Mohon tunggu...
Antonius Satria Hadi
Antonius Satria Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Direktur Kantor Urusan Internasional, Humas, dan Kerjasama Universitas Widya Mataram (UWM)

Peran saya mencakup pengembangan strategi untuk meningkatkan citra universitas secara global, membangun kemitraan strategis dengan institusi internasional, dan memastikan efektivitas komunikasi eksternal dan internal. Saya juga bertanggung jawab atas program pertukaran mahasiswa, kerjasama penelitian lintas-batas, serta proyek-proyek internasional lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kontribusi global Universitas Widya Mataram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Baru UWM Diedukasi Kesehatan Mental dan Pencegahan Kekerasan Seksual

12 September 2024   13:30 Diperbarui: 12 September 2024   13:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Psikolog Anggraini memberikan materi (Humas UWM)

Hari kedua pelaksanaan Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMABA) Universitas Widya Mataram (UWM) Tahun Akademik 2024/2025 pada Kamis (12/09) pagi, berlangsung di Pendopo nDalem Mangkubumen, Kampus 1 UWM. Acara ini menghadirkan sesi pengayaan yang sangat penting bagi para mahasiswa baru, dengan fokus pada topik kesehatan mental dan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Dalam sesi ini, hadir dua narasumber utama, yakni Anggraini Dwi Putranti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan Ketua Satgas Pencegahan & Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UWM, Laili Nur Anisah, S.H., M.H. Keduanya membahas isu-isu krusial serta langkah-langkah preventif terkait penanganan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

Psikolog Anggraini dalam paparannya menyampaikan bahwa kekerasan seksual merupakan masalah serius yang harus segera ditangani, terutama di lingkungan kampus. "Kekerasan seksual tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga menyebabkan trauma mendalam secara psikologis dan dampak sosial yang berat bagi korban. Oleh karena itu, edukasi dan kesadaran tentang kekerasan seksual harus ditingkatkan, terutama bagi mahasiswa sebagai generasi penerus," terangnya.

Menurutnya, data dari Komnas Perempuan menunjukkan bahwa kekerasan seksual paling banyak terjadi di ranah personal, dengan total 174 korban di 79 kampus antara tahun 2016 hingga 2020. Salah satu penyebab utama kekerasan ini adalah ketimpangan relasi kuasa serta kurangnya pendidikan seksual yang memadai. Selain itu, berkembangnya teknologi juga memicu munculnya kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Sementara itu, Laili menjelaskan bahwa pencegahan kekerasan seksual harus dilakukan secara menyeluruh melalui modul pembelajaran dan kegiatan-kegiatan kampus seperti OSMABA. "Setiap kampus memiliki tanggung jawab untuk melindungi mahasiswanya dari kekerasan seksual. Satgas PPKS Universitas Widya Mataram berperan penting dalam menangani laporan, memberikan layanan konseling, serta pendampingan hukum bagi korban agar mendapatkan perlindungan yang layak," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa satgas UWM telah berkolaborasi dengan berbagai instansi terkait untuk menangani kasus kekerasan seksual, serta aktif menyebarkan informasi melalui jaringan komunikasi mahasiswa. "Dalam penanganan kasus, kami berkomitmen untuk menjaga hak-hak korban dan memastikan proses yang adil. Jika terbukti ada kekerasan, sanksi administratif akan dijatuhkan pada pelaku. Sebaliknya, jika tuduhan tidak terbukti, kami juga memastikan pemulihan nama baik terlapor," jelasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun