Mohon tunggu...
Antonius Ratu Gah
Antonius Ratu Gah Mohon Tunggu... -

Reporter Radio Asing, berdomisili di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ebiet G.Ade Suara untuk Hutan

4 Desember 2009   13:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:04 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“ Pucuk-pucuk pinus seperti beradu, bergesek berderak berjalin tangan

Ranting kering luruh adalah nyanyian, selaksa puisi bergayuh di dahan leburlah di sini.”

Demikian refrein lagu yang dibawakan Ebiet G Ade. “Lagu ini saya ciptakan untuk mengenang nikmatnya berjalan di hutan pinus sekitar20 atau 30 tahun lalu dalam pemahaman dan kenikmatan yangh mendalam tentunya,” ujarnya saat tampil Rabu malam (2/12) di Taman Menteng.

“Perlu cara-cara yang bersahaja untuk menyelamatkan, melestarikan, hutan, alam dan laut di negeri tercinta ini. Sikap akrab pada alam sekitar kita menentukan langkah ke depan menuju hutan lestari dengan komunitas yang ada di dalamnya,” tegas Ebiet.

Acara yang diadakan dalam rangka sewindu berdirinya HuMa Perkumpulan untuk Pembaruan Hukum Berbasis Masyarakat Ekologis sebuah lembaga nirlaba yang fokus pada isu pembaharuan hukum yang berkaitan dengan tanah dan sumber daya alam lainnya dengan berbasiskan pada pengakuan terhadap hukum masyarakat adat dan hak-haknya. itu dihadiri oleh Pejabat Kementrian Lingkungan Hidup, Anggota DPR RI, Praktisi hukum dibidang kehutanan dan para aktivis yang mendampingi masyarakat adat di beberapa wilayah di Indonesia.

Malam ini diharapkan mampu menjadi salah satu momentum menuju perubahan Undang-Undang kehutanan khususnya mengenai penguatan hak-hak masyarakat atas hutan. "Kami juga memberikan statement suara untuk hutan, yang memuat pesan bagi rekan-rekan yang mewakili Indonesia menuju Konperensi Perubahan Iklim di Copenhagen,” ujar Andiko dari Huma. Selain diisi oleh penampilan Ebiet G Ade, dalam acara tersebut juga ditampilkan tari Samanoleh SMU PKP Jakarta Islamic School dan Kelompok musik Sanggar Akar yang membawakan tembang-tembang khas soal alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun