Mohon tunggu...
Anton Suparyanta
Anton Suparyanta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis+Editor Buku; -kiperbukulejen Detik Detik UN- xixixixiixixixiiiiiiii.....

Selalu belajar. Ikuti proses. Panen sukses. =========== yuuukkkkk, direviuuu buku saya ini! cocok utk konten en proyek merdeka belajar. BUKA Buku Baca Buku Cuan Resensi (Diandra, 2022) JENAMA dan Jemawa, selilit esai dan kritik sastra (Beranda Intrans Publishing, 2023)

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Gaya Cinta Intelektual Muda di Bawah Pusar Adat Indonesia Timur

8 Mei 2023   20:55 Diperbarui: 11 Mei 2023   20:30 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang-orang pintar berburu cinta. (Foto: dokumentasi pribadi)

Keterpurukan perempuan makin merana bila ditambahkan dengan kehamilan yang diakhiri dengan kebiasaan adat "jual beli". Pihak laki-laki membayar dengan sekian ekor hewan atau sekian jumlah uang, maka urusan selesai.

Kebiasaan adat waja di Ngada, wale, dan wale pela di Ende, serta segala bentuk kebiasaan adat lainnya yang secara tegas pasti membuat perempuan yang sudah hamil itu hancur luar dalam. 

Kebiasaan adat ini memungkinkan laki-laki bebas dari tanggung jawab. Sementara perempuan yang ditinggalkan pasti merana seorang diri. Laki-laki dapat membayar sejumlah uang tertentu atau benda tertentu untuk menebus kesalahannya.

Secara kebiasaan adat, perempuan dibebaskan dari beban cacat kemasyarakatan. Pada awalnya kebiasaan adat bertujuan untuk menjaga martabat perempuan, tetapi kini justru memenjarakan perempuan. 

Meskipun bukan pilihannya, keputusan tersebut harus diterima tanpa pernah ditanya 'ya' atau 'tidak' pada perempuan yang mengalaminya. Benar-benar suara perempuan diabaikan sama sekali.

Adat mengharuskan lelaki untuk menjaga martabat diri dan keluarga apa pun korbannya. Adat tidak tahu bahwa ada seorang perempuan yang hancur kehilangan anak kembarnya. 

Adat juga tidak tahu ada seorang perempuan menderita lahir batin akibat dari kehilangan yang dirasakannya. Adat benar-benar tidak menjaga perasaan perempuan.

Demikianlah orasi bidan Rosa Dalima dalam novel ini. Akankah hubungan kisah kasih bidan Rosa Dalima dengan dokter Yordan juga dikejami adat? 

Ros utopis. Yordan utopis. Cinta pun utopis. Mereka tancap gas berpikir di dalam mobil yang segera tancap gas melaju. Ke mana? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun