Barisan kata tajam
menghunjam tebalnya aspal,
keringat dan asap ikut berderap bersama  logika nalar gawai piawai pengawal
keras protesmu...
"Ini millenial yang 'kan reparasi reformasi", teriak mereka sesengit
terik sengatan mentari  di siang bolong ibu kota.
Aku terperangah campur getir,
di muka layar rental internet!
"Semoga mereka tidak lupa berbekal gula merah kawung", bisik hatiku cemas.
tenggaklah air mineralmu
saat mulut 'tlah terasa kering dan berbusa,
semangat dan empatimu sungguh mematri dudukku,
di kursi rental kuterpaku,
pada sihir gawai yang memantrai  aspal,
pada paket terkemas yang meremas isi kepala dan hati mudamu,
aku hanya mampu berbisik tanya,
pada sejuta gejolak yang berpacu dengan amarahmu,
adakah yang salah atau melenceng dengan reformasi era kekinian,
bila pertaruhannya adalah bara yang berkobar menyala,
membakar dan mengubah obat nyamuk jadi pohon upas*)?
*) pohon beracun yang hembusan asapnya pun mematikan setiap mahluk hidup terdekatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H