Mohon tunggu...
Anton Suparyanta
Anton Suparyanta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis+Editor Buku; -kiperbukulejen Detik Detik UN- xixixixiixixixiiiiiiii.....

Selalu belajar. Ikuti proses. Panen sukses. =========== yuuukkkkk, direviuuu buku saya ini! cocok utk konten en proyek merdeka belajar. BUKA Buku Baca Buku Cuan Resensi (Diandra, 2022) JENAMA dan Jemawa, selilit esai dan kritik sastra (Beranda Intrans Publishing, 2023)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

/mangun/, /wastu/, /wijaya/: Tak Ada Pepesan Kosong di Papua

11 Mei 2023   13:11 Diperbarui: 11 Mei 2023   13:21 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari pepesan kosong hingga Papua.  dokpri

Kelima, di balik tikungan narasi, tokoh Didi “limbung” iman. Goyahkah iman Didi? Iman Didi sungguh mendapat cobaan sepele, tetapi mahadahsyat. Cinta memang bisa bikin rabun segala sehingga tuaian akhir sering terjebak dalam pepesan kosong. Konflik diri inilah membawa Didi dalam suasana abu-abu.

Banyak tikungan ambisi dikisahkan Romo Mangun. Melalui satire protagonis Romo ‘Didi’ Rahadi; praktik iman, pengharapan, dan kasih (cinta) membalut alur. Alur tercipta karena dua paparan utama tentang petualangan. Pertama, Didi remaja bertualang laiknya anak milenial kini yang mengenyam cinta monyet SMP hingga seminari (hlm 212). Kedua, Didi muda mengelana ke Jerman demi cinta studi kerohanian. Didi mengukuhkan diri secara janji imamat untuk hidup membujang dengan meterai hidup selibat (hlm 15).

Puncak tualang tersebut mengantarkan Didi untuk menimbang kembali makna penuh tentang selubung hidup. Didi memutuskan memati raga ke Irian (Papua). Kebetulan kakaknya berdomisili di sana.

Kegentingan terjadi. Tersulutlah bara cupido hasrat Didi dengan Hildegard dan Rosi. Hildegard adalah permainan simpati cinta Didi selagi bertugas studi di Jerman. Didi adalah imam yang memisikan cinta, sedangkan Hildegard adalah perempuan cantik enerjik yang kering dan haus cinta (hlm 62-63). Rosi adalah sahabat dan pacar Didi kala remaja dusun. Rosi anak semata wayang yang matang dalam asuhan cinta keluarga. Kembali Didi dilematis dalam pertarungan asmara Hildegard dan Rosi.

Kini tubir cinta Didi menyatu di bumi Irian. Muncul seteru yang jenial. Didi, Hildegard, dan Rosi “berlari” karena menghindari cinta masing-masing, tetapi ditemu-benturkan kembali. Sejatinya, Didi ingin menimbang hidup imamat ataukah copot jubah. Hildegard ingin menghapus noktah Didi di hatinya dengan ikut kerabatnya riset di Irian. Rosi ingin melupakan pelabuhan hati Didi dengan menjadi misi dokter di pedalaman Irian.

Titik kisahannya justru Hildegard mati karena dilukai oknum suku pedalaman yang sakit hati terhadap bule. Sis, suami Rosi, mati karena tertimpa kecelakaan. Eros Rosi pun mati terhadap Didi. Lalu, kemanakah cinta-mati Didi?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun