Beberapa Minggu lalu saya ditawari Pak Zaeni Boli, 'Pak Toni, mau tidak isi acara di pentas seni SMK Suradewa'? boleh -- bolah bang, Kata saya. Kalau gitu Pak Toni beli tiket dong? Biar disiapkan kursi. Waduh !!
Pengisi acara harus membeli tiket juga? Strategi penjualan tiket macam apa ini, Â Pantas aja tiketnya sold out. Tapi keren bisa mengisi acara bersama teman-teman Bengkel Seni Milenial (BSM) SMK Suradewa. Terima kasih pengalaman yang berharga sekaligus aneh ini.
Sebagai guru penjas, saya malah dimintai untuk melawak tunggal, stand up comedy. Memang benar guru penjas fisiknya kuat-kuat, tapi bukan juga untuk kuat tahan malu kan kalau materinya gagal lucu kan
Mungkin ini juga strategi BSM Suradewa ni, seandainya kalau saya tampil tidak lucu maka mereka tidak rugi-rugi amat. "Yang penting dia sudah beli tiketnya"
Eh tapi tidak rugi loh, karena acara ini di dukung oleh UMKM Lokal Flores Timur, dengan membeli tiket maka berhak mendapatkan salah satu produk UMKM yang sebenarnya harga produk pasarnya lebih mahal dari tiketnya. Beli tiket 20 ribu, dapat VCO Donara yang harganya 25 ribu. Betapa keren dan 'membagongkan'?
Tanggal 30 September kemarin Pentas Bengkel Seni Milenial digelar di halaman SMK Sura Dewa Larantuka. Acara dibuka dengan obrolan santai bersama UMKM lokal yang diwakilkan oleh Oa Eda Tukan dan Bapak Lambertus Jawan.
Dilanjutkan dengan beberapa penampilan, termasuk penampilan stand up comedy dari seorang guru penjas yang gagal lucu. Sampai pada puncak acara Pertunjukan yakni BLT: Bantuan Lama Te dari BSM Sura Dewa.
Pertunjukan ini menceritakan bagaimana keadaan nyata di Flores Timur, bahwa ada kemiskinan, pelayanan publik yang lamban dan sistem yang berbeli-belit. Ada juga tentang ketidakpedulian kaum muda dan bermacam-macam. Tergantung sudut pandang masing-masing. Dan menurut saya ini semacam bentuk protes yang disampaikan lewat pertunjukan seni.
Penampilan mereka semakin menarik karena di dukung dengan permainan lampu apalah namanya, pokok e yang kerlap kerlip, kesan dramatisnya sangat dapat.
Baru hari ini saya bertemu kembali bersama sutradara sekaligus guru anak-anak BSM ini, Bapak Zaeni Boli, beliau membagikan alasan mengapa harus terus menggelar pentas atau pertunjukan semacam ini dengan sebuah kalimat pendek "...Sebelum pementasan keproduksian anak-anak belajar tanpa diajarin, mereka belajar dari pengalaman mereka sendiri, anak anak belajar manajemen Marketing seni pertunjukan...jadi intinya saya ingin anak-anak, siswa saya ini belajar tanpa saya ajari".
Setelah mendengar kalimat itu hanya ada kata wow, terus berkarya dan menginsipirasi Bang Zaen, kapan kapan kita olahraga menurunkan perut bareng-bareng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H