Ganjar juga dikenal dekat dengan dengan Almarhum KH Maemun Zubair, Sarang, Rembang. Bahkan gubernur berambut putih ini menggandeng putera Kyai Maemun, Taj Yasin, sebagai wakilnya di periode kedua memimpin Jawa Tengah.
Contoh lain, Habib Lutfi dan Ganjar bahkan pernah memimpin apel kebhinekaan dengan ribuan santri pada 30 November 2016 di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang. Apel itu diulangi lagi 2019 di Semarang dan September 2020 di masa pandemi ini dengan pelaksanaan secara terbatas di Solo.
Kedekatan keduanya menjadikan berbagai macam persoalan teratasi. Contoh termutakhir ketika Ganjar berhasil membujuk Habib Lutfi untuk membatalkan acara Maulud Nabi besar-besaran di masa pandemi. Acara Maulud Nabi itu akhirnya dilaksanakan secara terbatas, tidak sampai terjadi pengumpulan massa besar seperti di Petamburan Jakarta yang membuat Riziq Sihab dipenjara.
Kedekatan ulama umara yang sedemikian erat juga tercermin dari kejadian pembatalan pengajian Gus Miftah. Kyai muda gondrong ini ditelepon Ganjar di tengah-tengah acara pengajian. Hasilnya Gus Miftah setuju mempercepat pengajiannya di Pekalongan dan membatalkan pengajian di Pemalang. Gus MIftah manut saja, bahkan ketika orang-orang menggunjingkan seolah-olah ada masalah antarkeduanya, satu postingan Gus Muftah di Instagram meluluhlantakkan asumsi orang. Gus Miftah memasang foto dirinya bersama Ganjar disertai kepsen: “Cintaku pada Pak Ganjar seperti Corona, apa itu, tidak nampak tapi sangat serius”
gojlog-gojlogan layaknya sahabat lama.
Keduanya juga sering terlihat bersama, bahkan di satu acara pengajian di Pondok Ora Aji Jogja, Ganjar dan Gus MiftahPun dengan KH Mustofa Bisri alias Gus Mus, Ganjar kerap sowan untuk meminta petunjuk serta wejangan. Kedekatan mereka dikarenakan Ganjar mengagumi sosok kyai sekaligus sastrawan-budayawan itu. Ganjar beberapa kali membacakan puisi Gus Mus dalam acara resmi.
Salah satunya puisi berjudul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana'. Puisi ini pernah menuai polemik. Satu kelompok bernama Forum Umat Islam Bersatu menuding Ganjar menyudutkan Islam dengan puisi itu. Namun FUIB kecele. Mereka baru mengetahui puisi itu karya Gus Mus dan akhirnya meminta maaf.
KH Munif Zuhri Demak juga acap dikunjungi Ganjar. Bersama beberapa ulama lain, Ganjar dan Mbah Munif menggagas jihad medsos ketika berkumpul di Ponpes Girikusumo Mranggen, Kabupaten Demak, Rabu (16/12/2020). Jihad medsos ini adalah satu upaya baru untuk melawan gerakan dan paham radikalisme yang marak bersebaran di dunia maya.
Kedekatan Ganjar dan ulama NU tidak ujuk-ujuk atau baru sekarang saja. Media sudah ada yang membahasTapi jauh sebelum itu, bahkan sebelum menjadi gubernur, Ganjar memang sudah dekat dengan NU. Bagi yang belum tahu, istri Ganjar, Siti Atikoh Supriyanti adalah putri dari H.Supriyadi, tokoh NU Purbalingga. Kakeknya adalah KH Hisyam A Karim pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar Purbalingga. KH. Hisyam adalah sosok ulama besar sekaligus pejuang kemerdekaan yang memimpin para santri melawan penjajah Belanda. Soal KH Hisyam bisa dibaca di tulisan Kompasiana ini.
Kedekatan ulama dan umara inilah yang diinginkan Megawati untuk meneruskan semangat kedekatan Soekarno dan NU. Karena hanya dengan bersatunya nasionalis dan relijius inilah, Indonesia mampu menatap dan menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi.