Mohon tunggu...
Anton Widyanto
Anton Widyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, pegiat seni dan sastra.

Center for Research and Publication UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malu

10 November 2016   08:37 Diperbarui: 10 November 2016   08:50 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Anton Widyanto

Ya Rasulallah,

Andaikata Engkau

ada di sini, saat ini

Engkau pasti

mencucurkan air mata

melihat ummatmu

Yang tak habis-habisnya

menjual sorga

dengan begitu murah

Saling injak,

Saling sikut,

Saling caci, bahkan

Saling tikam dan bunuh

sesama saudara sendiri

adalah bahasa

yang selama ini

kami jalani

Wahai Kekasih Allah,

Andaikata Engkau

hadir di sini, saat ini

Hatimu pasti tersayat

Melihat umatmu

Yang  dengan mudahnya

Mengkafirkan satu sama lain

Seolah-olah luasnya

Sorga sama seperti

Lapangan bola

Yang cuma bisa menampung

Mereka sendiri

Wahai Penutup para Nabi dan Rasul,

Kami seharusnya

Malu kepadamu

Tapi entah kemana

Perginya rasa malu itu

(Darussalam, 21/1/2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun