Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nietzsche dan Anne Frank dalam Terang Levinas

16 November 2019   10:22 Diperbarui: 16 November 2019   10:32 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan rusakku lainnya:

Siapa tak kenal Nietzsche? Filsuf besar berpalu godam yang melantakkan semua nilai pada eranya. Satirnya yang tak kenal ampun, menusuk pedas habis-habisan idealisme Jerman, tak terkecuali moral Kristiani yang sedang mengalami dekaden. Seorang diri  ia membangun filsafat pemberontakkannya dengan kata kunci "Will to Power" dan "Superman".

Immanuel Kant dan Frederich Hegel pun tak luput dari satir pedasnya, juga Luther! Ia satu-satunya filsuf yang dengan tegas menyatakan bahwa filsafatnya tak akan dapat dipahami (apalagi diterima) oleh orang sejamannya (rekan sesama filsuf sekalipun!) Dan terbukti benar. Para penganut aliran strukturalisme di era 1960-an bisa dibilang cucu waris ajarannya. Foucault pun menimba ilmu arkeologi kuasa-nya dari  sang penggempur tembok.

Menurutnya "Will to Power" adalah:

1) Pluralitas sensasi, yaitu sensasi kondisi "dari" dan "kemana" tujuan itu sendiri. Terkait dengannya adalah sensasi otot yang menyertainya.  jenis-jenis sensasi adalah kandungan dari kehendak (the will).

2) Dalam tindakan setiap kehendak terdapat pikiran yang mendominasi (the ruling will)

3) Kehendak tak hanya sensasi dan pikiran yang kompleks, tapi terutama merupakan emosi, yaitu emosi yang memerintah.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa "freedom of will" pada dasarnya emosi supremasi (keunggulan) yang tentangnya adalah bahwa  "ia yang harus patuh" - "saya bebas", ia "harus patuh!". Kesadaran ini ada dalam kehendak.

Hal lain yang juga penting adalah bahwa pada saat kita "memerintah",  serentak kita juga "diperintah", Ia , subyek, yang memerintah sekaligus yang juga harus patuh (berupa tekanan yang muncul secara berlawanan arah).

Dualitas tersebut, oleh istilah sintetis saya ( 'synthetic I')  kemudian dikelabui, seolah-olah  saya-lah yang berkehendak dan berhasil, padahal instrumen eksekutor  yang berkehendak dan berhasil.

Singkatnya, Will to Power itu dapat dianologikan  dengan kelas penguasa (governing class) yang selalu mendaku keberhasilan dari negara perserikatannya (commonwealth).

Konsep ini serupa dengan paparan konsep-nya Sigmund Freud tentang Libido, dan kelak dikembangkan oleh strukturalisme Lacan.

Pertanyaan penting yang mencuat adalah apa atau siapa yang menopang 'daya' awal perjuangan seorang Nietzsche hingga memiliki keyakinan yang demikian teguh pada gagasan unik dan mendalam?

Pengaruh seorang ayah, menurutnya sangat besar pada kepribadiannya. Pengaruh berikutnya yang tidak kalah penting berasal dari interaksi dengan orang-orang kunci dalam jenjang karirnya. Mereka yang juga memiliki tanggung-jawab besar pada perkembangan Nietzsche, yakni Firedrich William Ritschl, seorang philologist, Wagner, dan Schopenhauer. Wegner merupakan tokoh terdekat dan paling berpengaruh bagi gagasan utama beliau, meskipun pada akhirnya mereka berselisih pendapat (menurutnya Wagner mulai bersikap kompromis pada idealisme Jerman).

Contoh kasus kedua adalah kasus buku harian gadis belia Anne Frank!

Membaca kisah Anne Frank dan Buku harian (kumpulan surat harian, tepatnya), meneguhkan keyakinan penulis akan pentingnya pengaruh interaksi (penuh tanggung-jawab) antar individu yang telah menjadi subyek sebagaimana yang dipaparkan oleh filsuf Levinas. Dalam seluruh kisah buku harian tersebut, penulis yakin bahwa semua pembaca sepakat pada kuatnya pengaruh tokoh ayah (Otto Frank) pada diri si belia Anne Frank (usia empat belas tahun).

Kedekatan hubungan antara ia dengan ayahnya yang merupakan pria dewasa dan matang serta bertanggung-jawab, secara jelas ditonjolkan dalam kumpulan surat hariannya tersebut. Dari kedekatannya itu pula terjalin  proses komunikasi yang intens dan berpengaruh besar pada perkembangan drastis proses transformasi diri Anne Frank. (bila ingin melihat filmnya ada juga di yutup dengan menuliskan alamat judul Anne Frank)

Mungkin ada sebagian  pembaca yang berpendapat bahwa kondisi kritis dalam persembunyian-lah yang menyebabkan terjadinya 'keajaiban' perkembangan pribadi Anne Frank. Memang kondisi tersebut sedikit banyak berpengaruh, namun bila kita cermati dari  sebagian besar isi suratnya dapat disimpulkan bahwa  hanya ia (Anne Frank) dan ayahnya saja  yang paling sering memberi tanggapan  'adekuat' pada situasi genting tersebut.

Bahkan sebagian besar orang dewasa dan orang tua lainnya (Mr Dussel, Mrs dan Mr Van Daan, dan juga Peter putranya)  cenderung mempertunjukkan tanggapan kurang dewasa (bahkan cenderung kekanak-kanakan!). Dalam semua episoda 'krisis' mereka juga kerapkali melontarkan komentar dan saran yang kekanak-kanakan; bahkan dari sudut pandang Anne Frank sendiri!

Demikianlah, kedekatan konsep tanggung-jawab karena 'kejutan' pada wajah liyan yang telanjang -nya Levinas menurut penulis terbukti.  Ketika kita mulai menjadi subjek yang bertanggung jawab pada wajah telanjang liyan,  kita memperoleh semacam peneguhan atas apa yang sebelumnya mungkin masih berupa keinginan yang bersifat emosional. Kehendak untuk keluar dari lingkaran totalitas 'aku' dan mendobrak ke arah Yang Tak Terhingga (wajah telanjang liyan) membuka cakrawala baru dan memungkinkan terjadinya metamorfosa atau transformasi.

Pustaka:

Buku harian  Anne Frank

Philosophy of Nietzsche (kumpulan lima karangan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun