Mohon tunggu...
Antonius Bima Sugito
Antonius Bima Sugito Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya adalah pelajar dari Sekolah Dian Harapan Cikarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nasionalisme Pemuda, Dulu dan Sekarang

30 November 2023   18:30 Diperbarui: 30 November 2023   18:37 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukankah ketidakpuasan yang sudah lama ditekan itu ditekan agar bisa disangkal akhirnya akan berubah menjadi kemarahan, keputuasaan, dan kegilaan? Tidak bisakah kau melihat pemberontakan di ujung semuanya ini?"

-Edward Douwes Dekker

 

Saya sebagai seseorang pelajar dan juga pelajar-pelajar lain dapat menarik sebuah konklusi dari kehidupan sehari-hari kita bahwa jiwa nasionalis sudah mulai pudar dan banyak yang lebih memilih untuk menyendiri. Berkurangnya cinta untuk negara kita sendiri dan banyak juga yang berinisiatif untuk meninggalkan Indonesia.

Melainkan, Solidaritas yang dulu didirikan telah runtuh. Remaja sekarang berpencar, tidaklah lagi memiliki visi maupun misi yang sama lagi. Jiwa nasionalis yang jatuh digantikan oleh globalisasi. Ini terjadi tanpa sadar dan kondisi telah memburuk.

Nasionalisme pertama didirikan dari keinginan untuk Merdeka yang dirasai dari semua kaum, ras dan suku. Semua memiliki tujuan yang sama. Tidak ada "diri sendiri" maupun "kelompok". Semua bertujuan hanya kepada satu hal; kemerdekaan.

Yang dulunya bersifat daerah menjadi nasional, semua daerah telah Bersatu. Perasaan satu nasib bahwa kita semua menderita bersama menjadi dasar dari nasionalisme. Dari jumlahnya muncullah perkumpulan-perkumpulan nasionalis yang akhirnya menjadi sebuah organisasi, diantaranya adalah ; Budi Utomo, Syarikat Islam dan Muhammadiyah.

Masing-masing dengan tujuannya tersendiri tetapi tetap memiliki satu visi yang sama, kebebasan Indonesia dari penjajahan Belanda. Akan tetapi, mereka semua bersifat non-politis. Ini berubah pada saat munculnya Indische Partij, Gerakan Pemuda dan Gerakan Perempuan yang membuka gerbang untuk berorganisasi politis.

Indische Partij merupakan sebuah organisasi yang mengkiritk berat perilaku Belanda. Kritis tersebut membantu membakar jiwa nasionalis rakyat Indonesia pada masa itu dan sama juga dengan Gerakan Pemuda dan Gerakan Perempuan yang juga membakar jiwa nasionalis  Tetapi dengan keberadaan organisasi-organisasi baru yang muncul dan juga berdampak besar kepada Indonesia. Lebih banyak dari rakyat Indonesia terpanggil dan merasa terpanggil oleh organisasi-organisasi tersebut.

Gerakan Pemuda sebagai contohnya dapat mengumpulkan banyak dari para pemuda dari berbagai daerah Indonesia. Apapun dengan itu, Gerakan Pemuda juga dapat menarik perhatian pemuda dan menggabungkan para pemuda yang dimana jiwa mereka selalu berkobar untuk sebuah perubahan. Dan perubahan itu datang dari mereka. Pada Kongres pertama mereka pada tanggal 30 April -- 2 Mei 1926, mereka dapat mencapai beberapa titik dan persetujuan. Salah satu dari yang lainnya adalah bahwa cita-cita kemerdekaan adalah cita-cita semua pemuda Indonesia, dan untuk mengakui cita-cita kemerdekaan Indonesia. Lalu pada tahun 27 Oktober hingga 28 Oktober 1928, mereka mengadakan kongres kedua mereka. Dan Kongres ini termasuk salah satu kejadian yang terpenting dalam Sejarah Indonesia secara kesulurahan, Yaitu, penemuanya Sumpah Pemuda. Dimana sumpah ini akan menjadi sebuah kunci besar terhadap kemerdekaan Indonesia sebagai sebuah cerminan semangat Pemuda Indonesia untuk meraih kemerdekaan pada tanah air mereka dan kita, Indonesia.

Nasionalisme merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi Sejarah Indonesia. Bahkan kita pun dapat berkata bahwa Indonesia mungkin tidak akan pernah Merdeka jika bukan untuk jiwa Nasionalisme. Pada awalnya, nasionalisme belum ada pada rakyat Indonesia. Tetapi melalui persatuan sedikit demi sedikit jiwa Nasionalisme tumbuh dan ditanam pada generasi-generasi baru yang muncul. Setiap satu nyawa yang hilang, akan mengobarkan jiwa Nasionalis para pahlawan ini sehingga kemerdekaan dapat tercapai.

Nasionalisme tumbuh dari rasa persatuan. Dan rasa ini tumbuh dari perasaan yang sama, perasaan yang senasib. Nasionalisme adalah rasa ingin bebas dan rasa bangga sebagai anggota dari Indonesia. Perasaan itulah yang dirasakan pada semua yang telah berjuang untuk negara mereka sendiri. Loyalitas, Cinta, Antusiasme adalah hal-hal yang memperkokoh perasaan Nasionalisme. Tidak ada lagi yang kurang dari perasaan Nasionalisme. Untuk membuang pikiran egois untuk tujuan yang lebih besar dan luas. Sebuah tujuan yang abadi dan sebuah tujuan yang patut dihargai. Untuk negara dan untuk semuanya yang ada didalamnya, untuk semua rakyatnya yang telah menderita.

Nasionalisme tidak memiliki bentuk, ia adalah sebuah perasaan kolektif yang tumbuh pada semua orang. Ia adalah rakyatnya dan ia adalah semangatnya. Semua orang bahkan dapat memiliki definisi nasionalisme tersendiri, akan tetapi semua itu didasari oleh perasaan nasionalisme yang sama yaitu cinta untuk rakyat dan negara sendiri. Dengan sebuah perasaan yang kokoh dan penuh kebersamaan, semua hal akan dapat tercapai.

Tetapi, dengan semua hal yang sudah terjadi. Jiwa nasionalisme telah berkurang dengan berjalanya waktu sehingga sampai ke generasi kita. Dimana kita dapat menemukkan bahwa Nasionalisme telah dilupakan ataupun dilontarkan. Walaupun nasionalisme tetap diterima, tidak seluruhnya nasionalisme berada di semangat remaja sekarang. Apa yang sekarang kita perlukan adalah sebuah pertumbuhan untuk membangkitkan jiwa nasionalis yang berkurang selama berjalanya waktu.

Pertumbuhan nasionalisme yang sekarang telah berkurang harus dinyalakan Kembali untuk masa depan negara. Indonesia tidak akan dapat berdiri jika tidak ada yang mencintainya. Maka dengan itu, kita harus dapat mengimplementasikan pengajaran-pengajaran yang dapat membangkitkan Nasionalisme pada generasi depan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun