Mohon tunggu...
Anton Wijaya
Anton Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Jember Tadris IPS 1 2019

Manusiakan manusia jika ingin dimanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme

12 Mei 2020   09:44 Diperbarui: 12 Mei 2020   09:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat pendidikan Esensialisme merupakan aliran yang bertolak belakang dengan aliran progresivisme. Aliran ini mengembangkan nilai-nilai kebudayaan atau pengetahuan sejak zaman renaisans. Esensialisme ini memandang pendidikan harus berpedoman pada nilai-nilai yang jelas dan mempunyai tatanan yang jelas yang telah diuji oleh waktu

Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme

1. William C. Begley

Begley yakin bahwa fungsi utama pendidikan adalah untuk menyampaikan budaya yang telah diwariskan dan menyampaikan sejarah. Pemikiran terhadap esensialisme

a. Minat yang kuat dalam upaya belajar itu berasal dari metode yang menarik sehingga dapat menarik hati siswa bukan dari dorongan diri siswa.

b. Penghargaan, pengawasan dan bimbingan orang dewasa akan tersimpan dalam masa balita/ketergantungan kepada sesamanya.

c. Kedisiplinan harus menjadi tujuan akhir dalam dunia pendidikan.

2. Thomas Biggs

Menurut Thomas menyatakan bahwa aliran progresiv telah merusak standart-standart dan moral generasi muda atau bisa dikatakan bahwa sekolah-sekolah telah gagal dalam menyampaikan amanah sosial.

3. Fanderick Biggs

Fanderick menyatakan bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti pengetahuan yang penyampaiannya menggunakan sebuah metode dan disiplin. Esensialisme mendukung sebuah cara yang dianggap membantu dan penting  supaya diketahui oleh masyarakat.

4. L. Kandel

Kandel yang diakui esensialis memandang bahwa materi pendidikan bukan sebagai bukti kuat manusia untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dalam masyarakat melainkan untuk mengarahkan prilaku manusia dalam berbaur dikalangannya, supaya terjalanin hubungan yang damai dan tentram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun