Nyaris tidak ada garapan karakter tokoh yang hebat. Tidak ada plot yang memilin penceritaan. Alias terjadi paparan panorama sketsa kisah yang begitu rupa, begitu banyak, begitu mirip berulang-ulang menimpa beberapa tokoh (khususnya generasi perempuan muda).
Terasa nakal ingatan baca-kembali mengundang novel montok-isi tentang kegagahan perangai para tokoh yang berkelebat-kelebat dalam novel legendaris etnik Halmahera, Maluku Utara.Â
Ngiang itu muncul ke novel Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa (1984) karya YB Mangunwijaya. Begitu berdaging kisah ini! Memang, biarlah jaya pada masanya novel-novel itu! Sejarah sastra kita cukup mencatatnya dengan cap memorabilia.
Lantas apa yang menjadi daging cerita novel Bulan Patah ini?Â
Orasi. Seorang tenaga kesehatan, bidan, Rosa Dalima pintar berorasi. Ros berorasi. Orasi inilah menjadi satu titik kuat novel ini.
Ros berorasi. Orasi inilah menjadi satu titik kuat novel ini. Kini memang banyak pasangan hidup yang menjalani hubungan perkawinan dan berani hamil tanpa ikatan yang kuat.Â
Demikian pula pasangan yang terikat karena keluarga sudah tahu, perempuan sudah hamil dan tinggal di rumah laki-laki, laki-laki sudah tinggal di rumah perempuan karena perempuannya sudah hamil, laki-laki dan perempuan sudah hidup bersama di rumah sendiri, bahkan sudah memiliki beberapa anak tanpa ikatan yang sah baik secara adat, agama, maupun sipil.
Ros mengisahkan masalah-masalah faktual cinta para tokoh. Matilda, Sia Lusia, Monika, Retha, bahkan Dalima Adik adalah contoh nyata tentang jarak antara pengetahuan tentang kesehatan pada umumnya, dan khususnya kesehatan reproduksi dan kenyataan di lapangan belum atau boleh dikatakan tidak terjembatani dengan baik.Â
Pengetahuan tentang seks, seksualitas, dan kesehatan reproduksi pada umumnya diperoleh secara rahasia melalui berbagai jalur berita. Mereka terpaksa tahu akibat sudah telanjur hamil atau tetap tidak tahu sesuatu yang terjadi dengan diri sendiri.Â
Laki-laki para penanam benih dalam rahim mereka pun adalah contoh utama dari ketidakpedulian terhadap air mata dan kesakitan orang lain. Lelaki tidak punya belas kasih.
Cerita perempuan muda (remaja) hamil bukan rekaan belaka. Fakta. Perempuan terpuruk. Tidak ada ruang untuk menentukan pilihan sendiri.Â