Konsep ini serupa dengan paparan konsep-nya Sigmund Freud tentang Libido, dan kelak dikembangkan oleh strukturalisme Lacan.
Pertanyaan penting yang mencuat adalah apa atau siapa yang menopang 'daya' awal perjuangan seorang Nietzsche hingga memiliki keyakinan yang demikian teguh pada gagasan unik dan mendalam?
Pengaruh seorang ayah, menurutnya sangat besar pada kepribadiannya. Pengaruh berikutnya yang tidak kalah penting berasal dari interaksi dengan orang-orang kunci dalam jenjang karirnya. Mereka yang juga memiliki tanggung-jawab besar pada perkembangan Nietzsche, yakni Firedrich William Ritschl, seorang philologist, Wagner, dan Schopenhauer. Wegner merupakan tokoh terdekat dan paling berpengaruh bagi gagasan utama beliau, meskipun pada akhirnya mereka berselisih pendapat (menurutnya Wagner mulai bersikap kompromis pada idealisme Jerman).
Contoh kasus kedua adalah kasus buku harian gadis belia Anne Frank!
Membaca kisah Anne Frank dan Buku harian (kumpulan surat harian, tepatnya), meneguhkan keyakinan penulis akan pentingnya pengaruh interaksi (penuh tanggung-jawab) antar individu yang telah menjadi subyek sebagaimana yang dipaparkan oleh filsuf Levinas. Dalam seluruh kisah buku harian tersebut, penulis yakin bahwa semua pembaca sepakat pada kuatnya pengaruh tokoh ayah (Otto Frank) pada diri si belia Anne Frank (usia empat belas tahun).
Kedekatan hubungan antara ia dengan ayahnya yang merupakan pria dewasa dan matang serta bertanggung-jawab, secara jelas ditonjolkan dalam kumpulan surat hariannya tersebut. Dari kedekatannya itu pula terjalin  proses komunikasi yang intens dan berpengaruh besar pada perkembangan drastis proses transformasi diri Anne Frank. (bila ingin melihat filmnya ada juga di yutup dengan menuliskan alamat judul Anne Frank)
Mungkin ada sebagian  pembaca yang berpendapat bahwa kondisi kritis dalam persembunyian-lah yang menyebabkan terjadinya 'keajaiban' perkembangan pribadi Anne Frank. Memang kondisi tersebut sedikit banyak berpengaruh, namun bila kita cermati dari  sebagian besar isi suratnya dapat disimpulkan bahwa  hanya ia (Anne Frank) dan ayahnya saja  yang paling sering memberi tanggapan  'adekuat' pada situasi genting tersebut.
Bahkan sebagian besar orang dewasa dan orang tua lainnya (Mr Dussel, Mrs dan Mr Van Daan, dan juga Peter putranya) Â cenderung mempertunjukkan tanggapan kurang dewasa (bahkan cenderung kekanak-kanakan!). Dalam semua episoda 'krisis' mereka juga kerapkali melontarkan komentar dan saran yang kekanak-kanakan; bahkan dari sudut pandang Anne Frank sendiri!
Demikianlah, kedekatan konsep tanggung-jawab karena 'kejutan' pada wajah liyan yang telanjang -nya Levinas menurut penulis terbukti. Â Ketika kita mulai menjadi subjek yang bertanggung jawab pada wajah telanjang liyan, Â kita memperoleh semacam peneguhan atas apa yang sebelumnya mungkin masih berupa keinginan yang bersifat emosional. Kehendak untuk keluar dari lingkaran totalitas 'aku' dan mendobrak ke arah Yang Tak Terhingga (wajah telanjang liyan) membuka cakrawala baru dan memungkinkan terjadinya metamorfosa atau transformasi.
Pustaka:
Buku harian  Anne Frank