Mohon tunggu...
Antonio Marcell Janova
Antonio Marcell Janova Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjalin Toleransi dalam Keberagaman

19 November 2024   21:47 Diperbarui: 20 November 2024   00:22 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Indonesia adalah negeri yang kaya akan keberagaman, baik dari suku, ras, agama, maupun budaya. Di negeri penuh keberagaman ini , toleransi menjadi tantangan tersendiri. Toleransi merupakan kunci untuk menciptakan perdamaian dan keharmonisan di tengah perbedaan. 

Seperti yang dikatakan Nelson Mandela, "Without tolerance, there can be no peace, and without peace, there can be no future." Tanpa toleransi, konflik akan mudah terjadi, mengancam keutuhan bangsa.

Toleransi dapat dikembangkan lewat berbagai hal, salah satunya adalah dengan mau turun langsung dan hidup di lingkungan dengan orang-orang yang berbeda. Kolese Kanisius, institusi pendidikan yang mayoritas siswanya beragama Katolik atau Kristen memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengembangkan toleransi lewat kegiatan yang disebut ekskursi. 

Ekskursi merupakan kegiatan di mana siswa kelas 12 Kolese Kanisius melakukan live-in di pondok pesantren sekitar Jakarta. Siswa mendapat kesempatan untuk live-in selama 3 hari 2 malam di Pondok Pesantren Al Marjan di Lebak, Banten, dan pengalaman ini membuka pikirannya.

           Ekskursi tersebut dimulai dengan perjalanan menuju Ponpes Al Marjan menggunakan bus dari sekolah. Pukul 13.00, para siswa tiba di sana, dan perbedaan langsung terlihat dan terasa. Ketika mereka sampai, para santri dan santriwati baru saja selesai sholat dzuhur dan kembali ke kelas. 

Perwakilan santri dari ponpes mendatangi mereka dan memandu untuk menunggu sebentar di pendopo. Walaupun terdapat perbedaan antara para siswa dan para santri, santri-santri di sana menunjukkan toleransi lewat kehangatan dan penerimaan yang mereka berikan. Setelah itu, rombongan siswa disambut dengan kata sambutan dari kyai, diikuti dengan makan bersama.

            Makan bersama di ponpes ini berbeda dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Kegiatan makan dilakukan dengan membagi para santri dan siswa Kanisius menjadi beberapa kelompok berisi lima orang. Setiap kelompok diberikan nampan besar berisi nasi, sayur, dan tempe. 

Para siswa dan santri makan menggunakan tangan dan berbagi satu sama lain. Pengalaman makan bersama ini sangat berbeda dari kebiasaan siswa-siswa Kanisius, sehingga menjadi sesuatu yang mengejutkan. Namun, melalui pengalaman ini, persaudaraan mulai tercipta dengan para santri lainnya. Setelah makan, mereka diberi waktu untuk beristirahat.

            Waktu istirahat dimanfaatkan oleh siswa untuk berkeliling Pondok Pesantren Al Marjan, sebuah kompleks yang memadukan kesederhanaan dengan aktivitas yang dinamis. Pondok ini memiliki empat bangunan utama yang menarik perhatian. Masjidnya, yang menjadi pusat kompleks, masih dalam tahap pembangunan. Dari luar, tampak dinding yang belum sepenuhnya selesai dan bagian fasad yang masih dipenuhi perancah. 

Namun, di dalamnya, interior masjid sudah terlihat indah dan rapi, dengan lantai karpet bercorak indah dan mimbar yang telah tertata. Dua bangunan sekolah yang berdampingan terlihat kokoh dengan dinding bercat putih dan jendela besar. 

Di sisi lain, asrama santri berdiri sederhana, dilengkapi balkon kecil yang sering digunakan para santri untuk beristirahat atau belajar. Lingkungan pondok ini dihiasi pepohonan rindang dan taman kecil yang menciptakan suasana sejuk, meskipun aktivitas pembangunan masjid masih berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun