Mohon tunggu...
antonius guntur
antonius guntur Mohon Tunggu... Sebagai Staff Pengajar di Perusahaan Jasa Keuangan; Motivator; Penulis Lepas -

Kebahagiaan adalah memberi. Jika kita berpikir untuk memberi, maka kita akan dijadikan saluran berkat untuk sesama. Tetapi jika tidak pernah berpikir untuk memberi, maka selamanya kita tidak akan pernah merasa punya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lukisan Rindu Sepanjang Jalan

14 Juli 2015   11:59 Diperbarui: 14 Juli 2015   11:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kala tiba saatnya

Semua bergegas, gegas

Berebut jalan lekaslah segera

Untuk kembali menuju muasal

 

Jalanan selaksa bergoyang

Menahan laju jutaan mata

Lelah tubuh abai sudah

Untuk sampai pangkuan bunda

 

Pulang

Satu itu yang melekat di dada

Selebihnya rindu yang tak kuasa

Di sana semua akan berjumpa

 

Jalanan penuh lukisan rindu

Bagi jiwa yang lelah di tanah jauh

Menanti waktu hendak bertemu

Untuk kembali fitri seperti dulu

 

(Selamat Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir batin; Yogyakarta, 14 Juli 2015)

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun