Salah satu rukun iman, yaitu percaya akan adanya hari akhir atau yakin akan adanya hari kiamat. Iman kepada hari kiamat ini merupakan pokok keyakinan dan bagian terpenting dari akidah Islam, bahkan merupakan unsur terpenting setelah iman kepada Allah SWT. Karenanya iman kepada Allah membuktikan adanya makrifat (kenal) kepada sumber lahirnya alam (kausa prima), sedangkan iman kepada hari kiamat membuktikan makrifat-nya  seorang hamba pada tempat kembali yang merupakan tujuan akhir dari kehidupan ini.
Jika mengetahui penyebab-penyebab pertama lahirnya alam beserta isinya dan mengenal tempat kembalinya, maka manusia akan dapat menentukan arah hidupnya di dunia dan mempersiapkan bekal untuk mencapai tujuan yang di idam-idamkannya.
Sebaliknya, jika kita tidak mengimani Allah dan hari kiamat, maka hidupnya tidak akan terarah, tidak memiliki pegangan hidup, mudah terbawa arus, dan sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya yang pada gilirannya ia akan merasakan kehampaan hidup, kegoncangan bathin, kehilangan harga diri dan merasakan hidup yang tidak menentu.Â
Bagaimana proses terjadinya kiamat?
Kiamat dimulai dengan kehancuran alam, kematian semua makhluk hidup, terbelahnya bumi dan langit, berubahnya keadaan alam menjadi bentuk lain oleh Allah SWT kemudin dibangkitkannya semua manusia dan di hidupkan kembali semua manusia, setelah itu Allah meng-hisab dan memperhitungkan semua amal-amal perbuatan manusia.
Barangsiapa yang kebajikannya lebih banyak dari pada kejahatannya maka ia akan masuk syurga dan sebaliknya yang kejahatannya lebih banyak maka akan masuk neraka. Al-Qur'an mengungkapkan tentang pentingnya keimanan pada hari kiamat dan keimanan kepada Allah SWT dalam QS. Al-Baqoroh (2): 177) dan QS. Al-Baqoroh (2): 62)).
Al-Qur'an menyebut kiamat dengan berbagai sebutan, antara lain :
1. Yaumul ba'tsi (hari berbangkit), QS. Ar-Ruum (30): 56.
2. Hari kiamat, QS. Az-Zumar (39): 60.
3. Al-Sa'at, QS. Al-Hajj (22): 1
4. Yaumiddin (hari pembalasan), Al-fatihah.