Mohon tunggu...
Antonia Anindyanari P. N.
Antonia Anindyanari P. N. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

Ninda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peluang Ikan Pari dalam Meningkatkan Nilai Ekonomi Masyarakat di Pulau Jawa & Upaya Potensi Lestari

12 Juni 2023   13:58 Diperbarui: 12 Juni 2023   14:06 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut Indonesia dan Potensi Sumber Dayanya: Ikan Pari

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan sumber daya laut terbesar terutama postensi perikanan laut dari segi jumlah dan keanekaragaman jenisnya, yaitu dengan luas wilayah laut sekitar 5,8 juta km2 dan panjang garis pantai 81.000 km (Susanto & Fahmi, 2012; Budiharsono, 2001). 

Ikan Pari sebagai komoditas perairan Indonesia dikategorikan dalam kelompok ikan bertulang rawan kelas Chondrichthyes dan merupakan ikan demersal (Nelson, 1994). Ikan Pari memiliki kandungan gizi yang tinggi dan merupakan salah satu bahan pangan yang perlu dijaga dan dilestarikan untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat sehingga perlu dilakukan pengelolaan yang baik (Biring, 2011). 

Pemanfaaatan Ikan Pari sebagai produk olahan ikan asap digemari oleh masyarakat lokal dengan memanfaatkan dagingnya melalui produk olahan berupa daging ikan asar dan ikan garam (asin), dendeng, kuah kuning, rebus, dan goreng (Tebaiy et al., 2022). 

Pemanfaatan kulit Ikan Pari juga dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan kerajinan fashion seperti dompet, tas, ikat pinggang, dan aksesoris lainnya yang secara tidak langsung menyebabkan intensitas penangkapan Ikan Pari meningkat pada beberapa tahun terakhir. 

Ikan Pari memiliki kulit yang sangat keras. Lapisan kulit terluar menyerupai bitnik-bintik kristal yang berfungsi untuk melindungi tubuhnya. Inilah yang membuat tekstur ikan pari dianggap eksotik. Akan tetapi, karena teknik pengerjaannya berbeda dengan kulit sapi secara umum, belum banyak pengrajin yang mampu memanfaatkan dan mengolah kulit Ikan Pari menjadi produk yang berkualitas.

Proses Pengolahan Kulit Ikan Pari dan Benefitnya

Proses pengolahan kulit Ikan Pari diawali dengan memisahkan kulit dari daging kemudian kulit harus diawetkan dengan penggaraman. Proses penggaraman ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan dalam tahap penggaraman, kulit Ikan Pari akan mengalami proses penyamakan. Setelah semua proses penggaraman selesai, kulit setengah jadi bisa diwarnai dengan zat warna khusus yang dapat menyerap pada sisik padatnya. Proses berikutnya adalah pembuatan menjadi barang kerajinan. 

Dalam tahap ini, kesulitan yang dihadapi adalah penjahitan karena sisik ikan yang sangat tebal dan keras. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh hasil olahan kerajinan adalah kurang lebih satu setengah bulan. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, potensi pasar dari hasil kerajinan dari kulit Ikan Pari ini masih sangat besar. Bahkan, para pengrajin kulit Ikan Pari sudah mulai bergabung dalam pasar Internasional dengan mengekspor hasil karya kerajinannya ke pasar Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Berdasarkan potret tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ikan Pari sebagai potensi Sumber Daya Laut mampu meningkatkan nilai ekonomis masyarakat dengan variasi harga kerajinan yang di tawarkan mulai dari Rp 300.000,00 hingga Rp 2.000.000,00 (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2016).

Ancaman Ikan Pari Sebagai Potensi Sumber Daya Laut di Pulau Jawa

Daging, sirip, dan kulit Ikan Pari yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan serta bahan kerajinan membuat permintaan pasar akan komoditas Ikan Pari terus meningkat sehingga Ikan Pari dijadikan sebagai target atau buruan utama bagi para nelayan dengan jaminan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Akibat dari pemanfaatan yang begitu besar dapat menyebabkan terjadi penangkapan berlebih (overfishing) yang berujung pada menurunnya stok Ikan Pari di laut. Potensi ikan demersal di Laut Jawa sebesar 431.000 ton per tahun dengan tingkat eksploitasi 56% (Triarso, 2004 dalam Mahdiana et al., 2022). Hasil tangkapan Ikan Pari di Jawa Barat pada tahun 2006 kurang lebih sebesar 7.249,70-ton dengan persentase 16,13% dari total komoditas hasil tangkapan laut (Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat, 2006a).

Upaya Potensi Lestari

Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan ancaman menurunnya populasi Ikan Pari, maka dilakukan upaya potensi lestari. Potensi lestari merupakan konsep upaya pengelolaan sumber daya ikan secara bertanggungjawab dengan mempertahankan kelestarian sumber daya (Budiman, 2006). Menurut Mardjudo (2011) dalam Mahdiana et al. (2022), hasil tangkapan Ikan Pari yang masih tergolong muda dan jika berlebihan akan menyebabkan terputusnya siklus hidup ikan sehingga akan membahayakan kelestarian dan keseimbangan populasinya. Banyaknya jumlah ikan tertangkap yang belum dewasa atau masih muda tersebut dapat merusak kelestarian sumber daya ditambah lagi dengan kemampuan reproduksinya yang cenderung lebih lambat. 

Oleh karena itu, pengetahuan terhadap teknologi penangkapan ikan untuk melindungi sumber daya Ikan Pari yang masih muda dan ikut tertangkap pada saat operasi penangkapan perlu dijadikan perhatian khusus dalam mempertahakan populasinya dan mencapai tujuan utama mewujudkan potensi secara lestari. 

Dalam pengambilan sumber daya Ikan Pari di laut haruslah mempertimbangkan sifat-sifat ekologis ikan tersebut baik dari segi perilaku maupun kematangan gonad (daya reproduksi) untuk mencapai kondisi optimal. Ikan Pari bukanlah spesies yang telah siap pakai untuk mencapai nilai tambah, oleh karena itu jangan sampai pemanfaatan potensi Ikan Pari ini menjadikan kita sebagai manusia yang mengeksploitasi atau memanfaatkan Ikan Pari secara tidak bijaksana.

Sumber Referensi

Susanto, E. dan A.S Fahmi. 2012. Senyawa Fungsional dari Ikan : Aplikasinya dalam Pangan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1 (4) : 95 -- 102.

Budiharsono, S. 2001 Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Nelson JS. 1994. Fishes of The World Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Biring, Desriani. 2011. Hubungan Bobot Dan Faktor Kondisi Ikan Pari (Dahsyatis kuhlii, Muller & Henle, 1841) Yang Didaratkan Di Tempat Pelelangan Ikan Patoere Makassar Sulawesi Selatan. SKRIPSI. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tebaiy, S., Manan, J., Suruan, S., Ainusi, J., Ananta, A., Akbar, F., dan Yuneni, R.R. (2022). Traditional Utilization of Shark and Ray Resources by Coastal Community of West Papua. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan. (2016). Kulit Ikan Pari dari Limbah Menjadi Berkah. https://dislautkan.jogjaprov.go.id/informasi/kulit-ikan-pari-dari-limbah-menjadi-berkah.

Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat. 2006a. Buku Tahunan Statistik Perikanan Tangkap Jawa Barat 2006. Pemprov Jawa Barat, Dinas Perikanan. Bandung.

Budiman. 2006. Analisis Sebaran Ikan Demersal sebagai Basis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di Kabupaten Kendal. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.114 hal.

Mahdiana, A., Sulistyo, I., dan Junaidi, T. (2022). Potensi Lestari dan Beberapa Aspek Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp.) sebagai Tinjauan Status Perikanan Tangkap di Laut Jawa. Jurnal Maiyah -- Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol 1 (1) 2022, 58-65.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun