Mohon tunggu...
Anton Herujiyanto
Anton Herujiyanto Mohon Tunggu... Dosen - hobi menulis dan membaca

senior BBC-M correspondent, dosen, inisiator Katresnanism theory

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Selesai, Jangan Khawatir?

25 April 2019   07:27 Diperbarui: 25 April 2019   07:37 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu dikejar pertanyaan itu sebuah keberuntungan.  Ini bukan hal politik tapi benak. 

Yang berikut,  paling tidak ada enam pertanyaan alami sejati pasca pencoblosan 17 April ditanah ini.

Pertama,  mengapa tidak harus menduga kira tentang cara berpikir Prabowo [bukan Jokowi yang jelas banyu sinaring atau crystal clear]? 

Kedua, mengapa harus menghindar menginterpretasikannya secara intelektual? 

Ketiga, apa salahnya tidak perlu mencari penjelasan dari orang lain? 

Ke-empat, tidak bolehkah berusaha menggunakan teknik lain untuk menduga dibalik benaknya? 

Kelima dan keenam, masing-masing meretorik-kan  berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menduga tersebut serta seberapa mampu kita melakukannya?

Adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai Yuan-hsien (1618-1697) yang bersepahaman bersiteguh pentingnya untuk tidak menghidupi tong kosong berbunyi nyaring. 

Dengan kata lain, sudah semestinya menegakkan kehening-tenangan bertindak yang tak kenal batas waktu.  

Langkah terkenal yang ditindaki itu mengisi benak dengan cara mengosongkannya sehingga tiada dugaan tentang sang tokoh dan tiada sang tokoh dalam benak. 

Terciptalah kemudian dalam mengoperasikan enerji penuh ada ketiadaan dalam keheningan benak.

Mari, kita jenguk kemudian hasil apa saja yang bisa kita petik dalam dunia seperti itu.

Jangan kawatir karena memang belum selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun