Peringatan !!
Sebelum membaca cerita ini, pastikan bahwa Bapak/Ibu tidak berpikir kalau bapak-bapak yang di foto itu adalah mantan saya.
Hari ini kami mendapat jatah vaksin di puskesmas Lewolema, Riangkotek. Sehari sebelumnya saya sudah melakukan beberapa persiapan untuk divaksin. Makan tepat waktu dan istirahat malam yang cukup sesuai anjuran ibu bidan.Â
Tetapi saya tambahkan lagi satu kegiatan persiapan sebelum vaksin yakni berdoa yang khusuk untuk memohon kelancaran, mengatasi kecemasan dan mohon keselamatan setelah divaksin.
Saya tiba di Puskesmas jam 9.30 pagi, antrian sudah banyak. Setelah mendaftar kita dipersilahkan menunggu dipanggil untuk proses screening.Â
Sedang asik bercerita dengan bapak Yan Surachman  owner hilal edustore yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari seperti pulsa listrik dan pulsa telpon seluler, berbagai tiket dan barang lainnya dengan harga lebih murah (mohon ijin-mengandung iklan) tiba-tiba saya ditelpon oleh mantan kekasih awal kuliah semester 2 yang membuat jantung saya berdebar-debar tak teratur.
Ketika sedang asik telponan, saya dipanggil untuk proses screening. Saat mengukur tekanan darah, perawat tiba-tiba bertanya, "punya riwayat hipertensi? Ini tekanan darahnya tinggi ! "Â
Saya heran kok bisa begitu, apakah ini faktor ditelpon mantan kekasih? Saya senyum saja dan menjawab kalau tidak punya riwayat darah tinggi.Â
Nah cerita tentang mantan kekasih itu sampai di sini saja karena sangat berbahaya kalau dilanjutkan.
Setelah dinyatakan lolos proses screening dan siap divaksin kami menunggu cukup lama lagi. Saat divaksin ternyata tidak sakit. Rasanya itu seperti kita ditusuk jarum yang sangat kecil, lalu ada cairan keluar dari jarum tersebut. Bukan rasanya seperti itu, tetapi memang yang terjadi seperti itu.
Setelah divaksin kita dianjurkan menunggu 30 menit agar mengetahui apakah ada efek yang tidak biasa. Dan benar saja 20 menit setelahnya saya dan Pak Yan mulai keringatan, duduk tidak tenang, merasa tidak bertenaga.Â
Setelah itu kami berkonsultasi dengan petugas puskesmas. Mendengar penjelasan kami perawat itu melirik ke jam tangannya lalu dengan tenang menyampaikan "bapak, sekarang jam 12.30, bapak berdua hanya lapar karena sudah waktunya makan siang, bapak berdua bisa pulang sekarang, makan dan istirahat.
Setelah itu kami kembali ke kediaman kami masing-masing, makan siang, dan berkabar kalau kondisi baik-baik saja. Pak Yan berjualan dengan normal dan sayapun seperti biasa, sore-sore pacaran bersama istri, ajak ke pantai dan kami mancing berdua, sambil cerita tentang vaksin hari ini, dan tentunya tidak cerita tentang ditelpon mantan kekasih, berbahaya!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI