Mohon tunggu...
ANTONIO VIKOLEDANG
ANTONIO VIKOLEDANG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Semuanya Akan Indah Pada Waktunya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Tiga Jenjang Sakramen Tahbisan dalam Ajaran Gereja Katolik

15 Mei 2023   14:35 Diperbarui: 15 Mei 2023   14:37 6268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo...para penikmat kompasiana terkasih. Mari, kita bersama-sama belajar mengenal tiga jenjang Sakramen Tahbisan dalam ajaran Gereja Katolik. Sebelum kita masuk dalam pembahasan ini, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu Sakramen Tahbisan? 

Menurut buku Katekismus Gereja Katolik (KGK), Sakramen Tahbisan adalah Sakramen, yang olehnya yang dipercayakan Kristus kepada para Rasul-rasul-Nya, dilanjutkan di dalam Gereja sampai akhir  zaman. Dengan demikian ia adalah Sakramen pelayanan apostolik. Ia mencangkup tiga tahap: Episkopat (Uskup), Presbiterat (Imam), Dan Diakonat (Diakon).  Dalam pembahasan ini, saya akan menjelaskan beberapa poin penting mengenai Sakramen Imamat atau juga di sebut Sakramen Tahbisan. Poin-poin itu terdiri dari:

  • Tiga jenjang Sakaremen Tahbisan
  • Siapa dapat memberi Sakramen Tahbisan?
  • Siapa dapat menerima Sakramen Tahbisan?
  • Buah-buah Sakramen Tahbisan

Tiga jenjang Sakramen Tahbisan

Dalam pelayanan Gereja yang ditetapkan oleh Allah dijalankan dalam berbagai pangkat yang sejak kuno disebut dengan Uskup, Imam, dan diakon. Inilah yang disebut juga dengan tingkatan-tingkatan Tahbisan. Maka dari itu, saya akan membahas mulai dari tingkat tahbisan yang lebih rendah yaitu Diakon.


  • Tahbisan Diakon - “untuk pelayanan”

Ilustrasi Tahbisan Diakon (Sumber: kompas.com)
Ilustrasi Tahbisan Diakon (Sumber: kompas.com)
Tahbisan daikon hanya Uskup meletakan tangan dan dengan demikian menyatakan bahwa diakon bergabung dengan Uskupnya terutama dalam tugas-tugas pelayanan cinta dan persaudaraan. Pada tingkat tahbisan terendah ini, diakon memiliki tugas sebagai: membantu Uskup dan imam dalam perayaan Ekaristi, membagi-bagikan komuni kudus, menjadi saksi gerejani bagi akad Perkawinan dan memberkati para mempelai, membacakan injil dan berkotbah, memimpin upacara pemakaman dan mengabdikan diri kepada berbagai bentuk pelayanan kariatatif. Sakramen Tahbisan ini juga  merupakan suatu tanda meterai yang tidak dapat dihilangkan dan membuat mereka serupa dengan Kristus yang telah menjadi “diakon” , artinya pelayan bagi semua orang.


  • Tahbisan imam - “rekan kerja Uskup”

Ilustrasi Tahbisan Imam oleh Bapa Suci (Sumber: priestly ordination in vatican - Bing image)
Ilustrasi Tahbisan Imam oleh Bapa Suci (Sumber: priestly ordination in vatican - Bing image)

Pada tingkat tahbisan yang kedua ini, para imam diposisikan sebagai  rekan kerja bagi tingkat para Uskup, sebagaimana mestinya melaksanakan misi kerasulan yang mereka terimah dari Uskup. Para imam dibebani pelbagai tugas di masing-masing jemaat setempat, mereka  dalam arti tertentu mengahdirkan Uskup. Kesatuan presbiterium (para imam dalam satu keuskupan) dinyatakan secara liturgis dalam kebiasaan  bahwa dalam ritus tahbisan, sesudah Uskup. 

Para imam juga meletakan tangan di atas mereka yang baru ditahbis.

Ilustrasi para imam meletakan tangan kepada mereka baru ditahbis (Sumber: priestly ordination in vatican - Bing image)
Ilustrasi para imam meletakan tangan kepada mereka baru ditahbis (Sumber: priestly ordination in vatican - Bing image)


  • Tahbisan Uskup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun