Mohon tunggu...
Anton Miharjo
Anton Miharjo Mohon Tunggu... profesional -

Penikmat politik Indonesia, Saat ini bekerja di Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi sebagai Manusia Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bumiaji Kami Akan Datang Lagi

21 Januari 2014   19:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin karena kehabisan ide harus kemana lagi, ditengah jalan menuju Kota Batu tiba-tiba terbersit di kepala saya untuk mengajak Devi melihat pemandangan Alam Bumi aji. Hematku, Devi pasti akan senang melihat suasananya, apalagi dia gadis yang senang dengan urusan potret-memotret dan face-nya sangat mendukung hal itu.

Dengan penuh rasa percaya diri mobil yang hampir berubah warna karena tak pernah dicuci, aku arahkan menuju kesana. Bumi Aji masuk dalam wilayah Kota Batu-Malang dan berada pada ketinggian 1600 meter dari permukaan laut. Di wilayah Bumi Aji sendiri terdapat banyak tempat wisata yang menjadi andalan kota Batu seperti Selecta dan pemandian air panas.

Meski menjadi salah-satu tumpuan wisata, namun jalan menuju Bumi aji terbilang kecil dan bisa menjadi petaka bila tidak konsentrasi. Apalagi jalan menuju Bumi aji penuh dengan kelokan dan jurang.

Nuansa pedesaan mulai terasa saat memasuki wilayah Bumi Aji. Hawa dingin yang menusuk, lahan-lahan petani yang baru selesai digarap dan keindahan bukit yang hutannya masih perawan menjadi daya pikat yang tak ternilai. Menoleh kebelakang jalan yang dilalui, kami disajikan hamparan rumah-rumah di Kota Batu.

Bumi Aji sungguh suatu tempat luar biasa. Sisa-kelelahan hari kemarin saat menuju Probolinggo, kini sirna tergantikan dengan keceriaan alam Bumiaji. Tak kuasa melihat hamparan pemandangan yang begitu menggoda mata. Akhirnya kami memutuskan untuk berphoto-ria ditempat ini. Dan bagiku, ini sangat layak untuk diabadikan.

[caption id="attachment_317333" align="alignright" width="300" caption="Berharap Hujan Tidak Turun"]

1390309450181803952
1390309450181803952
[/caption] Devi, gadis tinggi dan cantik dengan gaya khasnya menjadi kekuatan sendiri untuk melakukan pemotretan di Bumiaji. Kecantikannya menyatu dengan Keindahan Alam Bumi-Aji, melengkapi kesempurnaan ciptaan Sang Pemilik waktu. Sungguh kunikmati kesempurnaan itu, karena aku sendiri penganggum sesuatu yang alami.

Rasanya masih ingin berlama-lama ditempat ini, menghirup udaranya yang sejuk. Namun gerimis sore perlahan datang mennghampiri kami, seolah meminta waktu untuk menyirami Bumiaji. Kami-pun beranjak dan perlahan menuju pemandian Air panas, dan berharap gerimis itu secepatnya menyelesaikan tugasnya.

Tapi harapan itu nampaknya tidak dikabulkan, gerimis berubah hujan deras, kami-pun hanya bisa mengeluh dari dalam mobil dan sesekali melirik kiri-kanan menyaksikan keindahan alam Bumiaji yang masih saja nampak meski hujan deras mengguyurnya.

Upps....., tiba di pemadian air panas Cangar saat hari mulai gelap. Terpaksa kami kembali menuju Kota Batu, dan berharap hujan itu cepat berlalu. Rasanya kami belum puas dan ingin melanjutkan photo-ria yang terhenti.

Sepelemparan tombak dari lokasi pemandian air panas, hujan mulai reda. Kelihatan konyol dan terkesan nekat ditengah gerimis dan dingin yang begitu menusuk, justru kami memutuskan untuk berphoto-ria. Meski Devi kedinginan, namun ia masih saja menikmati dan berusaha tersenyum melihat arah kamera.

Ahhh..., hujan itu datang datang kembali, dan memaksa kami untuk masuk kembali ke mobil.

1390309613591967949
1390309613591967949
Di iiringi hujan lebat dan kabut yang menutupi jalan. Kami perlahan-lahan meninggalkan desa Sumber berantas-Bumi Aji. He..he..he sepanjang jalan sesekali Devi, gadis periang dan optimis itu megambil tissu dan menyeka kaca mobil yang buram. Kami berduapun berlalu dari Bumiaji menuju Lampion Garden dan berharap suatu saat kami akan datang kembali. ++++++++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun