Sekian kali kutulis dengan jari berayun, Keyboard timbul tenggelam begitu terus tanpa mengiba
Pelukan ghaib mendekapku erat-erat. Hingga air mata pun tak mampu ditahan kelopak mata
Memaksa turun, terus memaksa hingga mendadak berhenti
Ia pun menghampiriku lebih dekat. Tersenyum menguatkan.
Matanya berbinar, dengan rambut pendek tertata rapi
Sayangku...!!! Sayangku!!
Jangan selalu tertidur, bangunlah
Pohon kelapa yang rimbun buahnya menantimu
Janganlah kau mematung, lihatlah bahkan cuitan burung malam tak mampu membangunkanmu
Pelukan itu tiba-tiba menyatu dengan udara,
Jangan pernah tinggalkan diriku sendiri lagi... Kumohon!!!
Kau jangan pergi!!! Kumohon sayangku...
Aku,
Aku lelah hidup sendiri...
Aku ingin ikut denganmu berpetualang dalam alam antah berantah
Aku, aku ingin diri ini terbebas
Terbebas dari beban untuk mencari
Beban untuk melunakkan batu dari tetesan berjuta air
Aku mengalungkan kain
Menatap wajah-wajah tersenyum manja dengan kemampuannya yang gemintang
Semakin larut ia memenjarakanku dalam kebisuan
Aku tak layak jadi batu
Aku tak layak jadi air
Aku tak layak jadi api
Aku tak layak jadi apapun
Aku tertengadah, aku tertempias dalam wujud debu bertebaran
Lebih kecil daripada debu
Tersapu hilang angin
Indah bersamaMU bertemu dirimu
Aku mencarinya, menunggunya dan
MENUNGGUMU
KEKAL....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI