Mohon tunggu...
anton nugraha
anton nugraha Mohon Tunggu... -

"Faith moves mountains, but only knowledge moves them to the right place..." -JG-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Ini Arti Nasionalisme Prabowo?

2 April 2014   22:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sangka, di belakang tokoh yang gembar-gembor mengusung ekonomi kerakyatan bernama Prabowo Subianto, calon presiden RI dari Partai Gerindra (apabila kuota Presidential Threshold memenuhi), ada kepentingan keluarga Rothschild untuk tujuan penguasan tambang-tambang di Indonesia.

Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/03/31/prabowo-pintu-lain-rothschild-kuasai-tambang-di-indonesia-645507.html

Mengulas artikel yang ditulis oleh akun Ratu Adil pada kompasiana, apa yang dipaparkan didalam tulisanya tersebut sangat masuk akal apabila kita fikirkan dengan seksama, namun apakah mungkin Prabowo Subianto yang seorang tokoh yang terlhat kental dengan jiwa nasionalisnya mau untuk dijadikan Boneka oleh asing demi kepentingan Asing?

Pada artikel Ratu Adil tersebut disebutkan dari informasi yang dia dapat dari teman dari Amerika Serikat yang bekerja bersama George Friedman dalam lembaga yang bernama Strategic Forecast atau yang lebih dikenal dengan nama stratfor.

Dia memperoleh informasi bahwasanya para Global Banker yang terdapat Rothschild didalamnya menerapkan kebebasan pasar untuk menaklukan Negara-negara barat dengan alasan Barat adalah tempat dimana mereka berasal. Sehingga siapapun nantinya yang memeganng kekuasaan tidak bisa membatasi kompetisi para pemilik modal didaerah barat.

Beda halnya di Negara-negara timur dengan idiologis kiri atau komunisme, teman Amerika tersebut mengatakan pada Negara-negara timur tidak diterapkan kebebasan pasar karena para Global Banker tidak mau mengulangi kegagalan pada kasus Rusia yang menerapkan kebebasan pasar seperti dibarat namun justru berdampak dengan hal tersebut para Global Banker tidak mampu memenangkan kompetisi sepenuhnya.

Belajar dari kegagalan pada kasus Rusia tersebut Para Global Banker tidak lagi menerapkan kebebasan pasar. Lalu apa yang mereka terapkan? Pasar yang Ekslusif, itulah yang mereka terapkan pada Negara-negara timur saat ini. Cina merupakan salah satu Negara yang sudah diterapkanya Pasar Ekslusif oleh para Global Banker, dengan system investasi selektif di Negara Cina ini tidak sembarangan investor mampu untuk berinvestasi di Cina. Hanya investor yang memiliki hubungan dekat dengan para penguasa saja yang dapat berinvestasi.

Disisi lain Indonesia juga merupakan target Global Banking, karena Indonesia bisa dikatakan merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti CPO, batu bara, emas, tembaga, timah dan lain sebagainya.

Dengan penerapan pola yang sama dengan Cina para Global Banker akan menerapkanya di Indonesia, teman Amerika itu juga menyebutkan nantinya akan ada tokoh yang mengusung Isu “Nasionalisme” namun sebenarnya mereka hanyalah boneka para Global Banker untuk menguasai asset secara ekslusif.

Dengan alasan inilah Rothschild membantu Prabowo agar menjadi pemimpin Negara ini, untuk menjadi salah satu jalan untuk memperoleh apa yang diinginkan Para Global Banking dari Negara ini.

Hubungan Prabowo dengan Rothschild melalui adik kandung prabowo Hashim Djojohadikusumo yang juga menjadi pendana utama gerakan Prabowo melalui Gerindra, Tidar dan sebagaiya. Hashim Djojohadikusumo ini dulunya merupakan pemilik tambang batubara Adaro namun sudah diambil alih secara licik oleh Edwin Suryajaya.

Direbutnya tambang batubara Adaro ini menjadi salah satu alasan Hashim hijrah berbisnis batu bara ke luar negeri yang kemudian menjadi awal mula dekatnya hubungan Hashim dengan Rothschild untuk menguasai tambang-tambang di Indonesia.

Sebelumnya Rothschild juga berhubungan dekat dengan partai Demokrat dan juga Presiden SBY. Namun hal ini tidak cukup karena SBY banyak digoyang oleh para competitor besar lainya. Dikatakan pula sebelumnya Rothschild juga sempat ingin merapat ke keluarga Bakrie, namun hal ini gagal karena banyaknya kasus yang diterpa oleh keluarga Bakrie salah satunya adalah kasus Lapindo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun