Mohon tunggu...
Wahyu Detriantoro
Wahyu Detriantoro Mohon Tunggu... Guru - Tetap mencoba melangkah

Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Pernah mengenyam bangku sekolah dan kuliah di kota kecil. Kini lebih fokus mengajar. "Tetap berusaha menjadi berguna"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nabi Muhammad Tauladan bagi Seluruh Umat

14 Desember 2017   21:54 Diperbarui: 14 Desember 2017   22:33 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Telah sekian lama kuembuskan nafas tetapi belum lagi kutuliskan sesuatu di sini. Walaupun begitu, di tengah rasa malas menggerakkan jari, mengetik satu demi satu huruf tetap saja kupaksakan.

Memang benar apa kata orang bijak, kalau tidak pernah mencoba tak akan pernah menikmati. 

Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua

.....................................................................

Setiap hari berdiri di depan kelas memberikan beragam materi yang bahkan saya belum begitu yakin dapat mengaplikasikannya dengan baik. Mengajari Siswa berbagai macam materi, tetapi saya pun merasa masih banyak belajar. Belajar memanglah harus sepanjang hayat. 

Fenomena "Kids Jaman Now", anak "Generasi Micin" sempat membuat saya bingung beberapa hari ini. Awal mulanya saya kebingungan menghadapi beberapa anak seusia SD. Mereka tiba-tiba menyanyi "Kids Jaman Now, Kids Jaman Now... di dalam kelas. Kalau dibandingkan dengan kriteria saya waktu masih SD. Saya akan takut dan pasti menaruh hormat kepada Tutor di depan kelas. Tetapi kebanyakan anak zaman sekarang memanglah seperti itu.

Pendekatan pengajaran pun harus berbeda, disesuaikan dengan arus perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang pesat, tetapi kita tidak boleh kalah dengan mereka.

Kids Jaman Now ataupun Kids Jaman Old adalah lagu ciptaannya Ecko Show. Sempat trending topik di Youtube beberapa waktu lalu. Ternyata saya ketinggalan berita dan baru tahu istilah Anak Generasi Micin ngetren ternyata akibat lagu itu.

Tak dapat dipungkiri, akibat arus internet polah anak berubah. Segi positifnya sebenarnya banyak, tetapi segi negatifnya juga menghawatirkan. 

Kesibukan orang tua memang sebenarnya yang menjadi biang keladi anak menjadi tidak terkontrol. Di tengah tak terbatasnya dunia dalam genggaman tangan seharusnya orang tua lebih peduli terhadap perkembangan dan masa depan anak-anaknya. Baru kemudian peran Guru dan warga masyarakat yang perlu disalahkan jika memang fenomena negatif pergaulan remaja semakin sakit.

Guru hanya berusaha mengontrol ketika anak di lingkungan sekolah. Setelah anak pulang, jika orang tua sibuk dan pulangnya larut malam. Anak tidak akan terkontrol.

......................................................................

Anak-anak ingin mencontoh apa yang dilihatnya

Psikologi anak dalam Psikologi Perkembangan dikatakan Anak-anak balita akan mencontoh dan mendekati apa yang pertama kali disentuh, akan mengikuti apa yang mereka lihat, dan apa yang mereka dengarkan. Dalam hal ini peran serta kedua orang tua amatlah jadi momok utama apa yang terjadi dengan anak itu kelak. Beranjak usia SD, anak mulai tertarik untuk melakukan sesuatu, mengikuti sesuatu yang mereka lihat, mereka masih sangat membutuhkan kasih sayang orang tuanya. 

Ketika usia beranjak remaja mereka merasa malu untuk terlalu dimanjakan orang tua. Mereka mulai berani melakukan hal baru, suka mencoba sesuatu yang sedang "ngetren". Akan tetapi mereka masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua dengan cara yang berbeda. Pengawasan orang tua bahkan harus lebih.

Guru selaku pengganti orang tuanya sewaktu di sekolah sebaiknya membuat iklim positif, menyadari bagaimana karakter masing-masing peserta didik. Seperti apa kata Ki Hajar Dewantara, "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madyo mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Berusaha membuat mereka nyaman, bahagia, dan tidak tertekan. Tetapi guru harus mampu memberikan tauladan yang baik.

Dengan cara yang baik anak pun akan menirunya. Kebaikan akan menjadi kebaikan. Kekerasan akan menimbulkan kekerasan juga. "Menjadi contoh".

Guru hanyalah pengganti orang tua selama di sekolah. Kesalahan orang tua karena tidak peduli dengan anak akan membuat anaknya terjerumus. Menyerahkan pada orang lain dalam hal ini Baby Sitter, Tetangga bukanlah tindakan tepat, karena mereka sangat membutuhkan orang tuanya sendiri. Orang tua yang tidak dapat tergantikan dengan siapa pun.

...................................................................

Jadilah orang yang bijak untuk generasi penerus yang mempesona. Kunci dari hal ini adalah mencontoh Akhlak Nabi Muhammad Saw. Berusaha mencontoh perilaku Rasulullah. 

Guru, Orang tua dan semua orang yang hidup di muka bumi ini di tengah berkecamuknya problematika akhir zaman harus kembali kepada Rasulullah. Rasul Akhir zaman yang menjadi panutan seluruh umat di muka bumi ini. Di kitab mana pun dan di agama mana pun. 

Saya teringat betapa guru Agama saya mengatakan betapa terpujinya Rasulullah. Di tengah hinaan, cercaan dan tindak kasar umat kala itu, beliau tetap tegar dan sabar. Bahkan ucapannya begitu lembut. Tetapi dengan kelembutannya, semuanya pada akhirnya menyadari diri dan membaiatnya. Itu membuktikan kelembutan, kesabaran, kejujuran adalah hal yang mampu menghancurkan keburukan. 

Hal ini benar-benar nyata dan ternyata benarlah apa yang dikatakan guru saya. Setelah membaca riwayat hidup Beliau dari beberapa referensi serta baru-baru ini menghatamkan novel "Muhammad Sang Penggenggam Hujam" karya Tasaro G.K.

Jika Guru, Orang tua dan semua orang jujur, sabar, tawakal mampu menjaga lisannya, menghindari segala kekerasan dengan kelembutan niscaya semuanya menjadi indah. Sudah saatnya kita mencontoh Akhlak Nabi Muhammad Saw.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun