan cassette sebagai pelengkap ke"jawa"nya. Kejawaan di sini yang saya maksudkan adalah suatu simbolisasi sudah menjadi "Wong Dhewasa". Seperti yang pernah saya pelajari waktu di SD, orang Jawa sudah boleh disebut orang dewasa kalau memenuhi lima syarat yang disebut Panca Unika seperti berikut:

  1. Curiga =curiga artinya keris. Orang dewasa harus mempunyai keris sebagai senjata hidup. Ini adalah sebuah lambang bahwa orang dewasa harus mempunyai visi dalam mengarungi kehidupan
  2. Turangga = turangga artinya kuda. Orang dewasa harus mempunyai kuda sebagai lambang jabatan atau pekerjaaan. (Seperti pada umumnya panglima perang menunggang kuda sedangkan prajurit berjalan kaki.)
  3. Wisma = wisma artinya rumah. Orang dewasa yang sudah mempunyai jabatan tentunya mempunyai rumah untuk menunjukkan kemapanannya.
  4. Wanita = Setelah mempunyai kemapanan dalam hidup barulah orang boleh berumah tangga.
  5. Kukila = Kukila artinya burung. Namun secara lebih dalam bukan hanya semata - mata kenikmatan hiburan mendengarkan kicauan burung. Tapi sebagai simbol penyelarasan dengan alam dan lingkungan sekitar

Kembali ke cassette. Saya dulu pernah menemukan cassete di sebuah gudang asrama tempat saya tinggal dulu. Cassette yang saya temukan ini, bukan berisi rekaman lagu - lagu jadul. Namun berisi rekaman suara burung. Ada cassette burung cucak rawa & perkutut yang saya temukan. Kaset yang berdurasi 60 menit ini hanya berisikan suara - suara burung tidak ada yang lain. Nah dengan hal ini saya berpendapat bahwa modernisasi Kukilapun terjadi dengan media cassette. Saya jadi bertanya - tanya apakah kompasioner yang bersuku jawa masih menggenapi Panca Unika sebagai simbolisasi "Wong Dhewasa"? Namun saat ini media cassette sudah tidak jamak dipakai, jadi adakah perusahaan rekaman digital yang menerbitkan rekaman suara burung?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun