Mohon tunggu...
Antonius Babo Wea
Antonius Babo Wea Mohon Tunggu... Lainnya - Profil tersebut di atas adalah profil pribadi

Nama Lengkap: Antonius Babo Wea Nama Panggil : Anton status: Menikah pekerjaan; swasta

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ketika Pohon Membutuhkan Tangan Perempuan

9 Mei 2022   13:57 Diperbarui: 13 Mei 2022   15:11 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendamping Lapangan Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES), Labuan Bajo, Ronaldus Jehadun yang akrab di sapa Ronal, mengisahkan tentang keadaan mata air Sungai Motang yang berada di Desa Watu Umpu. Desa Watu Umpu adalah salah satu desa dari ke duabelas desa yang saat ini sedang didampingi oleh Yakines.

Sebagaimana desa-desa lain, Desa Watu Umpu juga didampingi dengan program utama yakni pemberdayaan kaum Perempuan melalui upaya pelestarian sumber daya alam dengan praktek pertanian organik dan konesrvasi sumber mata air.

Terkait pelaksanaan program konservasi sumber mata air di Desa Watu Umpu, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat ini, Pendamping Lapangan (PL), Ronaldus Jehadun mengisahkan bahwa upaya untuk konservasi mata air terus digalakan. Salah satu sumber mata air yang telah dijamah adalah sumber mata air Sungai Motang. 

Ronal mengisahkan bahwa sebelum sumber mata air Sungai Motang ini mendapat sentuhan tangan kaum perempuan dampingan Yakines hanya terdapat satu pohon Bancang yang berdiri tegak di sekitar mata air tersebut. 

Pada Sabtu, 19 Maret 2021 bersama kepala desa Watu Umpu, Lasarus Radun, SPd dan sejumlah staff desa Watu Umpu, kaum perempuan dampingan Yakines yang tergabung dalam kelompok Tunas Harapan yang berasal dari kampung Rehok melakukan penanaman sejumlah anakan kayu di sekitar mata air tersebut.

Sejumlah kaum perempuan yang langsung diketuai oleh Bernadete Jenina ini mendapat dukungan dari sejumlah kaum laki-laki yang tidak lain adalah para suami dari beberapa orang kaum perempuan tersebut. 

Suatu babak baru telah dimasuki oleh kaum perempuan dampingan Yakines ini. Setelah berulangkali disadari dalam berbagai kesempatan tentang pentingnya peran kaum perempuan dalam upaya pelestarian sumber daya mata air.

Babak baru ini adalah berupa kesadaran baru mereka untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon di sekitar sumber mata air.

Mereka sadar bahwa untuk menanam pohon tidak bisa hanya mengharpakan kaum pria atau para bapak. Kesadaran baru yang terlintas sekarang adalah kaum perempuan akan menjadi korban berlapis bila terjadi krisis atau kekurangan air.

Kaum perempuan adalah kelompok yang paling dekat dengan kebutuhan akan air. Sejak membukakan mata dipagi hari sampai sebelum memejamkan mata di malam hari kaum perempuan selalu berdekatan dengan kebutuhan akan air. Maka tepat bila kaum perempuan disebut sebagai korban berlapis bila terjadi krisis atau kekurangan air. 

Dengan kesadaran itu maka kaum perempuan dampingan Yakines Labuan Bajo itu secara serentak berhasil menanamkan setidaknya 100 pohon ara, 3 pohon langke (beringin) dan 1 pohon bambu. 

Pada Rabu, 20 April 2022 mereka kembali mendatangi sumber mata air Sungai Motang. Kedatangan kaum perempuan dampingan Yakines ini tidak lain adalah untuk melakukan kontrol atau dalam bahasa Manggarai disebut laat mata wae. 

Hasil yang tidak mengkianati proses. Semua jenis anakan kayu yang telah ditanam itu semuanya hidup. 

Di kesempatan laat mata wae tersebut, mereka kembali melakukan penanaman lagi sebanyak 20 anakan kayu Bancang. Mereka tetap berharap bahwa sejumlah anakan kayu yang telah mereka tanam itu akan tetap hidup. 

Kepala Desa Watu Umpu, Lasarus Radun, SPd mengungkapkan rasa bangganya dengan memberikan apresiasi dan hormatnya kepada kaum perempuan dampingan Yakines yang telah berinisiatif memberikan perhatian untuk memberikan perlindungan pada sumber daya air di desanya. Ia bangga dengan keberanian dan kesadaran baru yang terlahir dari kaum perempuan di desanya itu.

"Secara pribadi dan sebagai kepala desa saya merasa bangga dan patut memberikan apresiasi kepada kaum perempuan dampingan Yakines yang telah berinisiatif melakukan penanaman anakan kayu di sekitar mata air Sungai Motang." Ungkap Sang Kades.

Kebanggaan, apresiasi dan hormat patut diberikan kepada kaum perempuan itu karena mereka telah melakukan terobosan baru yang belum pernah ada dalam kehidupan budaya masyarakat Manggarai.

Di sana, di Manggarai pada umumnya upaya pelestarian sumber mata air biasanya hanya dilakukan oleh kaum pria atau para bapak dalam balutan ritual adat Barong Wae.

Kaum perempuan dampingan Yakines ini tanpa mengharapkan imbalan yang setimpal mereka ulurkan tangan atas sumber mata air yang teralir bukan untuk mereka sendiri tetapi untuk warga di desa dan kampung tetangga. Ini juga yang menjadi dasar mengapa kepala desa merasa bangga.

Menurut kepala Desa Watu Umpu, Lasarus Radun, sumber mata air Sungai Motang itu hanya dialiri untuk masyarakat desa tetangga yakni Desa Golo Ronggot dan satu Dusun yakni Dusun Konang, Desa Watu Umpu.  

Hal baru dan berbeda telah ditunjukan oleh kaum perempuan dampingan Yakines dari Desa Watu Umpu. Tanpa ritual dan tanda, mereka tergerak dan serentak memberikan tangannya untuk pohon.

Mereka sadar bahwa pohon-pohon sangat membutuhkan tangan-tangan mereka. Tangan-tangan kaum perempuan. Tangan-tangan yang telah lama tersembunyi oleh kebiasaan atau budaya masyarakatnya. 

Pohon-pohon kini membutuhkan tangan-tangan kaum perempuan. Tangan yang memberikan kehidupan. 

Tangan mereka telah menanam pohon maka tangan mereka juga telah mewariskan kehidupan yang baik bagi anak dan cucu nanti. 

Semoga tangan-tangan penuh teladan itu dapat dilihat dan ditiru oleh sekian banyak tangan kaum perempuan lainnya di mana saja terlebih di tanah Manggarai Barat.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun