Mohon tunggu...
Antonius Christiano Baylon
Antonius Christiano Baylon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius Jakarta

There is more to see than meets the eye.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Eskursi Kolese Kanisius: Merajut Asa Persatuan di Tengah Keberagaman

22 November 2024   20:32 Diperbarui: 22 November 2024   20:53 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan oleh Drs. H. Uum Syarif Usman selaku Modir Pesantren Al-Furqon membuka ekskursi agama 2024. (Sumber: Tim Dokumentasi Al-Furqon)

Realita yang Pahit

Dewasa ini, persatuan adalah suatu nilai yang sangat berharga dan sulit untuk dijaga. Dunia saat ini dihadapi dengan berbagai tantangan dan masalah. Dengan adanya tantangan dan masalah tersebut, melahirkan berbagai perbedaan. Perbedaan inilah yang dapat memicu perbedaan opini maupun pandangan terhadap suatu hal. Tak jarang pula, perbedaan ini justru malah memicu konflik dan perselisihan yang terus berkepanjangan. Salah satu isu yang menjadi permasalahan terletak pada pandangan mengenai agama.

Indonesia hadir sebagai negara dengan berbagai keragaman. Mulai dari suku, budaya, bahasa, ras, dan lain sebagainya. Secara resmi, Indonesia juga mengakui 6 agama, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Masing-masing agama memiliki ciri khas terhadap ajaran maupun nilai serta kebudayaannya, yang dilestarikan melalui umat beragama. Namun, apa jadinya bila terjadi konflik antar agama? 

Itulah realita yang masih sering terjadi di masyarakat Indonesia. Agama sering dijadikan sebagai alat untuk memicu perpecahan. Ada sekelompok orang yang menganggap agamanya yang paling benar dan merasa dirinya paling beriman. Adapun juga orang yang dengan sengaja ingin menjatuhkan orang lain dengan menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan agama. 

Meski sangat beragam, tetapi agama merupakan suatu hal yang sensitif untuk masuk ke dalam suatu topik pembahasan tertentu sehingga tidak banyak orang yang gemar membicarakan tentang hal ini. Padahal, jika kita melihat dari masing-masing agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, justru banyak sekali nilai dan kebudayaan yang bisa dipelajari dan dihargai sebagai unsur keragaman di Indonesia.

"Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu."

-Gus Dur

Aksi Nekat dan Berani untuk Menanamkan Pentingnya Nilai Toleransi

Kolese Kanisius sebagai salah satu sekolah Jesuit mengadakan sebuah kegiatan pada 30 Oktober sampai dengan 1 November 2024 lalu. Kegiatan itu adalah ekskursi agama di mana seluruh murid kelas XII diutus ke berbagai pondok pesantren di daerah Jabodetabek dan Jawa Barat. Sejak beberapa tahun lalu, ekskursi telah menjadi kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas XII di Kolese Kanisius. Dengan mengangkat tema pada tahun ini yaitu "Embrace, Share, and Celebrate Our Faith" kegiatan ini memiliki sebuah tujuan. Tujuannya adalah untuk menanamkan pentingnya nilai toleransi antar umat beragama serta untuk mempersiapkan dunia yang penuh dengan pluralisme dan berbagai keragaman.

Sambutan Hangat 

Salah satu pondok pesantren yang menjadi tempat untuk diselenggarakannya kegiatan ekskursi di tahun ini terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon yang terletak di daerah Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi tempat destinasi yang dituju, bagi 2 guru pendamping dan 26 siswa yang berangkat dari Kolese Kanisius, Jakarta sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 5 jam, kami pun akhirnya tiba di sana.

Sesampainya di sana, kami disambut hangat oleh para santri dan pengurus Pondok Pesantren Al-Furqon. Setelah makan siang, kami dikumpulkan di Gedung Serbaguna H. Andi. Di sana, kami diberikan sebuah pengantar dan sambutan dari pengurus Pondok Pesantren Al-Furqon, Drs. H. Uum Syarif Usman selaku Modir (setara dengan kepala sekolah). 

Sambutan oleh Drs. H. Uum Syarif Usman selaku Modir Pesantren Al-Furqon membuka ekskursi agama 2024. (Sumber: Tim Dokumentasi Al-Furqon)
Sambutan oleh Drs. H. Uum Syarif Usman selaku Modir Pesantren Al-Furqon membuka ekskursi agama 2024. (Sumber: Tim Dokumentasi Al-Furqon)

Salah satu pesan yang ingin disampaikan adalah berupaya untuk terbuka agar membangun dan membentuk sebuah relasi yang positif dengan para santri, guru, maupun pengurus pondok pesantren. Selain itu, ditekankan pula agar kami dapat mempelajari, mengikutimu, dan menjalani kebiasaan-kebiasaan yang ada di Pondok Pesantren Al-Furqon. Setelah diberi pengantar oleh perwakilan pengurus pondok pesantren dan guru pendamping, kami lantas melanjutkan aktivitas dengan mencoba berbaur dengan para santri melalui olahraga bersama. Selama beraktivitas dan berdialog bersama para santri, kami bertukar pikiran tentang kehidupan, mulai dari kebiasaan bersekolah hingga tentang kepercayaan. Tak butuh waktu lama bagi para santri dan siswa dari Kolese Kanisius untuk dapat membaur dan menciptakan suatu hubungan yang harmonis dan hangat.

Sesi dialog pengenalan profil Kolese Kanisius dan Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon. (Sumber: Imelda Susanti Lepa)
Sesi dialog pengenalan profil Kolese Kanisius dan Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon. (Sumber: Imelda Susanti Lepa)

Dialog demi Dialog untuk Merajut Asa Persatuan

Di luar melakukan aktivitas seperti olahraga bersama di Pondok Pesantren Al-Furqon, kami juga melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan berbagai dialog. Mulai dari hari pertama, di mana kami dikumpulkan untuk melakukan dialog perkenalan tentang profil sekolah SMA Kolese Kanisius dan Pondok Pesantren Al-Furqon. Di momen tersebut, kami tidak hanya bertukar pikiran melalui pernyataan maupun pertanyaan, tetapi juga bersamaan dengan para santriwati di sana. Sedikit demi sedikit, kami perlahan bisa memahami dan mengenal kebiasaan hidup tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Muhammadiyah. 

Selain mengenal profil dan kebiasaan para santri dan santriwati, kami juga beberapa kali bertukar pikiran tentang kepercayaan. Rasa antusias dan ingin tahu yang mengobarkan dialog kami dengan para santri dan santriwati di sana. Kami saling bertukar pikiran antara keyakinan Kristiani dengan Islam. Awalnya sempat muncul keraguan karena ini merupakan topik yang sensitif untuk dibawa ke dalam sebuah dialog. Tetapi, suasana yang cair dan hangat serta cara pembawaan yang ramah antar kedua belah pihak sangat mendukung berjalannya dialog kami. 

Olahraga bersama sebagai sarana untuk memperat tali persaudaraan antara Kanisian dan Santri Al-Furqon. (Sumber: Dexter Karjontoro)
Olahraga bersama sebagai sarana untuk memperat tali persaudaraan antara Kanisian dan Santri Al-Furqon. (Sumber: Dexter Karjontoro)

Tidak hanya berkumpul bersama untuk pertukaran informasi mengenai profil kedua instansi pendidikan, kami juga berkesempatan untuk berdialog di luar kegiatan formal. Sesederhana ketika melakukan makan bersama menjadi kesempatan untuk bisa mengenal lebih dalam pula suka duka menjalani pendidikan di pondok pesantren maupun bersekolah biasa. Dari dialog yang dijalani bersama-sama, kami turut sadar akan satu hal. 

Berjalan bersama ke Gunung Galunggung. (Sumber: Imelda Susanti Lepa)
Berjalan bersama ke Gunung Galunggung. (Sumber: Imelda Susanti Lepa)

Ternyata, setelah mempelajari banyak hal, kami pun sadar bahwa sejatinya tidak banyak perbedaan yang ada di antara kami. Justru yang menjadi anggapan kami bukanlah perbedaan, melainkan keberagaman. Keberagaman tentang kebiasaan hidup, latar belakang, maupun keyakinan yang justru semakin membuat kami ingin tahu dan mengenal lebih dengan sesama. Sedikitnya perbedaan dan lebih banyak keberagaman membawa pada satu pernyataan penting. Pernyataan itu adalah tentang menaruh penghargaan dan penghormatan tentang suatu keberagaman. Toleransi menjadi kunci utama dalam merawat pluralitas yang selama ratusan tahun telah dilakukan oleh para pendiri bangsa dan leluhur bangsa Indonesia. 

Membuka cakrawala dan Harapan baru 

Meski kegiatan ekskursi telah berakhir pada 1 November lalu, tetapi kenangan dan pengalaman serta nilai-nilai yang didapat telah membuka cakrawala yang lebih luas tentang sebuah keberagaman. Bahwa dari setiap dinamika yang di jalan bersama, seperti bermain bola, pergi ke pemandian kolam air panas di kaki Gunung Galunggung, hingga bercerita bersama hingga larut malam, membawa pada suatu harapan.

Pengalaman dan nilai yang didapat dari kegiatan ekskursi membuka cakrawala dan harapan baru. Kegiatan sejenis ini seharusnya bisa diterapkan di berbagai kesempatan, terutama dalam ranah pendidikan. Manfaat yang dirasakan memicu suatu rasa penghargaan yaitu toleransi antar umat beragama. Menanamkan sikap toleransi dan kebhinekaan harus ditanamkan sejak dini melalui berbagai cara, seperti mengadakan kegiatan ekskursi di sekolah. Hal ini bertujuan untuk menanamkan pentingnya menghargai keberagaman dalam merajut asa persatuan. 

Terakhir, perbedaan yang ada justru harus dianggap sebagai keberagaman, bukan untuk memecah belah bangsa tetapi untuk bersatu. Meski sulit, tetapi tidaklah mustahil untuk dilakukan. Buktinya, para pendiri bangsa dan leluhur telah berhasil menyatukan bangsa kita walaupun dengan ragam latar belakang. Tetapi, pondasi bangsa justru menjadi semakin kuat karena keberagaman tersebut. Kini tugas dan tanggungjawab para pendiri dan leluhur bangsa Indonesia telah dilimpahkan kepada generasi muda untuk merawat tajuk keberagaman dalam semangat toleransi. Bukan untuk satu atau dua kelompok, bukan untuk mendorong agenda atau kepentingan tertentu, tetapi  untuk merawat tajuk kerukunan dan persatuan untuk waktu yang berkelanjutan. Untuk bangsa dan negara yang lebih baik ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun