Mohon tunggu...
Antonius Ruron
Antonius Ruron Mohon Tunggu... Guru - Guru Penjas Sekolahan

You'll never write alone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pelajaran "Praktek" Tidak Penting di Sekolah?

11 Januari 2022   20:36 Diperbarui: 12 Januari 2022   07:42 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya bahwa ada perbedaan pandangan tentang kedudukan Mata Pelajaran Praktik di daerah kami. Apakah karena ini adalah Penjas, Prakarya, Seni Budaya jadi tidak perlu dibimbing?

Pemikiran saya seperti ini. Para Pengawas berpesan bahwa Guru harus bisa menguasai IT/Teknologi agar pembelajaran yang semakin modern ini dapat kita kejar, dapat kita terapkan, tetapi mengapa kemudian Guru TIK tidak difasilitasi saat ini dengan baik, bukankah peserta didik sekarang adalah kemudian jadi generasi penerus selanjutnya? Bagaimana diferensiasi di depan komputer? Ini tidak terjawab dalam kegiatan ini.

Selanjutnya Prakarya dan Seni Budaya yang mana saat ini kiat-kiat ekonomi kreatif sedang menjadi program utama di Negeri ini.

Tetapi di Daerah kita yang sumber dayanya banyak, berpotensi, guru-gurunya tidak mendapat ruang belajar yang cukup untuk belajar bagaimana mempersiapkan siswanya?

Kemudian penjas, ini yang saya suka. Ketua Rayon kami, Bapak Kepala SMPN 2 Larantuka, terima kasih telah melanjutkan keluh kesah kami kepada dinas, di dalam sambutan penutup beliau menyampaikan bahwa, ber-diferensiasi di dalam ruangan ketika Bahasa Inggris, Matematika dan sejenisnya sudah terjawab, tetapi bagaimana diferensiasi di lapangan voli?

Seorang Peserta yang kelelahan/dokpri
Seorang Peserta yang kelelahan/dokpri

Oleh pengawas kemudian sebelum menutup kegiatan MGMP ini menjawab bahwa untuk rumpun pelajaran praktik ini pematerinya masih liburan, yang kemudian tidak memberikan solusi apa-apa untuk keresahan kami ini. 

Ibarat sebuah hajatan, disebar 1.000 undangan kemudian konsumsinya cuman 600, 400 orang tidak bisa makan lalu tuan rumah memberikan jawaban kalau kokinya kurang, sedang sakit, sekian dan terima kasih.

Tidak bisa kita hanya refleksi tentang siswa yang mengantuk di kelas dan guru yang stres kemudian berharap kondisi ini berakhir tanpa usaha perbaikan yang serius.

Ini kesan secara pribadi, dan sebenarnya, saya sendiri sudah menyusun RPP Penjas dengan aroma diferensiasi, semoga sesuai.

Semoga kondisi seperti ini tidak terjadi di masa mendatang, karena bagaimana pun mata pelajaran di sekolah adalah satu kesatuan yang saling mendukung agar mencapai tujuan pendidikan secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun