Mohon tunggu...
Anton Gustiawan
Anton Gustiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca. Menulis. Berteater

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tujuan SMK dan Bagaimana SMK Menyiapkan Lulusan Siap Kerja?

8 Februari 2023   19:14 Diperbarui: 8 Februari 2023   19:25 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TUJUAN SMK DAN BAGAIMANA SMK MENYIAPKAN LULUSAN SIAP KERJA?
Oleh Anton Gustiawan

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempelajari pelatihan secara spesifik yang dapat digunakan dalam dunia kerja (Pavlova, 2009: 7). Spesifik dalam artian bahwa pendidikan kejuruan mempelajari kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja secara terperinci dan lebih detail. Dapat dikatakan bahwa pendidikan umum mempelajari secara umum, tetapi pendidikan kejuruan lebih khusus.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan siap pula melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diartikan pendidikan kejuruan adalah sebuah kegiatan proses belajar mengajar yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja secara profesional bidang tertentu. Maksudnya adalah setiap peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada bidang kejuruan dapat langsung terjun ke dunia kerja tanpa diragukan lagi kemampuannya. Sebab, peserta didik yang telah lulus melalui jenjang pendidikan kejuruan sudah mempunyai bekal dan pengalaman pada bidang tertentu. Selain itu, nantinya setelah selesai dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai bidang keahliannya.

Di Indonesia, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan kejuruan. Berdasarkan konstitusi, penyelenggara SMK mempunyai peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Hal itu sejalan dengan kebutuhan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang berkembang di masyarakat (Kuswana, 2013:199).

Dari beberapa pengetahuan yang memang harus ada dalam pendidikan kejuruan, antara lain bahwa pendidikan kejuruan dilihat dari kurikulum harus relevan dengan dunia kerja, perlu ada hubungan yang jelas dalam konteks pedagogi dan perlu kejelasan dalam aplikasi pendidikan kejuruan yang dipelajari di sekolah dengan dunia kerja. Dengan demikian, pendidikan kejuruan memang selalu mengaitkan antara pendidikan akademik di sekolah dengan dunia kerja.

Lulusan SMK dipersiapkan untuk memberi kesempatan pada diri peserta didik untuk mengembangkan dan melakukan berbagai aktivitas yang dapat memberi kontribusi terhadap kecakapan hidup di lingkungan masyarakat.

Sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah, secara umum SMK bertujuan untuk:
menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak;
meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik;
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab;
menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; dan
menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan, dan seni.

Secara khusus, SMK bertujuan:
menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati;
membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinnya;
membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; serta
membekali peserta didik agar mampu berusaha mandiri di masyarakat.

Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan pendidikan kejuruan agar lulusannya terserap lapangan usaha dan lapangan kerja, yaitu masalah kesesuaian jumlah (proporsi) lulusan setiap program keahlian dengan kebutuhan dunia kerja. Keberadaan pendidikan kejuruan seharusnya didasarkan pada analisis kebutuhan tenaga kerja.


Seharusnya jika menghitung rasio lulusan dan kebutuhan dunia kerja harus sesuai. Jadi tidak ada salah satu jurusan yang terlalu menumpuk pada salah satu program studi padahal kebutuhannya hanya sedikit. Selain itu kompetensi yang di kembangkan harus juga relevan dengan yang ada di industri. Artinya antara kepentingan dunia industri dan kepentingan dunia pendidikan selalu beriringan.

Anton Gustiawan lahir di Tasikmalaya 28 Agustus 1992. Hobi membaca dan menulis. Beberapa tulisan fiksi dan artikel di publikasikan di media daring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun