Mohon tunggu...
anton
anton Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 Kajian Sejarah FISIP UNNES, Guru SMA

Suka diskusi dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tantangan Ekologis Masyarakat Pinggiran Kota

25 Mei 2024   18:25 Diperbarui: 25 Mei 2024   18:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam aspek pembangunan infrastruktur nampak daerah pinggiran kota masih sebatas sebagai “penyangga beban” ketidakmampuan pemerintah kota dalam menampung masyarakat. Pembangunan saluran air yang tidak terintegrasi, tempat dan layanan pengangkutan sampah yang belum optimal, kerawanan dalam hal keamanan, kondisi dan ruas jalan yang tidak proporsional, layanan kesehatan baik fisik dan mental yang kurang memadai menjadi tantangan tersendiri di daerah pinggiran kota.

Dalam aspek pembangunan sumber daya manusia sejauh ini pemerintah sudah melakukan upaya-upaya yang mengarah pada penyadaran pentingnya mindset peduli lingkungan terhadap masyarakat. Beberapa materi pelajaran di bangku sekolah menekankan pentingnya melestarikan lingkungan. Beberapa hal yang perlu diperkaya lagi yakni mengenai pendidikan lingkungan berbasis kearifan lokal dan relevansinya terhadap generasi saat ini. Optimalisasi peran influencer dalam mengedukasi masyarakat perlu memperoleh porsi kebijakan yang massif. Dengan kata lain metode-metode publikasi pemerintah harus variatif dan menarik generasi muda.

Diskusi-diskusi mengenai substansi mitos maupun folklore bisa disemarakan. Bahwa terdapat makna yang sangat berharga yang diwariskan oleh leluhur dalam menjaga kelangsungan alam. Relevansi peran mitos maupun folklore kepada generasi saat ini perlu dilakukan melihat banyaknya musibah yang berkaitan dengan dampak rusaknya lingkungan. 

Selain itu pemerintah juga perlu melibatkan tokoh-tokoh adat di masing-masing wilayah. Peran tokoh adat dalam menjaga lingkungan sangatlah penting karena mereka sering kali menjadi penjaga dan pemelihara tradisi, budaya, dan kearifan lokal dalam masyarakat. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang flora, fauna, dan pola alam setempat, yang sering kali diturunkan dari generasi ke generasi melalui cerita, mitos, dan praktik-praktik tradisional. 

Selain itu mereka dapat memberikan arahan dan sanksi kepada anggota masyarakat yang melanggar norma-norma yang berhubungan dengan pelestarian alam. Menetapkan batas-batas untuk aktivitas seperti berburu, memancing, atau pertanian. Tokoh adat juga sering bertanggung jawab atas pelaksanaan ritual dan upacara adat yang berkaitan dengan alam dan lingkungan. Upacara-upacara seperti perayaan panen, doa hujan, atau penghormatan terhadap arwah leluhur dapat memperkuat hubungan spiritual antara manusia dan alam, serta memperkuat kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Dengan dukungan teknologi canggih saat ini, upaya pelestarian mitos maupun folklore dalam upaya menjaga keleastarian alam sangat mungkin dilakukan. Dengan berbagai platform sosial media cerita mitos maupun folklore bisa disajikan lebih menarik. Gerakan back to nature yang booming akhir-akhir ini adalah momentum yang tepat untuk mengedukasi masyarakat bahwa kearifan leluhur dalam menjaga keseimbangan alam sangat perlu dilanjutkan sebagai solusi atas kerusakan lingkungan hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun