Mohon tunggu...
Antonius Kevin
Antonius Kevin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kapan Bakteri Akan Punah?

22 Agustus 2018   22:13 Diperbarui: 24 Agustus 2018   08:45 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dapat terjadi dalam kondisi yang begitu ekstrim dan mengancam kehidupan bakteri. Endospora bersifat impermeable, yang artinya sulit dan hampir tidak bisa ditembus oleh zat dari luar, yang membuat Archaebacteria lebih tahan terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Lalu, Eubacteria, sebagian besar sel pokariotik (bakteri) yang ada di bumi ini termasuk dalam kingdom Eucateria, dimana, organisme prokariotik uniseluler ini dapat kita jumpai dimana pun dan kapan pun (bersifat kosmopolit). 

Bakteri dapat dengan mudah kita temukan di berbagai tempat di bumi, karena seperti yang kita ketahui, bahwa sistem reproduksi yang dimiliki oleh bakteri begitu cepat dan sederhana, yaitu dengan pembelahan sel, 1 jadi 2 , 2 jadi 4, 4 jadi 8, dan seterusnya. Hal ini jelas membuat bakteri dapat dengan sangat mudah kita temukan.

Lalu mulailah masuk ke dalam pertahanan dari bakteri itu sendiri. Seperti teori di atas, bakteri hidup jauh lebih lama dan lebih dulu dari sel eukariotik lain. Hal ini membuat bakteri terus beradaptasi dan bisa terus hidup sampai sekarang. Ada beberapa alasan utama bakteri dapat hidup terus menerus dan hampir tidak ada kemungkinan yang membuat bakteri itu punah.

Pertama, alasan yang cukup kuat adalah berkaitan dengan sistem pertahanan dari bakteri yang begitu kuat, dan membuat bakteri dapat bertahan dan "survive" dari ancaman dan bahaya yang berasal dari alam dan lingkungan sekitarnya. Seperti yang kita ketahui setiap bakteri memiliki habitat dan tempat tinggal yang berbeda, dimana, hal itu membuat daya tahan dan sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap bakteri juga berbeda. Sistem pertahanan itu secara umum kita kenal dengan nama endospora, yang dapat terbentuk oleh sebagian bakteri gram positif dalam keadaan kekurangan nitrogen dan karbon,dimana sistem inilah yang dikenal dan sering disebut juga dengan nama "survival structure", yang membuat bakteri mengalami fase dorman atau istirahat saat ada ancaman yang datang. 

Endospora sendiri tersusun atas susunan dan lapisan Protein yang membuat endospora menjadi bersifat impermeable (sukar ditembus oleh zat). Selain protein, juga ditemukan zat kimia yang cukup unik yang berikatan dengan kalsium yaitu Asam dipikolinat yang berfungsi untuk mengikat air untuk endospora agar dapat tetap bertahan hidup, dan tentunya sebagai penyusun endospora, Kalsium Dipikolinat berfungsi juga untuk melindugi endospora dari zat luar. Berkaitan dengan protein, sebagai pelindung dalam sistem endospora, terdapat Small acid-soluble spore proteins(SASPs), yang merupakan susunan protein yang mampu melindungi DNA dari sinar atau radiasi UV , SASPs terbentuk dan keluar saat terjadi proses sporulasi yaitu suatu proses pembentukan endospora oleh bakteri.

Selanjutnya, berkaitan dengan reproduksi dari bakteri itu sendiri. Dimana, yang kita ketahui, bakteri mengalami reproduksi melalui aseksual dan seksual dalam jangka waktu yang singkat dan menghasilkan banyak organisme baru. Walau secara umum perkembangbiakan yang sering dilakukan adalah yang secara aseksual , yaitu pembelahan diri. Pembelahan diri terjadi dengan begitu cepat dimana dari 1 jadi 2, 2 jadi 4, 4 jadi 8, 8 jadi 16, dan seterusnya. Dimana di setiap pembelahan sel, maka materi genetik ikut terbagi ke setiap organisme baru yang terbentuk, yang artinya, ketika bakteri dengan endospora, melakukan pembelahan diri, dan materi genetiknya (sifat kebal) ikut terbagi, maka organisme baru yang terbentuk juga akan dapat membentuk endospora, dan mengalami sporulasi. Demikian juga dengan ketika bakteri mengalami reproduksi seksual, yang dilakukan melalui 3 cara, yaitu          :

  • Trasformasi , sel mengambil DNA yang melayang bebas di lingkungannya
  • Konjugasi, pertukaran materi genetik antar sel melalui jembatan konjugasi (pili seks)
  • Transduksi , pertukaran materi genetik melalui virus yang menyerang bakteri (fag)

Melalui kedua cara ini akan dihasilkan bakteri baru yang memiliki materi genetik yang mirip dengan induknya. Dengan begitu, tentunya sistem pertahanan juga ikut terbawa ke organisme berikutnya, yang artinya bakteri yang baru juga bisa membentuk endospora yang minimal sama kuat dengan induknya, bahkan, bila terjadi mutasi antara satu bakteri dengan bakteri yang lain, bukan tidak mungkin bahwa bisa terbentuk sistem pertahanan yang lebih kuat dibandingkan dengan induknya. 

Karena, pada dasarnya, sel prokariotik bisa bermutasi, bersimbiosis dengan prokariotik lain (contohnya, mitokondira dan kloroplas) menghasilkan sel eukariotik , yang tidak menutup kemungkinan bila sel prokariotik bermutasi dan bersimbiosis dengan sel prokariotik lain dapat membentuk endospora baru yang memiliki kandungan yang lebih impermeable dan lebih kuat dibandingkan dengan induknya. Itu manfaat reproduksi bila dilihat secara kualitas atau berkaitan dengan genetik dan keturunan.

 Bila dilihat dari sisi lain, yaitu secara kuantitas, kita ketahui bahwa reproduksi bakteri berlangsung dengan begitu cepat. Berdasarkan data dari Ubiome mengenai kecepatan reproduksi bakteri, penulis mencatat, "Bacteria are among the fastest reproducing organisms in the world." Yang artinya bakteri memiliki kecepatan bereproduksi tercepat di dunia, hal ini membuat nyata sebuah pribahasa yang berkata, "Mati 1 tumbuh 1000." Dengan kemampuan reproduksi bakteri ini, menjadikan bakteri semakin sulit untuk punah, sebab bakteri yang mati akan dengan cepat digantikan dengan bakteri lain hasil dari reproduksi baik seksual maupun aseksual (pembelahan diri).

Yang terakhir, berdasarkan data dari Kompas.com , Dinosaurus dinyatakan telah punah, kepunahan yang terjadi adalah akibat dari jatuhnya asteroid, dimana kita ketahui, bahwa Dinosaurus merupakan organisme eukariotik yang mengalami kepunahan dan fosilnya telah banyak ditemukan di seluruh bagian dunia. Namun, beda halnya dengan bakteri, yang hidup jauh di masa sebelum dinosaurus adapun, bakteri tetap bertahan dan ada sampai sekarang. Itulah salah satu contoh untuk membayangkan seberapa kuat bakteri sebenarnya. 

Secara biologis, sebenarnya hal ini dapat dijelaskan. Kita ketahui bahwa sel eukariotik jauh lebih rumit dibandingkan dari sel prokariotik, yang artinya sistem yang dimiliki juga lebih rumit, mudah mengalami kerusakan, dan butuh pengecekkan / pemeriksaan tingkat lanjut untuk memastikan semuanya bekerja dengan baik dan sesuai fungsi. Sedangkan  sel prokariotik yang lebih sederhana, akan lebih sederhana pula sistem yang dimilikinya, membuat sel prokariotik juga lebih sulit mengalami kerusakan pada bagian dan sistem-sistemnya. Hal ini semakn terbukti ketika kita lihat, bahwa sudah banyak hewan maupun tumbuhan (memiliki sel eukariotik) yang punah dan tak bisa bertahan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun