Sembari merayakan kemenangan Liverpool atas Crystal Palace 3 - 0 semalam  dengan segelas teh hangat pagi ini saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana menjadi guru yang hebat dan berprestasi versi 4 narasumber hebat yang hadir pada webinar PGRI Flores Timur.
Beberapa waktu lalu di Sabtu yang cerah dan saya ditugaskan menjadi moderator dalam diskusi 4 guru berprestasi bersama partisipan pada kegiatan 'webinar' PGRI Flores Timur.
Di awal kegiatan ketika memperkenalkan diri, ada rasa gugup karena di hadapan saya adalah Bapak dan Ibu guru senior yang sudah mendulang banyak prestasi, sedangkan saya baru saja memulai debut sebagai guru penjas pada tahun ajaran 2021/2022. Tak lupa juga saya memberitahu kepada para pembicara dan partisipan bahwa batik pgri yang saya kenakan adalah batik yang baru dibeli, sungguh informasi yang penting.
Ibu Hj. Ai Tin menjadi pembicara pertama memberikan sok terapi dengan mengatakan bahwa guru harus keluar dari zona nyaman dan melakukan proses pembelajaran yang tidak biasa asal menarik bagi siswa dan target kurikulumnya tercapai.
Beliau yang telah menulis belasan buku terbitan kemdikbud ini menegaskan guru musti berani 'nakal' untuk selalu mencoba hal-hal baru. Ibu guru PKN mengaku sudah 'nakal' sejak dulu, bahkan sebelum saya lahir, dan belia pun dalam pembelajaran kerap melakukan hal yang tidak biasa seperti memimpin muridnya untuk berdemo di halaman sekolah untuk mengaktualisasikan pelajaran PKN.
Pembicara kedua Ibu Eva Juniati kembali menegaskan, menjadi guru jangan hanya menjadikan profesi itu seperti rutinitas biasa, menyiapkan perangkat administratif, berangkat ke sekolah lalu kembali ke rumah. Guru perlu kolaborasi, merancang media yang menarik untuk mencapai tujuan kerja dan tujuan kurikulum
Ibu Eva kemudian banyak berbagi tentang pengalamannya sebagai Guru Pengajar Praktik, yang selalu rutin menyiapkan media untuk mendukung kegiatan belajar mengajarnya. Ibu guru asal Bali yang terlihat sangat cantik dan glowing ini sangat memikat perhatian. Lah kok jadi bahas kecantikan?
Pembicara selanjutnya guru penjas dari Manokwari, Pak Safei, beliau mengaku kalau tadi pagi ia jogging agar tampil bugar pada kegiatan webinar Flores Timur.
Pak Safei Ricardo guru penjas yang bertugas di Manokwari, di awal pemaparanya memberikan tantangan dengan sebuah pertanyaan yang provokatif. Pilih yang mana, 'menjadi guru yang administratif atau menjadi guru yang kreatif?
Menurut beliau, guru harus kreatif. Sekolah akan sangat berwarna jika ada guru kreatif di sekolah tersebut dan sebagai guru harus memaksimalkan bakat apa saja yang ada padanya. Termasuk seperti bakat menggambar ataupun melawak.Â
Pak Safei sendiri sangat berbakat dalam menulis dan menggambar karikatur. Karena itu sebagai guru penjas ia banyak menggunakan bakat uniknya tersebut dalam menarik minat siswa untuk berolahraga. oi dan beliau pun bisa memasak rendang.