Mohon tunggu...
Anton Ryadie
Anton Ryadie Mohon Tunggu... -

Penggiat media online. Penyuka kopi, budaya dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berpikir Positif pun Kadang Membuang Waktu

4 Agustus 2016   16:50 Diperbarui: 4 Agustus 2016   17:07 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber Gambar: Pixabay

Jika kita terbangun di pagi hari dan dilanda kecemasan, hal yang paling sering disarankan selain berdoa adalah berpikir positif. Namun, ternyata konsep “Berpikir Positif “ ini rasanya harus mulai disingkirkan dari benak kita. Mungkin yang paling tepat dalam mengatasi situasi saat kita dilanda kecemasan atau kegelisahan adalah “Berpikir Berguna”.  

Bila kita sedih atau merasa cemas akan sesuatu, memaksakan berpikir positif akan berpotensi menaikkan ekspektasi. Dan ini bisa menjadi bumerang bila ternyata kecemasan kita menjadi kenyataan. Berpikir tentang sesuatu yang ideal atau sempurna membuat kita menutup kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Akibatnya rasa siap untuk menanggung sesuatu jadi berkurang. 

Lain halnya jika kita mencoba untuk berpikir berguna. Dengan berpikir berguna, kita juga menyiapkan diri kita untuk sesuatu yang terburuk sekalipun. Mungkin hari ini akan menjadi hari yang buruk, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membuat situasi menjadi terkendali? Seperti itulah pola berpikir berguna.

Semua ini tak lepas dari cara kita mengubah sisi pandang. Di saat kehidupan menjadi semakin pelik, semua itu harus disadari sebagai sebuah realita. Berpikir positif lebih mendorong imajinasi kita ke arah yang sempurna. Sedangkan dengan berpikir berguna, alih-alih hanya menepikan hal-hal negatif, kita juga menyiapkan diri bila hal negatif itu terjadi.

Misalnya dalam mengadapi sebuah kemacetan. Bila kita berpikir positif, benak kita akan dipandu ke kayakinan bahwa kemacetan tidak akan berlangsung lama, dan bisa tiba di tempat tujuan tepat waktu. Atau mungkin jalan yang akan kita lewati hari ini sedang tidak macet. Tetapi bila kita berpikir berguna, kita tetap menyadari realita bahwa jalanan akan tetap macet. Namun, kita sudah mempersiapkan diri dan hati dengan sesuatu yang menghibur, misalnya mendengarkan musik, dan kita juga sudah menyiapkan diri untuk mengatasi masalah yang timbul akibat keterlambatan.

Pola berpikir berguna juga mendorong seseorang untuk lebih menciptakan peluang di saat terjepit. Perbedaan antara orang-orang biasa dan orang yang datang menuju kesuksesan terletak dari bagaimana mereka bisa menciptakan peluang. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun