Selain itu, kondisi yang semakin "stressfull" dapat menebarkan atau memicu perilaku irasional dan membahayakan, terutama pada kaum pria yang menanggung beban keluarga; mereka bisa jadi berlaku liar dan nekat atau bahkan bunuh diri. Informasi terbaru, yang penulis peroleh dari media bbc, menyatakan bahwa angka pria yang bunuh diri dalam kondisi depresi jauh lebih tinggi dari angka bunuh diri pada perempuan.Â
Singkatnya, kondisi pengulangan PSBB akan rentan memunculkan tekanan dan depresi, dan selanjutnya persepsi pada "tekanan" yang berulang dan kian dalam pengaruhnya akan meningkatkan kerentanan seseorang pada keterjangkitan dan daya kebal untuk tetap bertahan hidup; selain memunculkan efek fatal lain yang bisa jadi di luar kendali kita, seperti meningkatnya angka kematian akibat bunuh diri, akibat serangan agresif atau liar, dll.Â
Semua ini juga menyumbang peningkatan keterancaman nyawa yang selama ini kurang kita perhitungkan; kita hanya fokus pada gerak naik turun angka korban covid. Seharusnya, para dokter yang berpengalaman, atau setidaknya sudah berkaliber spesialis, pasti tahu dan sadar pada kondisi peubah seperti ini; karena mereka telah memahami terapi holistik.
Kedua, hanya dengan mengandalkan jurus PSBB, kita jadi abai pada peran faktor lain yang turut serta berkontribusi pada kian rentannya keterjangkitan masyarakat.Â
Faktor lain itu misalnya, kian lemahnya daya beli masyarakat yang berimbas pada turunnya kualitas makanan yang diasupnya, turunnya kualitas hidup sehat yang harus terus dipelihara  dan lain-lain, terutama kian rentannya guncangan psikologis yang akan mengarah pada perilaku irasional dan meningkatkan kerentanan seseorang pada keterjangkitan.
Sebenarnya ada banyak alternatif untuk mencegah kebijakan radikal PSBB, seperti pencermatan dalam membaca data alokasi keterjangkitan (pada ranah mana kasus terbanyak keterjangkitan); Pemberian bantuan yang tepat sasaran, seperti bantuan berupa makanan bergizi untuk target yang terentan dampak pandemik, dan sebagainya.Â
Semoga, harapan penulis, kidung PSBB dari bapak Anies sekedar sebagai semacam strategi blitzkrieg untuk para pelanggar nakal peraturan jaga jarak, penggunaan masker, dst. Terima-kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H