Mohon tunggu...
Anton Wahyudi
Anton Wahyudi Mohon Tunggu... -

Senang berada di dunia Pendidikan. Sekarang sebagai Pengelola Yayasan Pendidikan An-Nawawi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebuah Solusi untuk Bangsa

30 Agustus 2012   03:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hiduplah Indonesia Raya !!! sepotong lirik lagu ini yang selalu terngiang menjelang detik-detik perayaan hari kemerdekaan Bangsa Indonesia. Semangat perjuangan dan kecintaan pemuda Bangsa tergambar pada lirik lagu Indonesia Raya. Tak terbayangkan perjuangan mereka ketika merebut kemerdekaan dari jangkauan penjajah. Peluh dan keringat bercucuran bahkan darah menetes dari bagian tubuh mereka, tidak pernah sedikitpun ada niatan untuk menghentikan cita-cita mulia mereka, yaitu merdeka. 67 tahun kita telah menjalani kemerdekaan Bangsa ini. Sebagian orang pesimis memandang kemerdekaan, parahnya hal ini keluar dari lisan orang-orang yang tidak semestinya menyebarluaskan virus pesimis tersebut. Namun, saya dan beberapa teman (Sumenep Berbagi) atau bahkan ribuan pemuda yang lain berkeyakinan bahwa Bangsa ini akan menjadi Bangsa yang besar nantinya (silahkan baca buku Chairul Tanjung, tulisan Cak Nun dan Dahlan Iskan), Amien.

Sejenak kita lupakan tentang permasalahan pesimistis dan optimistis tentang kebesaran Bangsa Indonesia. Kali ini, saya ingin mengajak teman-teman sekalian untuk memikirkan hal-hal yang selalu membahagiakan bersamaan dengan diadakannya HUT Kemerdekaan Bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Ya tepat sekali, tiap tahun kita selalu merayakan HUT Kemerdekan dengan berbagai perlombaan yang mengisyaratkan makna dan hikmah. Sebut saja lomba panjat pinang, balap karung, lari kelereng, pukul bantal, hias gapura, masakan tradisional dan lain-lain.

Teringat petuah bijak yang mengatakan "ambillah hikmah dari serpihan-serpihan kehidupan ini karena setiap bagian dari kehidupan ini menyimpan banyak hikmah yang bisa diambil sebagai pedoman dalam menjalaninya". Berkenaan dengan petuah tersebut, saya mencoba sok bijak dengan berbagi hikmah yang tersirat dari perlombaan yang biasa diadakan pada HUT Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Pada kali ini saya mencoba berbagi hikmah hanya satu perlombaan saja, panjat pinang. Lomba panjat pinang biasanya dikuti oleh beberapa tim. Masing-masing tim mempunyai kesempatan memanjat beberapa menit dan bergiliran sesuai dengan nomor undian yang telah diambil, setidaknya inilah sepengetahuan saya setelah mengikuti perlombaan ini. Tujuannya hanya satu yaitu mendapat hadiah sebanyak-banyaknya. Masing-masing tim bergegas untuk mencapai puncak, tidak berebut namun seru karena dibatasi waktu yang sempit. Biasanya satu tim terdiri dari lima orang namun bergantung pada tinggi pinang yang akan dipanjat. Masing-masing anggota tim menyatukan strategi untuk memudahkan tujuannya. Banyak strategi yang bisa dipakai. sebagian memulai dengan berjongkok dan kemudian mengangkat teman-temannya namun sayang cara ini seringkali gagal karena hanya bergantung pada kekuatan otot. Kegagalan tersebut mengajarkan banyak hal terhadap tim kami yang pada waktu itu berpartisipasi dalam perlombaan. Kami berpikir "berbagai cara sudah terbukti gagal dilakukan tadi, kita harus mencari cara yang berbeda dan tentunya mengisyratkan keberhasilan". Tidak sempat berpikir lama, tibalah giliran kami. Akhirnya kami pun maju. Tidak dengan berjongkok namun langsung berdiri. Awalnya kami saling tunjuk agar menempati posisi paling bawah. Namun karena didesak waktu yang mulai menipis, salah seorang dari kami merelakan dirinya untuk berada di posisi paling bawah. Alhamdulillah cara ini berhasil dan sempat mengagetkan peserta yang lain, yang pada saat itu notabene merupakan orang dewasa dan berpostur lebih tinggi padahal pada saat itu kami masih duduk di kelas 1 SMA.

Pemaparan di atas mengisaratkan beberapa hal yang bisa kita sarikan dari perlombaan panjat pinang. Baiklah kita mulai dari yang paling penting. Pelajaran pertama yaitu lebih mudah mendapatkan sesuatu ketika dilakukan dengan sebuah tim yang solit yaitu tim yang mempunyai visi dan misi yang sama. Hal ini tergambar dengan kerjasama dan kerelaan setiap anggota tim ditempatkan di posisi apa saja asalkan tujuannya sama dan jelas, yaitu hadiah. Mari kita kiaskan hal ini terhadap permasalahan membangun bangsa tercinta ini. Permasalahan Bangsa Indonesia akan terselesaikan jikalau semua elemen penyusun bangsa mempunyai visi dan misi yang sama. Tidak perlu gontok-gontokan seperti yang banyak dipertontonkan di media massa kalau pun tujuannya sama yaitu membangun Indonesia. Seharusnya masing-masing diri kita mengetahui kapasitas dan kemampuan pribadi. Jikalau ada orang lain yang dianggap mampu, mengapa tidak didukung saja untuk menjadi penentu kebijakan namun dengan konsekuansi jika kebijakannya merugikan dan menyengsarakan rakyat, maka orang itu berani mengundurkan diri untuk digantikan orang lain. Jika hal ini menjadi cara berpikir dari setiap pribadi penyusun Bangsa ini, maka dampaknya akan luar biasa. Hal yang tidak terbayangkan akan segera terjadi karena tidak ada lagi orang yang menunggu mempunyai jabatan untuk kemudian melaksanakan tugasnya dengan malas-malasan. Semua orang akan melakukan apa yang bisa mereka lakukan asalkan tujuannya membangun bangsa.

Pelajaran kedua, belajarlah dari kegagalan orang lain untuk mencari cara lain menuju kesuksesan. Mengenai persoalan Bangsa ini, Bung Karno mengajarkan kita dengan ungkapannya yang sudah banyak dilupakan "JASMERAH", Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Sejarah mengajarkaan kita bagaimana berpikir dan bertindak yang benar. Sejarah pun memberikan informasi kepada kita untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan di masa lampau. Bahkan sejarah memberikan trik-trik dan solusi terhadap permasalahan yang pe3lik. Seperti halnya sejarah Bangsa Inggris yang berjuang menemukan benua baru untuk ditinggali karena teraniaya di kerajaannya sendiri. Sejarah mencatat bahwa mereka berlayar tak tentu arah, terombang-ambing ombak, kelaparan, pesimis namun tujuan mereka jelas yaitu mencari benua baru. Pada akhirnya setelah berbulan-bulan merteka berlayar, tibalah mereka di sebuah benua baru (sekarang dikenal dengan Amerika). Satu hal yang perlu dilakukan setelah mengetahui sejarah tentang berdirinya Amerika yaitu kita harus Spartan (tak peduli pedihnya perjuangan) dalam menempuh tujuan, terlebih lagi demi kepentingan bangsa. Sebuah ayat kebenaran menegaskan bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan.

Pelajaran ketiga adalah jadikanlah keraguan dan cemoohan orang lain sebagai pelecut semangat kita meraih kesuksesan. Saya teringat nasihat seorang teman, "Ton, orang lain itu hanya bisa mencela dan mengagumi. Selebihnya kita lah yang bertanggung jawab atas hidup kita. Jadi biarkanlah orang lain berkata apa tentang impian kita. Lebih baik kita fokuskan pikiran dan hati pada impian kita daripada membuang waktu percuma dengan memikirkan perkataan orang lain", begitu dia berkata. Masih ingat cerita di atas kan? Bahwa keraguan tidak melucuti semangat tim anak-anak SMA untuk menaklukkan tingginya pohon pinang dan pada akhirnya mereka mendapatkan hasil dari semangatnya. Modal semangat dan kerja keras pula yang mengantarkan Susi Susanti mengubah sejarah Indonesia di lapangan bulu tangkis yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan di kancah dunia. Silakan liat prestasi yang diraihnya di http://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Susanti.

Hikmah apa pun yang kita dapatkan dari sebuah peristiwa di dunia ini, tidak akan berguna jika tidak menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Lomba panjat pinang banyak mengajarkan kita tentang bagaimana membangun Bangsa ini. Namun tidak cukup hanya mengetahuinya, diperlukan usaha yang kuat untuk mempraktikkan pengetahuan tersebut di kehidupan dari lingkup yang paling kecil, pribadi dan keluarga, sampai sekala yang lebih besar, Bangsa Indonesia. Itu saja. 290812 @aw_86

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun