Masalah Sampah Adalah Masalah Kesadaran
Persoalan sampah plastik yang mengitari sumber mata air Wae Sambi belum usai.Â
Meskipun sudah beberapa kali dilakukan upaya pembersihan secara masal namun belum tuntas. Tumpukan sampah plastik masih saja membeludak di sana.Â
Pandangan ini yang terus menggerkan hati dan pemikiran aktivis dan pegiat lingkungan perempuan yang berasal dari Labuan Bajo, Gabriela Uran untuk terus melakukan upaya pembersihan sampah di sumber mata air Wae Sambi.
Gabriela Uran yang menjabat sebagai ketua Komisi Justice, Peace and Integrity of Creatioan (JPIC) Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Wae Sambi -- Labuan Bajo sekaligus menjabat sebagai Direktris Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), Labuan Bajo.Â
Dua kali sudah ia berhasil mengajak berbagai elemen masyarakat yang ada dalam kota Labuan Bajo untuk bersama-sama melakukan upaya pemungutan sampah plastik di sekitar mata air tersebut.Â
Selain melakukan pemungutan sampah secara masal juga telah dilakukan perayaan ekaristi Kudus secara bersam-sama di dua sumber mata air yakni sumber mata air Wae Sambi dan sumber mata air Wae Tuak.
Upaya pungut sampah secara masal dan diadakan perayaan ekaristi kudus (misa) ekologis itu diharapkan dapat menjadi titik tolak untuk menyadarkan banyak orang tentang masalah sampah terlebih masalah sampah plastik.Â
Namun demikian kesadaran yang diharapkan tidak serta merta didapatkan. Kesadaran bersama masih jauh dari apa yang diharapkan. Â Seperti kata pepatah panggang jauh dari api.Â
Kehadiran banyak orang saat memungut sampah sebelumnya sampai dengan perayaan ekaristi ekologis itu tidak juga menyadarkan banyak orang yang mendiami kota Labuan Bajo bahwa masalah sampah adalah masalah bersama. Sebagai masalah bersama maka perosalan itu harus diatasi secara bersama-sama pula.
Bentuk kesadaran bersama dapat ditunjukan dengan inisiatif baik perorangan atau berkelompok melakukan upaya pemungutan sampah yang sudah membeludak di sekitar mata air tersebut.Â
Hal ini bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan, instansi pemerintah, atau organisasi kemasyarakatan atau keagamaan. Sayangnya upaya ini belum ditunjukan oleh pihak manapun selain yang digerakan oleh Komisi JPIC Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi, Labuan Bajo.Â
Selain kesadaran untuk datang bersama-sama memungut sampah plastik di sana juga dapat dilakukan upaya pencegahan masalah sampah secara bersama dengan cara tidak membuang sampah ke sambarangan tempat terlebih di daerah aliran suangai (DAS).Â
Selain tidak membuang sampah ke DAS juga tidak membuang sampah ke dalam got atau saluran air lainnya yang ada di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Hal ini sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh Agustinus Jik, anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat dari Fraksi PDIP. Ia menuturkan bahwa, persoalan sampah plastik di mata air Wae Sambi tidak bisah dilihat terpisah hanya pada masalah yang terletak di daerah seputaran mata air saja.Â
Untuk mengatasi masalah itu harus dilihat secara atuh mulai dari hulu hingga hilir. Sumber mata air ini letaknya berada persis di saluran air yang bersumber dari pemukiman warga yang berasal dari kampung Lancang dan Serenaru.Â
Jadi untuk memastikan kebersihan sampahnya maka harus dimulai dari sana. Menurut Agus Jik, "Pemerintah harus bisa melakukan pembenahan dan penggerukan pada badan dan bantaran kali yang mengaliri air yang melewati sumber mata air Wae Sambi." Jelasnya.Â
Selain upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah, warga masyarakat juga harus sadar sampah. Masyarakat kota Labuan Bajo secara umum diharapkan untuk tidak membuang sampah disembarang tempat.
Masalah sampah adalah masalah kesadaran. Semua orang harus sadar bahwa masalah kebersihan itu adalah bagian dari iman. Selain bagian dari iman kebersihan juga adalah upaya menjaga kesehatan. Masalah sampah dapat diatasi kalau bersama-sama sadar sampah.
Tergerak dari keadaan sampah yang masih membeludak di seputaran mata air Wae Sambi, Direktris Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), Labuan Bajo kembali menggerakan semua staff Yakines untuk terjun ambil bagian dalam upaya memungut sampah di seputaran mata air Wae Sambi.Â
Semua staff yayasan ikut ambil bagian pada Sabtu, 4 Juni 2022. Meskipun diguyur hujan namun tidak menyurutkan semangat Direktris dan staff yayasan untuk turun langsung ke mata air dan memungut sampah plastik yang ada di sana. Kegiatan ini akan dilakukan secara rutin pada setiap bulan usai melakukan rapat bulanan bersama seluruh staff.
Semoga masalah sampah ini segera disadari oleh semua kalangan masyarakat kota Labuan Bajo.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H