Mohon tunggu...
Anton Putra
Anton Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pembaca

Hanya ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ram Sanjaya, Komikus Serba Bisa

9 Maret 2022   10:58 Diperbarui: 9 Maret 2022   18:47 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Ram Sanjaya samar-samar saya ingat dari masa kecil saya. Nama ini yang sering tertera di majalah yang ada di rumah saya di masa kecil. Majalah yang penuh dengan gambar dan kartun-kartun lucu, juga kisah-kisah horor dan dewasa. Ya, mbah Ram (begitu beliau menyebut dirinya sekarang) memang seorang ilustrator di majalah terbitan kelompok Selecta yang terkenal di era 80-an.

Saya berkenalan dengan mbah Ram melalui facebook. Karena sedang merintis penerbitan komik, saya meminta beliau untuk mengirimkan naskah. Mulanya sebuah komik tipis tentang kisah hidup beliau. Komik ini akhirnya terbit dengan judul "Dari Ambara ke Ibukota". Memang beliau asli Ambarawa dan pada tahun 80-an merantau ke Jakarta. 

Wah, membaca komik otobigrafi ini, saya jadi tahu tentang kisah hidup pak Ram. Selain jago menggambar, beliau juga pernah menjadi bintang iklan yang sering saya lihat dulu di majalah. Iklan minuman kotak ini salah satunya.

Saya juga merasa tersanjung, di dalam komik otobiografinya itu, mbah Ram memasukkan saya ke dalamnya. Meskipun belum pernah bertemu muka di dunia nyata, tapi di dalam panel komik, kami pernah bersama.

Setelah komik tipis berupa otobiografi mbah Ram, dengan nama penerbitan bukukatta, kami menerbitkan lima komik tebal karya mbah Ram, yang rata-rata tebalnya 100-an halaman. Gaya gambar mbah Ram yang ngartun namun ada kesan realistis, memiliki ciri khas tersendiri. Jika sekali saja kita melihat gambarnya, kita akan akan bisa menandai siapa yang menggambarnya.

Memang gaya gambar yang bagi generasi sekarang mungkin terkesan tidak kekinian alias jadul, namun menurut saya ini merupakaan kekayaan khasanah perkomikan kita. Meskipun penjualan komiknya, yang hanya dicetak 200 eksemplar, semakin lama semakin menurun, namun saya terus berusaha menerbitkannya. Memang pangsa pasar dan penjualan yang hanya melalui media sosial dan toko online seperti akun tokped ayobukku, masih jauh untuk menjangkau peminat yang mungkin ingin membeli komik-komik terbitan bukukatta.

Entah sampai kapan bisa bertahan, karena mbah Ram termasuk produktif membuat komik di hari tuanya. Sudah ada belasan komik yang dibuatnya, dan baru enam yang bukukatta terbitkan.

Dokpri
Dokpri

 Di hari tuanya, mbah Ram yang menetap di Bekasi ini, mengisi hari-harinya dengan mengobati orang dengan ilmu reiki dan spiritual yang dimilikinya. Memang sejak usia dini, dia memiliki bakat tentang hal-hal gaib. Ini dapat kita ketahui dari karya-karya komiknya yang banyak berhubungan dengan dunia gaib. 

Memang tidak mudah menghidupkan gairah komik nasional sekarang ini. Daya beli masyarakat terhadap komik nasional masih kurang, dan selalu membandingkan dengan kualitas isi dan fisik komik luar yang lebih wah tampilannya. Tapi, kalau tidak berusaha, ya kita tidak bakal mencapai apa-apa. Semoga dengan usaha kecil yang saya lakukan dengan bukukatta, dapat menjadi riak-riak kecil semangat untuk membuktikan komik nasional a.k.a cergam masih ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun