Mohon tunggu...
Antonius Ruron
Antonius Ruron Mohon Tunggu... Guru - Guru Penjas Sekolahan

You'll never write alone

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Giat Literasi SMA Swasta Ile Bura - Part 1, Melawan Sakit Pinggang Demi Literasi

18 Juni 2022   07:55 Diperbarui: 18 Juni 2022   07:58 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maksimus Masan dan Antonius Ruron (Dok. pribadi)

Kamis pagi pukul 7.15 pagi ada pesan masuk di whatsapp, "Pa Ton, ayo besok pagi ke Ile Bura, mereka undang beri materi di sana, sore pulang". Gass ! Demikian jawab saya singkat tanda sepakat.

Itulah obrolan pagi dua orang bapak - bapak yang mulai bermasalah dengan berat badan, punya rencana olahraga yang digarap serius seperti program kerja organisasi namun urung terlaksana dengan alasan klasik, 'besok saja, masih banyak kesempatan'.

Malam harinya kurang lebih jam 08.00 Pa Maksi mulai membagi bagian materi untuk kami berdua. Berbekal pengalaman bersafari dalam giat literasi di banyak wilayah ternyata cukup mudah bagi beliau mengkonsep kan cara penyajian materi untuk giat literasi di sekolah.

Ibarat mengolah makanan, konsepkan sebuah kegiatan bagi beliau seperti menggoreng telur. Ceplok ke minyak panas dan selesai, siap dinikmati dengan tambahan kangkung tumis, kerupuk dan nasi putih.

Selesai mempersiapkan materi pada pukul 10.30 malam, dilanjutkan dengan potong rambut. Katanya biar ganteng maksimal, apalagi uban dikepalanya yang mulai banyak.  Semangat boleh tetap membara tapi faktor usia tidak bisa dipungkiri. Tua !

Jumat (17/6) pukul 6 pagi, sepeda motor Mio berplat nomor wilayah Jogja saya telah melaju ke arah barat. Beberapa kali saya harus rem mendadak, menghindar dari gerombolan anjing yang nongkrong di jalan, saat jalanan masih sepi. Apa mungkin anjing-anjing tersebut memang menjalani pola hidup sehat dengan olahraga pagi ?

Sejuknya udara pagi dan sakit pinggang khas bapak-bapak memaksa kami berkendara selama 2 jam, dari yang biasanya oleh masyarakat setempat cuman 1 jam. Banyak sekali topik obrolan kami sepanjang jalan, mulai dari pengalaman mengajar selama ini, lalu berganti ke masa-masa sekolah menjadi ketua kelas, siswa yang nakal sampai dengan kisah tentang pacar pertama, kalau saya tidak salah dengar Pa Maksi katanya sudah mulai jatuh cinta sejak ada di bangku sekolah dasar.

SMA Swasta Ile Bura gelar kegiatan Literasi di Pantai Lewotobi (Dok. pribadi)
SMA Swasta Ile Bura gelar kegiatan Literasi di Pantai Lewotobi (Dok. pribadi)

Ketika tiba di Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur, bersama kepala sekolah dan para guru, 19 siswa angkatan pertama SMA Swasta Ile Bura telah berdiri memberi sambutan yang hangat buat kami berdua dan juga bapak Jack Arakian, mantan camat Ile Bura yang turut menjadi pemateri dalam kegiatan dimaksud.

Di atas pasir pantai, beralasakan terpal biru, di bawah rindang pohon asam mereka berdiri, bernyanyi, tepuk tangan menyambut kedatangan kami. Suasana penuh keakraban. Tampak laut biru, ombang bergulung dan pulau-pulau kecil, menjadi latar belakang yang apik.

Namun fokus pandangan saya kemudian berhenti pada sosok yang begitu familiar, berbaju hitam, ia melemparkan senyum, kami beradu pandang, suara nyanyian peserta didik SMAS Ile Bura seperti mengecil, daun kelapa yang tertiup angin kencang tiba-tiba seperti melambai pelan, merayakan pertemuan kami, haduhh ! Nanti kita bahas bagian ini secara khusus.

SMA Swasta Ile Bura gelar kegiatan Literasi di Pantai Lewotobi (Dok. pribadi)
SMA Swasta Ile Bura gelar kegiatan Literasi di Pantai Lewotobi (Dok. pribadi)

Kegiatan kami mulai tepat pukul 9.00 pagi di Pantai Blela Wutun, nama tempat tersebut.
Pada kesempatan pertama, bapa Jack membawakan materi seputar teori tentang literasi secara umum. Dilanjutkan dengan materi dari Pak Maksi.

Pada sesi ini peserta mulai dirangsang untuk menulis. Siswa-siswi SMAS Ile Bura oleh pak maksi ditugaskan untuk menulis tentang profil singkat Maksimus Masan Kian menggunakan referensi cerita tentang dirinya yang ia ceritakan sendiri. Lah kok saya malah bingung?

Singkatnya begini, "adik adik, saya akan menceritakan pengalaman menulis saya, dan tugas kalian adalah menulis tentang apa yang saya ceritakan", kata Pa Maksi.

Mendengar tugas seperti itu, menjadi kesempatan emas bagi saya untuk meluncurkan serangan gratis untuk beliau.
Ini tulisan saya tentang Maksimus Masan Kian

_Maksimus, Bocah Petualang Honihama_


Maksi, begitulah teman-teman sebaya, orang tua, kakek kakek, bahkan nenek-nenek yang masih imut menyapa beliau.

Masa kecilnya sungguh tragis,
Bayangkan saja, setiap kisah yang ia baca dari buku usang, tidak memiliki akhir cerita yang lengkap karena lembaran terakhir sudah sobek dan hilang.

Mari kita renungkan, jika cerita itu tentang mencari ikan setelah membaca tiga jam dia tidak tau, nelayan itu dapat Ikan apa, kerapu ? atau gurita ?

Kita pernah penasaran dengan sinetron yang bersambung, Walau cuman 24 jam, berat untuk tahan rasa penasaran itu. Tapi beliau ini, dari buku yang tidak lengkap, ia harus memikul rasa penasaran itu hingga sekarang. Semoga kelak ia tidak mati penasaran.

Masa yang cukup sulit dahulu, berhasil ia balikan keadaan itu sekarang.

Dulu, bahan baca mungkin cuma buku pelajaran seperti.

Ini Budi

Ini Bapak Budi

Ini Nenek Budi dan seterusnya

Namun sekarang, ia bisa membaca tulisannya sendiri di Koran, media online, bahkan bukunya sendiri.

Tentu referensi buku untuk beliau baca bukan masalah lagi, karena sekarang ia adalah produsen kata-kata, pikirannya menghasilkan gagasan yang dituangkan di berbagai media.

Bukan cuman pikiran,

Kaki dan lutut yang mulai gejala asam urat, memikul beban berat dari kepala, tangan, hingga perut, ia ikhlaskan pergi mewartakan literasi, bekal untuk generasi Lewotana

Salut ama Maksi.

bersambung....

Part 2 tentang bagaimana 19 siswa Angkatan 1 SMAS Ile Bura merespon materi yang kami bawakan.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun